"Tidak boleh mengumpat...."
-Yumna-***
Waktu baru menunjukkan pukul delapan pagi, tapi entah ada angin apa, Yumna sudah terbangun dan tengah duduk bersandar di kepala tempat tidur saat ini.
Sejak bangun tidur sampai saat ini, yang ia lakukan hanyalah terus mengelus perut ratanya lembut sambil sesekali bergumam "stay safe baby" dengan lembut.
Namun, hatinya masih bertanya-tanya
Benarkah ia hamil?
Benarkah ada sesuatu yang hidup di rahimnya saat ini?
Batin dan pikirannya terus bekerja keras. Benarkah dia hamil? Hamil yang itu?? Hamil yang ada makhluk hidup di perutnya?
Dokter tidak salah diagnosis kan? Mungkin saja yang terlihat sebenarnya adalah cacing yang hidup di perutnya.
Namun, melihat kertas USG yang tergeletak disampingnya jelas menunjukkan kalau ia sudah hamil, usia 8 week. Hal itu menunjukkan kalau ia benar-benar hamil. Iya bener-bener calon ibu. Waw. Emejing sekali rasanya.Pikirannya menerawang pada kegiatannya di hari kemarin. Ia ingat betul, hari dimana ia molompat dari mobil, berlari dari semburan gas air mata, terjatuh saat terdorong orang, dan paling parah ia melompat-lompat kegirangan saat menyanyikan lagu buruh tani.
Meringis... Lagi-lagi ia meringis untuk kesekian kali.
Ia mengelus perutnya lagi sambil membatin "Maafin emak ya nak" batinnya penuh rasa bersalah.
Hei, sebenarnya sih dia gak salah-salah amat ya kan. Toh, dia kan engga tahu kalau sedang hamil. Selama telat haid dua bulan ini, ia hanya mengira kalau sindrom nya kambuh, ternyata eh ternyata, malah ada janin kecil yang tumbuh di rahimnya. Kalau ia tahu lebih awal, mana mau dia ikut demo. Mana mau dia nerima ajakan si Monas buat makan ayam geprek, mi ayam bakso, minum boba. Jadi, sekali lagi ini bukan salahnya ya temen-temen semua.
Tapi, semalam mamanya bilang, kalau beliau sudah curiga kalau ia memang sudah hamil. Kata mamanya, sang papa pernah bermimpi menangkap burung merpati, bulunya putih, bersih, bagus sekali. Oleh sang papa dimasukkan ke dalam sangkar emas dan burung itu pun berbunyi riang. Yumna sih setengah enggak percaya, tapi mitos itu sudah sering terjadi di keluarganya. Berawal dari kehamilan Kak Nindi, sampai moment kehamilan dirinya.
Tapi, terlepas dari itu semua, ia merasa bahagia. Sungguh.. Bahagiaaaa sekali.
Bahagianya tuh melebihi saat dia dapat peringkat lima besar waktu sekolah.
Bahagianya melebihi saat dia dapat hadiah monyet putih di hari ulang tahunnya yang ke sepuluh.
Hatinya meluap-luap dipenuhi euforia. Begitupun dengan keluarga dan suaminya. Bahkan, sepulang dari rumah sakit, suaminya terus menciumi wajahnya sambil mengelus perutnya sesekali. Ucapan terima kasih terus terdengar, sampai ia sendiri jadi terlelap.
Ceklek
Pintu kamar terbuka. Muncullah Damar dengan membawa nampan berisi segelas coklat susu ibu hamil dan semangkuk bubur.
Ya, sama seperti dirinya yang memilih untuk meliburkan diri, suaminya pun demikian. Bahkan papa nya pun demikian. Semuanya sengaja meliburkan diri hari ini, sebagai rasa bahagia akan kehadiran janin kecil dalam rahimnya. Ugh banget..
"Sayang... Waktunya minum susu" ucap Damar riang. Pria itu meletakkan nampan makanan di meja kecil samping ranjang, lalu mengambilkan segelas susu untuk diminum istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENDADAK KAWIN ( SLOW UPDATE)
RomantiekYumna Putri Larasati baru berusia 17 tahun saat diminta sang ibu untuk menikahi pria dewasa bernama Damar Restu Abhiyasa, seorang pria dewasa berusia 28 tahun. Perbedaan usia yang cukup jauh mampu membuat Yumna menolak mentah - mentah ide gila ters...