Selalu Salah

1.4K 80 0
                                    

***

"Awwhh."

"Aduuwwwhh Mamaaaakk."

"Aduh aduh aduh, sakitt."

"Papaaaaaa, Akinya jahaattt."

Yumna terus meliukkan tubuhnya saat kakinya sedang diurut oleh seorang lelaki tua di ruang keluarga miliknya.

Dibelakangnya, Damar memeluk istrinya dari belakang, sedangkan Mama Purna dan Papa Hendra memegangi Yumna disebelah kiri dan kanan.

"Sakit Akiiiii" teriak Yumna yang entah sudah keberapa kali pagi ini.

"Sabar, ditahan yaa, ini keselo kakinya, dibenerin dulu biar engga makin parah" Aki yang mengurut Yumna mencoba berkosentrasi, sebab anak yang diurut terus saja bergerak-gerak sekaligus berteriak, membuatnya hilang fokus.

"Lama banget Akii, sakit tau" teriaknya lagi.

Papa Hendra menggeleng, Mama Purna memukul lengan anaknya karena kesal.

Yah, insiden jatuhnya Yumna dari tangga tadi pagi membuat kehebohan di rumah itu. Semuanya panik, apalagi Yumna terus berteriak kalau kakinya patah, padahal setelah di cek hanya terkilir saja. Akhirnya, Mama meminta Damar untuk menjemput Aki tukang urut yang tinggal di luar komplek. Dan, disinilah mereka sekarang, memegangi Yumna agar tak banyak berontak, hingga melupakan pekerjaan mereka sendiri.

"Dah, udah selesai nih" Aki tukang urut mengelus-elus bagian kaki Yumna sebagai penutup urutnya.

"Alhamdulillah, hamba terbebas dari siksaan ini Ya Allah" Yumna menghela nafas lega.

Damar menyeka keringat di kening dengan lengan kaosnya. Dia benar-benar kepayahan, Yumna yang berontak saat diurut persis seperti gajah yang mengamuk.

Damar menyandarkan tubuh istrinya ke sofa, sedangkan ia duduk bergeser dari tubuh Yumna, berniat mengambil nafas sekaligus meminum air yang telah disediakan Bi Inah.

"Kakinya udah bener itu, nyeri sama bengkak nya bakal sembuh paling dua sampai tiga hari, habis itu juga udah engga sakit lagi. Selama masih sakit, kakinya diperban terus ya, biar kakinya engga banyak kegeser dulu"

Mama Purna, Papa Hendra, dan Damar mendengarkan perkataan Aki urut dengan serius. Sedangkan Yumna, sebagai tokoh utama malah asik menyeruput es jeruknya dengan perasaan bahagia.

Setelah aki urut menyelesaikan minumnya, ia pun pamit pulang dan diantar oleh Pak Edi. Yumna menggerakkan kakinya perlahan dan langsung meringis saat merasakan ngilu

"Duh, bocah. Diurut aja kayak orang kesurupan. mama sampe capek banget nih" keliuh mama sambil menepuk-nepuk lengannya yang terasa pegal, efek memegangi Yumna yang terus berontak tadi.

Papa Hendra berpindah ke samping istrinya, lalu bantu memijit lengannya.

Yumna memutar bola matanya malas.

"Tuh, gegera kamu, Damar sama papa sampe belum ke kantor" mama menunjuk ke arah anaknya sambil melotot.

Yumna mencebik "Enak aja aku disalahin. Mana ada sih orang yang mau jatuh dari tangga. Mama ngadi-ngadi bae nih" ucap Yumna ngotot.

"Lagian kamu tidur dimana sih Na? Kami nyari kamu kemana-mana engga ketemu" tanya Papa Hendra.

Yumna membuang muka sambil menggaruk kepalanya "Abis jalanin misi rahasia" ia berucap dengan lirih, namun masih bisa didengar orang tua serta suaminya.

"Misi rahasia apa sih?" pandangan Mama Purna mulai menyelidik "Jangan bilang kamu kelola black market ya? Bisnis penjualan organ tubuh manusia? Atau narkoba? Atau senjata api ilegal?"

MENDADAK KAWIN ( SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang