****
Yumna menuruni tangga rumahnya menuju ruang makan. Setibanya disana, ia memasang senyum lebar, menatap satu per satu anggota keluarganya yang lengkap hari ini.
Ada papa dan mama yang sudah pulang dari kemarin, ada Mba Nindi, Om Axel serta anaknya yang paling menggemaskan sedang duduk dipangkuan kakaknya, dan terakhir, ada si jomblo Abang Julian.
"Gud morning dinastinya Papa Hendrawan" sapanya riang pada seluruh penghuni rumah tangga "Ane demen nih rame begini"
Yumna menarik kursi makan disamping Abang Julian. Ia membalik piring, ia mengambil dua centong nasi, dua buah tempe goreng, dua sendok sayur capcay.
Yumna mulai makan dengan lahap, namun mendadak ia menghentikan kegiatannya ketika ruang makan mendadak sunyi. Matanya menatap bingung seluruh anggota keluarga yang sedang menatapnya. Kecuali Mikhaela tentu saja. Bayi itu malah asik memainkan boneka kecilnya sambil menyemburkan ludah nya kemana - mana.
Papa dan mama menatap Yumna tajam. Sedangkan sisanya menatap gugup, seakan - akan mengatakan "Kami berlepas tangan dari apa yang terjadi nanti"
Aksi tatap - tatapan terhenti ketika Papa Hendra berdeham, memecah kesunyian "Na, nanti sore tolong pulang tepat waktu ya. Ada acara kecil- kecilan nanti"
Yumna mengernyit bingung. "Sore? Dihari kerja?"
Papa dan mama mengangguk bersamaan. Yumna menatap kakak, abang ipar serta abangnya untuk meminta penjelasan, namun mereka malah mengedikkan bahu.
Karena tak tahu apa yang sedang terjadi, Yumna memilih untuk melanjutkan makannnya, sambil berdoa dalam hati.
"Semoga Papa dan mamanya tidak tahu mengenai aksi tertangkap nya waktu itu"
***
Motor Henry berhenti di depan sebuah tembok. Yumna menatap sekeliling, sedangkan sahabatnya hanya menghembuskan nafas lelah .
"Na, aku rasa yang dibeli Inces cukup loh buat sekelas" ucap Henry pelan.
"Sssttttt.."Yumna meletakkan jari telunjuknya di depan bibir sahabatnya "Rujakan engga afdhol tanpa mangga Pak Sami'un"
Henry menghela nafas pasrah.
"Welcome to suka suka Yumna"
Setelah memastikan keadaan aman, Yumna bertumpu pada Henry, berdiri diatas jok motor, lalu perlahan menaiki tembok yang lumayan tinggi. Matanya menatap fokus mangga - mangga muda yang menjuntai indah, menggoda Yumna untuk mengambilnya.
Setelah berhasil menaiki tembok, Yumna mulai melakukan aksi ala superhero sapiderman, memanjat pohon mangga dengan hati - hati. Setelah itu, ia berusaha mengambil empat buah mangga muda yang ada di depannyam
Ctak, dapat !!!
"Woy, siapa itu!!!" teriakan seseorang dari dalam rumah mengagetkan Yumna. Buru - buru ia turun dari pohon, berdiri atas tembok, lalu melompat sedikit ke jok motor Henry.
"Buru Hen buru" Yumna sudah kembali duduk ketika Henry melajukan motornya dengan cepat.
"ANAK KURANG AJAR!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MENDADAK KAWIN ( SLOW UPDATE)
RomanceYumna Putri Larasati baru berusia 17 tahun saat diminta sang ibu untuk menikahi pria dewasa bernama Damar Restu Abhiyasa, seorang pria dewasa berusia 28 tahun. Perbedaan usia yang cukup jauh mampu membuat Yumna menolak mentah - mentah ide gila ters...