" Hadeh. Ternyata emang disini."
Rose yang pagi-pagi sudah di buat kalang kabut karna tidak menemukan putra bungsunya itu pun kini mendesah lega saat menemukan Haruto di kamar Jisung. Kedua kakak adik itu masih tertidur pulas sambil berangkulan satu sama lain.
Rose berjalan cepat menuju ranjang Queen size milik Jisung itu dan segera menepuk sebuah kaki yang terjulur keluar dari selimut.
" Abang! Adek!( Bukan merek warung mi pedes itu ya)"
Tak ada satupun yang bergeming.
" Abang! Adek! Bangun!" Rose kini menggoyangkan entah kaki siapa yang berada di balik selimut.
"Bang bangun! sekolah! Dek bangun! Sekolah!"
Rose berdecak kesal. Selalu saja sulit membangunkan keduanya. Bahkan Chanyeol, suaminya malah hanya menertawakannya ketika lewat di depan pintu kamar si abang.
" Semangat sayang." Ujarnya sembari berlalu menuju dapur.
" Heran! Punya suami ga punya inisiatif sedikitpun buat bantuin bangunin anak-anaknya!" Kesal Rose.
" Heh bangun! Udah jam 9 ini!"
Bohong. Padahal masih jam setengah 6.
Keduanya seakan sudah hafal tipu daya sang ibu, hanya menggeliat dan melenguh tanpa berniat untuk bangun.
Saat Rose hendak mengeluarkan sifat kebarbarannya, teriakan nyaring di pagi hari kembali mengejutkannya. Ini bukanlah sesuatu yang langka terjadi setiap paginya. Tapi tetap saja Rose selalu kaget setiap kali mendengarnya.
" Mas!" Seru Rose sembari berlari keluar. Bahkan kedua anaknya yang sangat sulit di bangunkan itu juga ikut terlonjak bangun dan serentak ikut berlari keluar menyusul Rose dengan mata terbelalak lebar. Memang hanya itu alarm terampuh Jisung dan Haruto.
Rose telah sampai di kamar anak tertuanya itu di susul kedua anak dan suaminya.
" Mas!"
Rose segera berlari memeluk Jaemin yang sudah terduduk di atas kasurnya dengan nafas terengah-engah dan keringat dingin yang membasahi tubuhnya.
" Pa. Tolong air." Ujar Rose yang masih memeluk erat Jaemin. Chanyeol dengan tanggap langsung mengambil botol minum yang selalu tersedia di meja belajar Jaemin.
" Mas. Minum dulu sayang." Ujar sang mama saat melihat Chanyeol sudah menunggu untuk membantu Jaemin untuk minum. Jaemin yang bergetar hanya mengangguk pelan. Chanyeol langsung membantu sang anak tiri untuk meneguk minumannya.
Setelah Jaemin selesai minum, Rose kembali memeluk Jaemin dengan erat dan membisikan kata-kata untuk menenangkan sang anak. Jisung juga sudah mendekat dan mulai memijat kepala sang kakak.
Bukan hal aneh lagi melihat Jaemin yang seperti ini setiap paginya. Mereka selalu tau jika Jaemin selalu bermimpi buruk dan berakhir terbangun dengan berteriak memanggil papanya, papa kandungnya yang sudah meninggal. Lalu setelah itu badannya yang berkeringat akan menggigil dan Jaemin akan mengeluh sakit kepala.
Jaemin tidak pernah berbicara tentang seseram apa mimpi yang di alaminya selama 5tahun itu.
Meskipun seperti itu, Jaemin tidak pernah ingin mengikuti ucapan siapapun untuk ke psikiater. Bahkan ia tak ingin berbagi perasaannya dengan siapapun, semenjak hari itu, hari dimana ia di temukan pingsan dengan tubuh penuh luka di bak pembuangan sampah bersama mayat ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
R A I N | jaemren, Hwankyu ✔
FanfictionWelcome to: 15th My Jaemren fanfic and 1st My Junghwankyu Fanfict " R A I N " On revisi! Kalo ada ga sesuai berarti belum ke revisi. Cerita tentang seluruh OTP saya versi lokal. Start 29 september 2020 Finish 26 oktober 2020