***
Matanya terpejam, mulutnya komat-kamit. Sesekali buku tulis yang dipegangnya ia benturkan ke kepala. Alisnya bergerak naik turun, tangan kirinya memukul-mukul meja.
"Mampus mampus. Mana kaga apal-apal gue. Anjim"
Henry yang duduk disebelahnya hanya menggeleng. Ia memfokuskan kembali membaca ayat Al Qur'an di aplikasi ponselnya.
"Ampuni hamba Ya Allah. Hamba kan kemaren udah berbuat baik. Tolong hamba kali ini ya Allah"
Yumna meletakkan buku tulisnya di meja dengan kencang. Ia mulai membuat gerakan menyiduk tulisan yang ada di buku lalu mengusapnya ke atas kepala, berharap materi yang tertulis di buku mampu diserap kepalanya hingga dia bisa menghafal tugas hari ini. Ia melakukan gerakan itu berulang-ulang, membuat siapapun yang melihat jadi ingin tertawa karena aksi konyolnya.
Henry meletakkan ponsel diatas meja. Lalu menepuk bahu sahabatnya pelan
"Mau dibantu hafalinnya?"
Yumna menoleh, kemudian mengangguk dengan memasang wajah memelas. "Hmm... Bantuin gue plis.. Gue harus cepet hafal sebelum Mam Susi dateng buat ambil nilai nyanyi" Yumna memasang wajah memelasnya. Henry yang gemas mengacak rambut Yumna.
"Yaudah, mau hafalin surah apa?"
"Yang pendek pokoknya"
Henry menggeleng "Bu Peni bilang engga boleh surah-surah pendek loh Na"
Yumna mengacak rambutnya frustasi. Ini salahnya. Ia lupa kalau hari ini ada pengambilan nilai untuk PAI yaitu hafalan minimal tiga surah di Al Qur'an karena terlalu sibuk dengan agenda padatnya kemarin. Makanya, pagi ini ia persis seperti orang yang kesurupan.
Dan parahnya, ia belum bisa menghafal satu pun ayat, sama sekali belum hafal! Padahal, ia harus menyetorkan hafalan setelah pengambilan nilai Bahasa Inggris pagi ini
"Tenang Yumna... Tenang..." Henry berusaha menenangkan Yumna yang terus bergerak gelisah di tempatnya.
"Gimana gue mau tenang Saepul, gue belom hafal sama sekali loh. Lu pan tau, gue kalo hafalan gini butuh waktu seminggu lebih" keluh Yumna lagi.
BRAK
Pintu kelas terbuka lebar. Muncullah Mam Susi dengan membawa map ditangannya "Good morning all" sapanya.
"Morning Mam!!!" sahut anak-anak kompak.
"Sudah siap pengambilan nilai hari ini ya?"
"Siap Maaaamm"
"Baguus, kalian harus semangat ya. Kalau tidak salah, hari ini adalah hari terakhir kelas 12 untuk pengambilan nilai. Karena besoknya kita akan mulai fokus membahas soal-soal untuk ujian"
Helaan nafas terdengar keras begitu Mam Susi menyelesaikan perkataannya. Mendengar helaan nafas anak muridnya, Mam Susi tersenyum "Yang sabar ya, hayoo sedikit lagi perjuangan kalian loh. Beberapa bulan lagi kalian akan lulus sekolah SMA. Belum lagi nanti dibangku kuliah. Jadi harus semangat. Oke!!!"
"Iyaaaaa" jawab anak-anak lesu.
Tek Tek Tek
Mam Susi memukul papan tulis menggunakan spidol "Hayo, mulai dari absen pertama, maju. Siapkan speaker sama instrumennya"
KAMU SEDANG MEMBACA
MENDADAK KAWIN ( SLOW UPDATE)
RomanceYumna Putri Larasati baru berusia 17 tahun saat diminta sang ibu untuk menikahi pria dewasa bernama Damar Restu Abhiyasa, seorang pria dewasa berusia 28 tahun. Perbedaan usia yang cukup jauh mampu membuat Yumna menolak mentah - mentah ide gila ters...