Misi Rahasia

1.3K 75 1
                                    


***

Yuma dan Damar telah selesai makan soto. Sekarang mereka sedang dalam perjalanan kembali ke rumah. Di bagian  belakang Yumna menggaruk pipinya yang tak gatal.

Semenjak di warung soto tadi sampai sekarang, suaminya masih tak juga membuka suara membuatnya bingung. Tadinya sih mau bodo amat, tapi kok lama-lama engga enak juga.

Ingin mengajak bicara tapi takut dikacangin, akhirnya ia memilih untuk menatap langit yang sudah menghitam dengan taburan bintang juga cahaya rembulan.

"Ambilkan bulan Bu, ambilkan bulan Bu... Yang selalu bersinar dilangit~~ nyanyinya kencang.

"Bocah ngadi-ngadi aja. Masa emaknya disuruh ngambil bulan. Nyusahin orang tua itu namanya"gumamnya pelan.

Setelah menarik nafas dalam, ia kembali bernyanyi

~Bintang kecil, dilangit yang hitam.. amat banyak, menghias angkasa~~

Damar melirik Yumna yang masih asik melihat langit sambil bernyanyi lewat spion motor. Sebenarnya kalau dalam suasana normal, ia pasti akan menertawakan tingkah istrinya. Tapi karena sekarang dia sedang mode ngambek, jadi berusaha keras untuk menahan diri menanggapi Yumna.

"Om-om, tau gak kenapa kalau kita jalan atau naik motor bintang sama bulan selalu ngikutin kita?"tanya Yumna.

Damar masih diam. Ditempatnya Yumna merengut "Itu karena bulan gamau ditinggal" jawabnya sendiri.

Karena merasa lelah diabaikan, Yumna memilih untuk ikut diam, sampai motor yang dinaikinya sampai di rumah.

Yumna langsung melompat turun begitu motor sudah sampai garasi rumah. Anak itu langsung berjalan meninggalkan suaminya, sampai tak memperdulikan helm yang masih terpasang di kepala

"Astagfirullah, YUMNA!!" Teriakan menggelegar dari penyanyi Purnama Larasati menyambutnya begitu masuk ke dalam rumah "Kalau mau masuk itu kasih salam dulu kenapa sih! Itu juga helm kenapa engga dicopot coba?!"

Yumna merengut "Helmnya murahan nih, dilepasnya susah" Yumna berjalan mendekati mamanya, mengulurkan kepala ke arah sang mama "Lepasin" pintanya.

Mama Purna membantu melepaskan kaitan helm anaknya sambil mencebik. Setelah helm terlepas anak itu langsung berlari menaiki tangga menuju kamarnya.

Mama Purna menatap anaknya bingung. Tak lama, sosok Damar muncul dengan membawa bungkusan soto ditangan.

"Assalamualaikum Ma" salamnya sambil menyalimi tangan mertua.

"Wih, apa tuh?" tanya mama dengan menatap bungkusan di tangan Damar.

"Oh, kami tadi mampir makan malam di warung soto. Ini buat mama sama papa" Damar menyerahkan bungkusan ditangan pada mama mertuanya. Mama Purna pun menerimanya dengan senang hati "Damar, kalau boleh mama minta, kamu sabar-sabar ngadepin Yumna ya. Dia itu emang bar bar nya kebangetan, tapi gitu-gitu dia anak kesayangan mama. Jadi, jaga dia baik-baik ya" pinta Mama Purna dengan wajah serius. Damar mendengarkan dengan baik, lalu mengangguk sambil tersenyum.

Setelah berbincang sebentar, ia pamit undur diri. Damar menaiki tangga dengan perlahan menuju kamar ia dan Yumna. Setelah masuk ke dalam dan mengunci pintu, ia membuka jaketnya dan menyampirkan di gantungan.

Mendengar suara gemericik dari dalam kamar mandi, Damar memilih merebahkan diri di atas kasur. Ia memijit keningnya pelan untuk menghilangkan pusing yang mendadak muncul. Saat ini, ia sedang menangani kasus yang lumayan berat dan itu cukup membuatnya pening luar biasa.

MENDADAK KAWIN ( SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang