Part 2

4.8K 697 59
                                    






Jihoon sampai di kelasnya bertepatan dengan guru yang tengah memperkenalkan seorang murid baru di depan kelas.





" Permisi, Pak." Ujar Jihoon pelan sembari mengetuk pintu.




Kini seluruh perhatian yang awalnya tercurah ke murid baru yang ada di depan kelas teralih ke arah Jihoon yang masih menunggu izin masuk dari sang guru yang juga ikut menoleh ke arahnya.





" Kamu terlambat Arbian Jihoon?" Tanya sang guru yang langsung di balas gelengan oleh Jihoon.




" Bukan pak. Saya dari UKS. Itu tas saya yang di sebelah Bomin." Jawab Jihoon sembari menunjuk tas abu-abunya yang berada di atas meja di sebelah meja Bomin.




" Yasudah masuk." Ujar sang guru.




Bukannya melangkah ke mejanya, Jihoon malah melangkah mendekat ke meja gurunya. Membuat sang guru bingung. Sedangkan si anak baru yang masih berdiri di depan kelas bergerak tak nyaman karna perhatian hampir sebagian besar warga kelas itu kembali mengarah kepadanya.




" Ada apa Arbian?" Tanya sang guru setelah Jihoon berdiri di sisi mejanya.




" Pak, Arbian itu nama bapak saya." Ujar Jihoon membuat sang guru terkekeh pelan.




" Iya iya. Ada apa?"




" Tadi saya nganterin Haechan ke UKS pak. Dia muntah-muntah, trus Dokter yang jaga UKS minta Haechan buat pulang biar bisa istirahat di rumah aja pak." Jelas Jihoon.





" Baiklah. Siapa yang akan mengantarnya? Kamu?" Tanya sang guru sembari meraih kertas absen. Jihoon mengangguk pelan.




" Iya pak. Saya udah ngurus suratnya ke guru piket. Ini pak." Ujar Jihoon sembari menyodorkan sebuah kertas izin dari guru piket untuk di tanda tangani sang guru. Sang guru meraih kertas itu, membacanya sebentar lalu meraih boilpoint untuk menandatanganinya.






" Hati-hati. Jangan keluyuran kamu. Nanti di ciduk satpol pp."




Jihoon tersenyum lalu membungkuk sekilas sebelum berlari ke meja yang di tempati Haechan dan Jaemin. Sekilas Jihoon tersenyum kepada sang murid baru yang sepertinya sudah pegal terus-terusan berdiri seperti manekin di depan kelas.





Jihoon mengambil tas Haechan yang berada di atas meja sembari melirik Jaemin yang juga menatapnya.





" Si anak setan itu muntah-muntah. Dari semalam dia gak tidur sama sekali gara-gara main game. Trus ga sempat sarapan pagi juga." Tanpa di tanya pun Jihoon memberikan penjelasan kepada Jaemin.




" Yaudah. Jangan kebut-kebutan Hoon." Balas Jaemin. Jihoon mengangguk lalu segera berlari keluar kelas karna Haechan kini sudah menunggunya di meja guru piket.





Setelah kepergian Jihoon, sang guru kini kembali meminta si anak baru untuk memperkenalkan diri. Si anak baru yang berwajah cantik itu mengangguk kaku.




" Halo salam kenal. Saya Revano Renjun Arjuna. Biasa di panggil Renjun, Revano juga boleh. Pindahan dari Jakarta Selatan. Salam kenal semuanya."





Seluruh kelas berdengung di karnakan suara halus sang anak baru.



" Woah. Ngomong aja merdu. Apalagi kalo nyanyi ya Jaem?" Han yang berada di meja belakang Jaemin  berbisik kepada si pemuda bermata bambi itu.




R A I N | jaemren, Hwankyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang