BAB 2| Pinjam Buku

107 6 1
                                    


Aku menatap laptopku malam ini, aku sedang mengerjakan tugasku sepulang bekerja. Ponselku terus berdering dari tadi. Dengan malas aku melihat siapa yang menggangguku malam ini. Lagi lagi Aska menelponku. Aku mengangkatnya.

"Kenapa?" tanyaku langsung.

"Nggak ada basa basinya lo," kekeh dia di seberang sana.

"Nggak ada waktu untuk basa basi sama lo. Kenapa lo nelpon gue!" Aku selalu berkata kasar padanya. Entahlah, hanya dengan dia aku seperti itu.

"Gue pinjem buku sejarah lo." Aku mengernyit bingung padahal semua mahasiswa di jurusanku memiliki buku sejarah. Walaupun yang dia hilang, dia bisa saja meminjam dengan gengnya. Kenapa harus aku?.

"Buku lo mana?"

"Gue belum beli."

"Ya udah besok lo ambil aja. Udah kan cuma itu aja. Gue mau ngelanjuti tugas."

"Iya, selama mengejar kan tugas!" Aku langsung mematikan ponselku. Dia terkadang lebay dan kasar.

***

"Assalamualaikum," ucap teman kelasku yang terlambat.

"Silahkan masuk!" ucap dosenku yang mengajar.

Temanku melewati kursiku. "Pelangi, dipanggil sama Aska tuh di luar!" Aku menghelas nafas. Aku sedang belajar, dan dia menggangguku lagi.

"Iya, makasih ya." Aku segera keluar dan tidak lupa membawa buku yang hendak ia pinjam.

Dia sedang berdiri di dekat kelasku sambil melihat kendaraan yang lewat. Aku menghampirinya. "Nih!" Aku menyodorkan bukuku ke badannya. Ia segera mengambil dan sebuah senyuman tercetak di bibirnya.

"Thanks."

"Jangan sampai rusak. Kalau udah langsung dikembalikan," teriakku saat ia sudah meninggalkanku.

Saat aku masuk ke kelas, teman-temanku mencie-ciekan ku.

"Cie yang dicari sama Aska," ledek temanku yang telat tadi.

Aku diam seolah itu tidak benar.

Setelah perkualiahan berakhir, aku beranjak untuk mengurus ulang tahun sekolah. Banyak sekali kegiatan, dan aku masuk dalan kepanitian dokumentasi.

Setelah aku rapat sebentar, aku segera pulang untuk mengerjakan tugasku.

"Pelangi, lo udah tugas sejarah?" tanya Rieke.

Oh tuhan, aku baru ingat kalau aku ada tugas. "Baru setengahnya, mana bukunya udah gue pinjamin sama Aska." Rieke terkekeh.

"Minta aja lagi."

"Iya deh."

***

Semua panitia sibuk mempersiapkan ulang tahun jurusanku. Aku sedikit pusing melihat mereka berlari kecil untuk mendokumentasi acara hari ini. Saat acara dimulai, aku sudah siap berada di depan untuk mengabadikan momen bersejarah hari ini. Acara berupa solo song dan pembukaan stand untuk menjual produk yang kreatif.

Saat aku sudah banyak mengabadikan acara ini, aku berkeliling ke stand-stand yang terdiri dari makanan, minuman dan pernak-pernik yang lucu.

Saat sedang berkeliling aku melihat Aska bersama teman-temannya. Mata kami bertemu, dia tersenyum padaku namun aku memberikan tatapan sinisku.

"Pelangi, beli produk kita," ucap Wawan menawarkan produknya.

"Kalian jual apa?" tanyaku ke Wawan.

Aska PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang