****
Yumna membuka matanya, dan pemandangan yang pertama kali ditangkapnya adalah sesosok manusia yang lebih mirip pahatan dewa Yunani. Rahang yang kokoh, hidung mancung, bibir merah muda yang alami. Dulu, pertama melihat bibir lelaki ini, ia selalu ingin tertawa karena mengira bahwa lelaki itu memakai lipstik. Tapi, setelah mereka tinggal bersama ia baru tahu fakta bahwa lelaki ini tak pernah memakai perona bibir. Warna bibir itu asli, tanpa diwarnai oleh apapun.
Pandangan matanya lalu turun, ke arah leher lelaki itu, dimana ada jakun menonjol di tengahnya. Entah mengapa, tangannya gatal ingin sekali menyentuh bagian itu. Setelah memastikan kalau lelaki itu masih tertidur, tangannya dengan perlahan terulur, menyentuh jakun suaminya dengan sentuhan ringan. Mendadak hatinya begitu merasa sangat hangat, entah kenapa ia juga tidak tahu.
Tangannya yang masih bertengger di jakun suaminya mendadak membeku, saat jakun itu bergerak.
"Ekhm"
Yumna mengerjapkan matanya begitu mata suaminya terbuka lalu lelaki itu tersenyum padanya.
"Morning, sweetie" sapa Damar dengan suara serak.
Damar mengambil tangan istrinya, membawanya ke arah bibir lalu menciumnya. Setelah itu, gantian kening gadis itu yang kini dikecup suaminya.
"Kamu tahu Na, sejak kamu pegang jakun saya, saat itu juga saya nahan ketawa karena geli" Damar menurunkan tubuhnya, membuat mereka kini berhadapan. Sedangkan Yumna, gadis itu masih saja menatapnya kaget dengan mulut terbuka. Damar terkekeh melihatnya. Lelaki itu semakin menarik tubuh Yumna untuk menempel dengannya, memeluk gadis itu erat.
Cup
"I love you, sayang" ucap Damar lagi dengan suara yang masih serak khas orang bangun tidur.
Ngik
Semua tindakan manis suaminya membuat Yumna cegukan. Melihatnya membuat Damar tertawa, lalu semakin merapatkan pelukan mereka.
"Wafat wafat wafat gue. Dorong dodol jangan diem bae. Duh" perang Yumna dalam hati.
Bukan dadanya saja yang bergemuruh mendapat perlakuan manis seperti ini, tapi juga perutnya. Rasanya, perutnya seperti dililit, sampai bikin ngilu dan mulas. Rasanya, seperti ia akan berubah menjadi Ironman.
Bruttt
Dapat Yumna rasakan tubuh Damar menegang. Wajah Yumna memerah seutuhnya. Entah kenapa sekarang dia merasa sangat malu. Padahal, biasanya dia juga buang angin sembarangan, tapi kenapa rasanya kali ini berbeda?
"Emm.. Na" panggilan lelaki itu membuat Yumna tersadar. Buru-buru Yumna menarik diri, lalu bangkit dari tempat tidur, berlari ke arah kamar mandi dengan tergesa sambil berteriak "MULEEEEESSSS."
Sedangkan di tempat tidur, Damar menggeleng tak habis pikir. Dasar istrinya, ahli banget merusak moment.
Setelah adegan buang angin sembarangan pagi tadi, kini Yumna dan Damar sudah duduk di meja makan, bersama dengan Mama Purna dan Papa Hendra.
Yumna sedang memakan nasi uduknya dengan khidmat, sedangkan Mama Purna daritadi terus menatap anaknya"Na..." panggil mama pelan.
Yumna mencoba untuk fokus mengunyah nasinya, padahal dalam hatinya ia sudah bisa menebak, apa yang akan dikatakan orang tuanya. Hell, apalagi kalau bukan--
"Mama dapet telepon dari wali kelas kamu, diminta datang ke sekolah."
Kan, pasti masalah kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENDADAK KAWIN ( SLOW UPDATE)
RomanceYumna Putri Larasati baru berusia 17 tahun saat diminta sang ibu untuk menikahi pria dewasa bernama Damar Restu Abhiyasa, seorang pria dewasa berusia 28 tahun. Perbedaan usia yang cukup jauh mampu membuat Yumna menolak mentah - mentah ide gila ters...