🔸LANA POV🔸
Sudah seminggu berlalu sejak kakaknya Daddy berada satu rumah dengan kami. Keadaan Ruman menjadi agak sepi. Daddy juga selalu membawaku kemana pun dia pergi, bahkan ke kamar mandi sekali pun, percaya lah. Aku tau daddy benar-benar khawatir tapi aku kan sudah memberitahunya dan berusaha meyakinkannya bahwa aku akan tetap bersamanya. Bahkan sekarang aku dan daddy bila sarapan selalu di luar, begitu juga makan siang dan makan malam. Kami selalu pergi ke restoran.Sekarang aku sedang berada diruang kerja daddy menemaninya bekerja. Aku mengagumi wajah tampannya. Memang sih kalau dilihat-lihat daddy sama sekali tidak mirip dengan tuan Cody. Tunggu...semenjak kapan aku memanggilnya tuan?
"Hey kenapa kau menatapku seserius itu?" ucap daddy sambil terus bekerja.
"Tidak apa-apa, hanya saja aku mengagumi wajah tampanmu" jawab ku.
"Benarkah? Tapi bukannya Cody lebih tampan dari ku?'
"Kenapa daddy jadi membahasnya?"
"Tidak, aku hanya bertanya"
"Bisakah kau lebih percaya diri?"
"Entahlah, sedang ku coba"
"Kalau begitu berhenti membandingkanmu dengan nya"
"Ya ya maafkan aku sayang"
"Hmmmm"
"Bisakah kau kemari dan memberikan ciuman? Aku butuh mengisi tenagaku"
Lalu aku menghampirinya dan melumat bibir daddy sambil berada dipangkuannya. Aku harap dia bisa lebih percaya diri. Aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan meninggalkannya. Aku sudah terlanjur jatuh hati padanya. Lalu aku melepaskan lumatannya.
"Jangan biarkan aku direbut olehnya" ucapku.
"Tidak akan" jawabnya sambil mengukir senyum di bibirnya.
Semoga saja...
Jam kerja daddy pun selesai dan sekarang waktunya makan malam.
"Kita mau makan malam direstoran mana?" ucap daddy.
"Hhhmmm....entahlah, aku bingung" jawab ku,
"Bagaimana kalau kita makan ayam pedas, aku sedang ingin itu" ujarnya.
"Ya sudah kalau begitu itu saja"
Lalu aku dan daddy menuju salah satu restoran yang menyediakan ayam pedas yang daddy mau. Lalu kami pun makan disana.
"Apa kau selalu tidak akur dengannya?" tanya ku meretakan kesunyian diantara aku dan daddy.
"Sejak mama ku tiada dia lebih egois" jawabnya.
"Kau harus membuktikan bahwa kau bisa lebih sukses darinya dan kau bisa lebih unggul dari nya. Kau harus mengalahkannya"
"Apapun untuk kau sayang, akan ku lakukan"
Aku tersenyum lebar ketika kata-kata itu keluar dari mulut daddy. Aku harap dia dapat lebih percaya diri dan dia akan terus berjuang demi keberhasilannya. Persetanan dengan kakak nya.
Setelah makan malam kami pun memutuskan untuk seegera pulang saja karna lelah seharian di kantor daddy dan bahkan tadi kami sempat telat makan siang karna pekerjaan daddy yang tiada habisnya.
Di dalam mobil.
"Apa pun yang terjadi jangan dekati kamar nya dan dia, tetaplah disampingku" ucapnya.
"Ya ampun daddy aku mengerti, bahkan sekarang kau selalu mengucapkan itu setiap kali kita akan pulang kerumah" jawabku lalu mencium pipi daddy agar dia sedikit tenang.
"Maaf tapi aku akhir-akhir ini sulit untuk tenang"
"Tenanglah daddy aku akan selalu ada didekatmu, bersama mu"
Lalu daddy tersenyum walaupun aku masih melihat raut wajah yang khawatir nampak jelas diwajahnya.
Sekitar 20 menit berlalu kami pun sampai di rumah dan di depan pintu ada mahluk yang menghalangi kami masuk.
"Minggir!" ujar daddy.
"Kalian berdua kenapa sngat jarang ada di rumah? Kalian tidak menginginkan aku berada disini?" tanya nya.
"Memang tidak" jawab daddy.
"Jahatnya..."
Lalu daddy menerobos masuk sambil memegang erat pergelangan tangan ku. Namun tangan ku yang satu ditarik olehnya. Daddy yang menyadarinya langsung berhenti dan menengok ke belakang
"Lepaskan!" tegas daddy.
Lalu yang ia lakukan hanya memperhatikan wajahku sambil mengukirkan senyuman dibibirnya. KAU KIRA AKU AKAN TERGODA?! DASAR ORANG GILA!
"Lepaskan atau aku akan..." ujar daddy yang terpotong.
"Akan apa? Bukan kah kau hanya pantas untuk kehilangan?"
Daddy mulai kesal dan....
HMMM.... APA YA KELANJUTANNYA????
SOO STAY TUNE YA!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Lana[18++]
Romance"Tunggu saja Lana, i'm gonna find a way to make you mine". [For 18++!!] Dosa tanggung sendiri okey! Don't forget to vote🌟 and comment💬 Hope you enjoy it!!