4. Mama!

91.1K 942 44
                                    

"Diam honey kau akan lebih baik kalau diam" ucap Roy tegas.

Roy pun menanggalkan pakaian dalam Lana dan sekarang tidak ada sehelai benang pun ditubuh Lana. Lalu Roy mengikat tangan Lana dengan dasinya. Lalu Roy memandangi tubuh Lana secara teliti. Sedangkan Lana pun terus menangis.

"Astaga baru kali ini aku dilihat telanjang oleh laki-laki, apalagi dia akan menjadi papa tiriku" batin Lana.

Roy terus memandangi tubuh Lana sampai pada titik bagian intim Lana. Roy membuka lebar paha Lana dan mendekatkan mukanya ke vagina Lana.

"Kau tau, aku menyukai punya mu ini sayang, terlihat sangat menggoda, astaga" ucap Roy.

Lalu Roy mencium vagina Lana. Lalau memainkan lidahnya di vagina Lana dan membuat Lana menggelinjang hebat. Hal yang baru ia rasakan kali ini. Roy pun memasukkan satu jarinya kedalam vagina Lana tanpa melepaskan permainan lidahnya.

"Astaga sempit sekali, ini baru satu jariku bagaimana nanti penis ku yang masuk" ujar Roy.

Lana pun tidak bisa menahan desahannya lagi. Walaupun dia tidak suka dengan apa yang Roy lakukan, tetapi Lana juga seorang perempuan yang memiliki nafsu tersendiri.

"Mmmpphhh...ahhh..." desah Lana.
"Ssttt jangan mendesah terlalu keras sayang" ucap Roy.

Sudah 10 menit berlalu dan Lana ingin orgasme.
"Mmmmpphh...aku ingin pipis" ucap Lana dengan desahan.
"Keluarkan kitten" jawab Roy.
"Tidak mau...mmpphh...masa aku pipis...aahh..disini" ucap Lana.
"Kalau ku bilang keluarkan, keluarkan!" ujar Roy.
Lalu..

1...2...3..

Crott...

"Aaaaahhhhh....." ucap Lana yang lega.
"Orgasme pertamamu kitten?" tanya Roy lalu Lana mengangguk malu.
Lalu Roy pun tersenyum.

Roy pun melumat bibir Lana namun tidak dibalas oleh Lana.
"Balaslah kitten!" ucap Roy.
Lalu Roy melumat bibir Lana lagi namun kali ini dibalas oleh Lana.

Ketika Roy dan Lana sedang bercumbu tiba-tiba...

"Astaga!!" teriak Vega dari pintu kamar Lana.
"Kau jahat Roy, kau jahat, kau moster!!" teriak Vega lalu lari dan keluar rumah.
Roy cepat membuka ikat dasinya yang mengikat tangan Lana dan menyuruh Lana mandi lalu berpakaian. Lalu Roy pun baru mengejar Vega dan terlambat.

Vega mengalami kecelakaan di depan komplek dan mengakibatkan vega meninggal karena tertabrak mobil. Kepalanya pecah karena terpental dan membentur batu cukup besar yang ada dipinggir jalan. Roy yang melihatnya tampak biasa saja. Semua orang melihat kejadian ini.

Tak lama Lana pun datang dan sudah rapih berpakaian. Lalu ia menghampiri Roy.
"Kenapa ramai-ramai? Mama mana?" tanya Lana.
"Mama kamu yang terlibat kecelakaan" jawab Roy yang terkesan santai.
"Jangan bercanda"
"Lihat saja"
Lalu Lana berlari menerobos kerumunan dan melihat mamanya yang sudah bersimbah darah dan tidak bernyawa. Seketika semuanya gelap. Dan Lana pun pingsang. Roy pun membawa Lana kembali kerumah.

Sudah 2 jam namun Lana masih belum sadar. Roy mulai khawatir. Lalu Roy mencoba menelepon dokter pribadinya namun tidak dijawab. Tak lama ada seorang laki-laki datang kerumah Lana. Yaitu Alver.

"Permisi!" teriak Alver dan Roy cepat membukakannya.
"Ada apa?" tanya Roy.
"Ada Lana? Apa dia baik-baik saja?"
"Bukan urusanmu, sekarang pergi sana"
Lalu Roy menutup pintu dengan keras didepan muka alver.

"Dia itu siapa sih? Berani sekali berprilaku seperti itu, tidak sopan" batin Alver. Lalu Alver pun meninggalkan rumah Lana.

Sedangkan Lana mulai sadar.
"Mama!" suara Lana yang serak.
"Tenangkan dirimu kitten" ujar Roy.
"Mama mana...hiks..hiks..mama gak mati kan? Hiks..hiks..
Mama..hiks..hiks...mana...mama...hiks..hiks..hiks.."
"Sssshhhh....ada aku disini kitten, tenanglah semua akan baik-baik saja"
"Aku yang membuat mama seperti ini, kalau saja aku tidak melakukan itu denganmu mungkin mama tidak akan seperti ini..hiks..hiks.."
"Sudahlah jangan menyalahkan dirimu sendiri"
Lana menangis dipelukan Roy.

Jangan lupa
Vote & Komen!!
Makasih!!

Lana[18++]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang