"SKAK MAT"
-Yumna-
***
Yumna menghela nafas lelah. Ia menumpukan kepalanya di meja kantin. Hal itu juga diikuti oleh Raka dan Joko. Sedangkan Henry, memilih mendongak, menyandarkan kepalanya di sandaran bangku kantin.
Tak terasa, ujian nasional kini sudah selesai. Mereka baru saja keluar dari ruangan ujian pasca mengerjakan soal-soal yang hamdalah susahnya
"Kalo gue Patrick, pasti kepala gue udah ngebul ini" keluh Joko
"Hmmm" Raka dan Yumna bergumam, menimpali keluhan sahabatnya
"Rencana kalian sepulang dari sini apa?" tanya Henry
Yumna mengangkat kepalanya. Ia menatap Henry malas "Tidur" jawabnya singkat
Joko dan Raka juga mengangkat kepala dari atas meja
"Setuju. Gue juga mau pulang ke rumah. Adek-adek gue pasti pada rindu sama abangnya yang keren ini" kelakar Joko
Yumna mendengus "Bukannya adek-adek lo malah bersyukur lu kaga balik? Jatah jajan mereka jadi lebih banyak soalnya"
"Asyem"
Henry, Yumna dan Raka terkekeh. Mereka pun meminum es teh yang sudah dibelikan Henry sebelumnya
"Dah yuk balik, udah beres semua kan?"ajak Henry
Yumna menatap sekeliling lalu mengangguk "Yuk, lebih enak di rumah juga. Gue mau temu kangen sama kasur"
Keempatnya pun berdiri, bersiap untuk pulang. Namun, baru setengah jalan, mereka dihentikan oleh sosok pria yang beberapa hari ini kerap mengganggu mereka
"Eh anak-anak sudah mau pulang?" tanya pria itu ramah
Yumna memutar bola matanya. Raka berdecih, Joko melipat tangan ke dada, menunjukkan gestur sangar
Hanya Henry yang mampu berpura-pura menjadi anak baik "Eh iya pak, kita mau pulang" jawabnya pura-pura ceria, padahal dalam hati dia dongkol sekali
Ya, Yumna sudah bercerita kepada mereka tentang siapa itu sosok pria yang ada di depan mereka kini. Pak Imam, guru dari sekolah lain yang terus saja mengganggunya
Bukan saja saat hari pertama ujian, tapi hari-hari berikutnya pun pria ini terus saja berusaha mendekati Yumna. Hal itu membuat ketiga sahabatnya panas bukan main
Ketiganya merasa jengah karena ia merasa tidak sepantasnya seorang guru memiliki ketertarikan dengan sahabatnya. Bagaimanapun, ia sangat tahu kalau Yumna merasa tak nyaman
"Emm Yumna, bisa kita bicara sebentar?" pintanya dengan senyum terkembang di wajahnya
Yumna mendengus. Ia pun melipat tangan di dada. Kaki kanannya mengetuk lantai. Ia menatap pria didepannya jengah "Pak, saya kan sudah bilang dari kemarin, saya engga mau bicara berdua sama bapak, saya engga mau diantar pulang sama bapak, saya engga mau ngasih nomor telepon ke bapak. Bapak kenapa ngeyel banget sih jadi orang?" ucapnya agak keras
Hal itu membuat beberapa orang yang sedang melintas menoleh ke arah mereka
Pak guru Imam merasa kikuk. Bagaimanapun, ia berada ditempat yang asing. Ia tak ingin citra "guru baik" tercoreng karena gadis yang ada didepannya. Tapi disisi lain, ia begitu ingin mendekati gadis ini. Sangat ingin. Kenapa? Dia merasa kalau gadis didepannya sangat istimewa.
Badan mungil, rambut sebahu, mata yang agak sipit, kulit putih, wajah menggemaskan. Dan ia juga mendengar dari beberapa guru kalau gadis ini beserta geng nya adalah berandal sekolah. Hal itu malah membuatnya makin tertarik dengan gadis bernama Yumna ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENDADAK KAWIN ( SLOW UPDATE)
Roman d'amourYumna Putri Larasati baru berusia 17 tahun saat diminta sang ibu untuk menikahi pria dewasa bernama Damar Restu Abhiyasa, seorang pria dewasa berusia 28 tahun. Perbedaan usia yang cukup jauh mampu membuat Yumna menolak mentah - mentah ide gila ters...