14.Takdir

748 88 3
                                    

"Bun,, ale nggak mau Kirana kenapa-napa" Lirih iqbaal yang terduduk dibangku ruangan Kirana dirawat

Pada saat jam kantor itu,mendadak Bunda Rike menelfon iqbaal untuk memberitahu bahwa keadaan Kirana kembali drop. Ia pun segera kerumah sakit

"Alee, kamu yang tenang ya. Banyak berdoa sama Allah, semoga Kirana baik baik saja"Nasihat Bunda sambil mengusap lembut punggung iqbaal-menenangkan

Ayah Herry bersama mba fildza ikut termenung merasakan kekhawatiran yang ada pada diri seorang iqbaal

"GrandMa..? "Panggil seseorang yang baru saja datang.Mereka semua menatap ke sumber suara

" (Namakamu), Muti"Sahut Bunda Rike memandang mereka berdua

"Ayahh"Timpal Muti yang menghampiri Iqbaal begitu saja

"Sayang, hikss..hikss"Rintih iqbaal sambil memangku Muti yang turut merasakan kesedihannya

"Ayah,, hikss bun-bunda Kirana ng-nggak hikss.. Papa kan Yah.. "Tanya nya disela sela isakan tangisnya

Semua yang mendengar pertanyaan itu tidak ada yang menjawab seorang pun. Mereka semua sulit bagaimana menjelaskan pada seorang anak yang masih kecil ini.

Dokter dari dalam ruangan Kirana pun keluar" Dok bagaimana keadaan menantu saya? "Tanya Ayah Herry yang berdiri di depan pintu tersebut. Iqbaal mendudukkan Muti dan ikut berdiri untuk mendengar jawaban dokter

"Begini pak. Semua organ tubuh pasien mengalami penurunan fungsi yang drastis. Asupan yang sudah lama diproses dalam tubuh pasien kini mulai berkurang. Alat alat medis pun kini tidak akan berguna lagi pak" Jelasnya

"Lakukan operasi dok" Timpal Iqbaal tiba-tiba

"Maaf Pak. Untuk melakukan tindakan operasi yang kedua pasca kecelakaan tahun lalu.Itu memungkinkan keberhasilan hanya 0,5℅" Lanjut dokter menjelaskan

"Lalu apa yang seharusnya dilakukan dok. Tolong selamatkan istri saya.Saya belum siap kehilangan nya dok. Tolong" Lirih iqbaal memohon dan masih setia menitikkan air mata

(Namakamu) yang melihat semua ini juga merasa turut sedih dan merasa khawatir. Tapi disaat ini,ia tidak bisa melakukan apapun.Yang bisa ia lakukan hanyalah berdoa dan berharap yang terbaik untuk Kirana.

"Kami akan melakukan semaksimal mungkin. Tapi selebihnya kami serahkan pada yang Lebih berkuasa" Ujar dokter kemudian melangkah pergi

Iqbaal memejamkan matanya menahan rasa sakit didadanya,seandainya dia bisa. Lebih baik ia yang mengalami semua ini. Bukan Kirana, istri tercintanya

Setelah(Namakamu)diberi kabar oleh bunda Rike tentang Kirana. Ia langsung menjemput Muti yang masih sekolah. Bagaimana pun juga, ia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi pada bunda nya itu.

_________________________________

(Namakamu)masuk ke dalam masjid didekat rumah sakit untuk melaksanakan kewajiban nya sebagai seorang hamba. Dan meminta yang terbaik buat Kirana

"Ya Allah yang maha pemberi kesembuhan. Sembuhkanlah Mba Kirana angkatlah penyakit yang ia derita. Buat lah mba Kirana kembali sadar dan melihat seluruh dunia ini kembali.Hamba tidak ingin melihat semuanya merasa terpukul atas keadaan mba Kirana Ya Rabb.Apa yang telah engkau tuliskan itu pasti akan terjadi.
Dan hamba serahkan semuanya kepada-Mu ya Allah" Pinta (namakamu) kepada sang Pencipta dengan penuh ketulusan

________________________________

"Ayahh, bunda (namakamu) mana? " Tanya Muti yang duduk disamping iqbaal-kursi tunggu

Iqbaal terdiam, entah kenapa ia merasa tidak suka jika ada seseorang yang berbicara tentang (namakamu) saat ini.

Muti merunduk sendu.Ka fildza mendekat
"Muti, tadi bunda(namakamu) izin pergi keluar sebentar Nak. Nanti bunda(Namakamu) balik lagi kok"Jelas ka fildza menenangkan Muti. Ia pun mengangguk pelan

Pkl 18:20

Keadaan Kirana kembali drop lagi setelah beberapa jam yang lalu telah diperiksa Oleh Dokter. Kini semua keluarga Hernawan hanya bisa menunggu dan berharap akan ada kabar baik saja yang Dokter sampaikan setelah ini..

(Namakamu) mengambil jarak karena terdengar dering telfon nya berbunyi dan buru-buru mengangkatnya

"Assalamu'alaikum Al,
iya ada apa? "

"Kamu lagi dimana.
Kita bisa kan ketemu? "

"Maaf Al, kali ini aku
Nggak bisa. Soalnya aku lagi
Dirumah sakit

" Loh siapa yang sakit? "

"Mba Kirana Al.
Dia ngedrop lagi.
Keluarga mas iqbaal
Juga ada disini semua"

"Astaghfirullah
Ya udah (nam) nggak PP
Maaf ya aku nggak
Bisa dateng. Soalnya aku
Juga kan nggak enak"

"Iya Al. Nggak PP
Aku ngerti kok"

"Semoga Kirana
Bisa cepat pulih ya"

"Aamiin.makasih Al.
Ya udah kalo gitu aku
Tutup telfon nya ya.
Wassalamu'alaikum"

Tut~

"Bagaimana dok? " Tanya Iqbaal gusar dan gelisah. Wajah nya begitu pucat terlihat
(Namakamu) mendekat kembali dan selanjutnya menunggu penjelasan dari dokter

Dokter menatap kearah Iqbaal, detik selanjutnya "Kami sudah berusaha semaksimal mungkin.Iqbaal tertegun wajahnya semakin pucat
"Tapi, ternyata Tuhan berkehendak lain Pak" Jelas Dokter memberitahu semuanya.

Semuanya terdiam mencerna perkataan dokter barusan, (nam) menahan tangisnya
"Ma-maksud dokter. Is-istri saya... Meninggal" Ujar iqbaal memastikan dengan  keadaan tubuh yang mulai melemas.

Dokter hanya mengangguk pelan sebagai jawaban'Iya' pada mereka semua.Iqbaal menangis sejadi-jadinya. Herry pun ikut menangis dan merangkul tubuh iqbaal yang gemetar

Bunda Rike terduduk merangkul Fildza
"Hiksss.muti sayang" Lirih(namakamu)
Merangkul erat tubuh Muti. Ia pun ikut menangis dipelukan sang Bunda. Ia pasti juga sudah mengerti apa maksudnya

Iqbaal langsung memasuki Ruangan Kirana. Kakinya berjalan pelan dengan lemas menghampiri brankar Kirana yang sudah ditutup kain putih sampai dengan dadanya. Wajah pucat Kirana terlihat sangat jelas dimata Iqbaal

"Hikss.. Hiksss.. Kirana bangun sayang bangunnn...." panggil iqbaal keras sambil menggoyang kan pundak Kirana yang kini sudah tidak bernyawa

Semua yang ada diluar turut masuk kala mendengar Teriakan iqbaal.
"Ale sudah.Semua nya sudah menjadi Takdir.. Kamu harus ikhlas sayang" Lirih Bunda Rike. Ia tak tega melihat putranya yang sangat terpuruk

"Iqbaal.Ini semua sudah menjadi takdir nak. Kamu harus sabar dan menerima semua ini"nasihat Ayah Herry.Tak dipungkiri sebenarnya Ia pun juga sangat sedih melihat semua ini

Fildza mengelus lembut pundak adiknya. Menyalurkan kekuatan yang tersisa untuk iqbaal. Iqbaal terdiam, nafasnya berjalan sedikit cepat, wajahnya sedikit memerah.

"Ini semua gara-gara Dia! " Sentak iqbaal yang menunjuk ke arah(namakamu)

(Namakamu)tekejut atas perkataan iqbaal.
Mulutnya membisu dadanya seperti ditusuk beribu duri.Waktu baginya berjalan begitu lambat.

......................✨


"Apakah akan ada yang lebih menyakitkan dari ini semua,Ya Rabb"

Sumpah,nggak tega nulis cerita di part ini.
Nggak tau kenapa malah jadi kepikiran iqbaal dikehidupan nyata😌Apalagi pas ada iklan Iqbaal ditv tadi:)..
Ah curhat deh...

AKU.SURGA KE-2 MU [IDR] END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang