"Welcome to Yogyakarta"
-Yumna-***
Yumna mengucek matanya, sambil terus berjalan keluar dari area bandara. Dibelakangnya, Damar berjalan sambil menggeret dua buah koper ditangannya
"Sayang.. tunggu"
Panggilan dari belakang membuat Yumna menghentikan langkahnya lalu berbalik badan, menunggu suaminya yang terlihat kepayahan membawa dua koper
"Huwaaaaaaaa" Yumna menguap lebar, membuat Damar yang sudah berada disampingnya terkekeh geli
"Ditutup sayang" ucapnya sambil mencubit pipi istrinya gemas
Yumna menggeleng, lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal "Kita dijemput kan?"
Damar mengangguk. Pandangannya mengedar, menatap sekeliling, mencari seseorang "Nah, itu dia" tunjuknya pada seorang pria paruh baya yang memegang tulisan Damar & Yumna disebelah kanan
Yumna mengikuti arah yang ditunjuk suaminya lalu mengangguk. Ia pun langsung berjalan, kembali meninggalkan suaminya "Hai Pak" sapa Yumna begitu sudah sampai dihadapan pria yang memegang kertas
"Oh, Mbak Yumna dan Mas Damar?" tanya pria itu dibalas anggukan Yumna
"Halo Pak" sapa Damar begitu ia sudah sampai dihadapan pria itu
Pria paruh baya itu bersalaman dengan Damar dan Yumna bergantian. Setelah itu ia pun mengambil alih koper, menggiring tamunya ke arah mobil yang sudah tersedia, menuju hotel Plataran Borobudur Resort & spa, tempat kedua tamunya akan menginap
Selama perjalanan menuju hotel, Yumna menatap jalanan yang ada diluar jendela mobil. Deretan kendaraan, trotoar yang ramai akan hilir mudik manusia membuat Yumna tersenyum. Jogja tak jauh beda dengan Jakarta, kota yang selalu ramai dan sibuk
Setelah menempuh perjalanan selama satu jam tiga puluh menit, sampailah mereka di hotel. Turun dari mobil, Yumna menatap bingung rumah joglo yang ada didepannya
"Kita dimana? Bukannya nginep di hotel?"tanyanya pada sang suami yang baru turun.
Damar melihat bangunan yang ada didepannya lalu tersenyum "Ini penginapan kita sayang"
Meskipun masih bingung, ia akhirnya memilih untuk bodo amat. Mau hotel, mau rumah, yang penting mereka bisa tidur nyaman, bukan malah jadi gembel di pinggir jalan.
Kemudian, pandangan Yumna mengedar, melihat sekeliling. Ia reflek memejamkan mata, meregangkan tangan sambil menarik nafas dalam menghirup udara bersih Jogjakarta. Yang dilakukan Yumna, berbanding terbalik dengan sang suami. Damar dibantu pegawai hotel sibuk mengeluarkan koper dari dalam mobil
Begitu koper sudah dikeluarkan, mereka langsung diajak oleh staff hotel yang lain menuju lobby. Setelah menyelesaikan proses check-in, seorang staff hotel bertanya padanya "Mau langsung saya antar ke kamar atau mau lunch dulu Pak?"
Damar melihat arlojinya. Jam baru menunjukkan pukul 11 siang. Ia pun menengok ke samping, meminta pendapat istrinya "gimana sayang?"
Yumna berpikir sejenak lalu mengangguk "Udah mau jam makan siang juga kan? Gue juga laper"
Damar mengangguk. Ia pun menatap staff tadi "Boleh kami makan siang dulu Pak?" tanyanya
Staff tersebut mengangguk "Boleh Pak. Tapi sebelum itu, koper bapak biar diantarkan oleh staff lain ke kamar jadi anda tidak repot"
KAMU SEDANG MEMBACA
MENDADAK KAWIN ( SLOW UPDATE)
RomansYumna Putri Larasati baru berusia 17 tahun saat diminta sang ibu untuk menikahi pria dewasa bernama Damar Restu Abhiyasa, seorang pria dewasa berusia 28 tahun. Perbedaan usia yang cukup jauh mampu membuat Yumna menolak mentah - mentah ide gila ters...