Part 18

1.4K 290 6
                                    



" Sakiitt."


Jaemin yang mendengar keluhan Junkyu itu hanya tersenyum simpul.

" Iya sabar. Ntar nyampe rumah aku pijitin." Jawab Jaemin.

Junkyu yang berada di gendongan Jaemin meringis tanpa henti. Tungkai panjang pemuda koala itu sepertinya terkilir dengan kedua siku lecet.


" Mas Jaee. Ini gapapa baju lo basah?" Tanya Junkyu di sela erangannya. Memang ketika lagi mode manja, Junkyu akan memanggil Jaemin dengan embel-embel Mas.


Jaemin kembali tersenyum sembari melirik kaki Junkyu yang sudah tanpa alasan dengan celana jeansnya yang sudah penuh lumpur dan juga basah.


"Gapapa."


" Tapi bau ihh. Huee mamaaa! Malu banget Ajun tuh!"


" Sstt diem kyu. Banyak yang liatin ini dari tadi."

Junkyu segera berhenti merengek lalu ia melirik sekitar. Benar saja, para pengendara yang memadati jalan auto tertarik melihat pemandangan aneh di pinggiran trotoar. Yang mana seorang pemuda yang bajunya basah penuh lumpur di gendong oleh seorang pemuda lainnya.


Junkyu buru-buru menyembunyikan wajahnya di pundak Jaemin.

" Gorong-gorong asu! Kenapa coba tiba-tiba gorong-gorongnya kebuka gitu! Kan bahaya!" Pekikan kesal Junkyu teredam di karnakan ia berteriak di bahu Jaemin.

Iya bener gengs, Junkyu abis nyemplung ke gorong-gorong yang lagi perbaikan di sebelah indoapril. Salahkan Junkyu yang sibuk dengan hapenya tanpa tau ada tanda peringatan bahaya yang ia lewati begitu saja.

Beberapa orang termasuk pengendara di pinggiran jalan sudah teriak-teriak memberitahu Junkyu. Tapi masalahnya pemuda itu lagi make airpods buat dengerin lagu, trus matanya fokus ke hape balesin chat Junghwan yang lagi di jalan baru pulang sekolah di jemput Renjun.

Pemuda koala itu baru sadar ketika tubuh tinggi semampainya sudah terjun bebas ke gorong-gorong yang setengahnya di penuhi air limbah bau apek. Hapenya ikut terjun dan menghilang di bawah air yang juga penuh lumpur.


Junkyu pengen mewek aja ketika sepenuhnya sadar akan apa yang di alaminya. Tapi sebelum pemuda itu mewek beneran, seseorang di atas sana sudah memanggil namanya. Dan ternyata itu Jaemin yang akhirnya menolongnya untuk naik dan berakhir menggendongnya untuk kembali pulang. Niat ke indoapril buat beli jelly nya sudah hilang entah kemana. Lagian siapa juga yang kepikiran buat beli jelly kalau keadaannya udah kayak petani abis pulang dari sawah gitu.


Satu hal yang Junkyu syukuri karna Jaeminlah yang datang untuk menolongnya. Bahkan saat Junkyu berhasil keluar dari gorong-gorong itu pun, pemuda itu menatap sekitar dengan tatapan dinginnya, mengintimidasi supaya tidak ada orang yang menertawakan Junkyu. Tapi bre, ini tuh pinggiran jalan. Beberapa pengendara mobil dan motor terlihat tertawa terbahak-bahak melihat penampilan Junkyu yang awalnya super modis itu sekarang berubah menjadi kayak sapi yang abis ngebajak sawah. Belum lagi sendal dan hpnya udah hilang di balik lumpur gorong-gorong yang super bau.

Untung Jaemin, coba aja yang di posisi Jaemin itu temen-temennya yang ga ada akhlak dengan inisial Haechan, Jihoon, Han, dan Hyunjin. Udah pen bundir aja mungkin Junkyu saking malunya di ejekin.



Di iringi rintihan Junkyu, Jaemin sudah melangkah melewati gerbang di sebelah tembok tinggi kodim dan menyusuri jalanan menuju ke kompleksnya. Jaemin belok ke kiri dan melewati gerbang kedua untuk menuju kompleksnya.


" Eh itu Den Junkyu kenapa mas Jae?"

Jaemin menoleh ke arah pos satpam gerbang kompleks Hazete dan mendapati seorang satpam penjaga tergopoh keluar dari posnya ketika melihat anak sang pemilik kompleks bercelemong lumpur.


" Gapapa pak! Gausah tanya-tanya!" Junkyu menjawab ketus, membuat sang satpam kicep.



Jaemin hanya mengulum senyumnya ke si satpam sebelum melanjutkan langkahnya. Namun tiba-tiba sebuah mobil bmw silver lewat lalu berhenti tidak jauh di depannya. Jaemin tau itu mobil milik siapa, milik Renjun.

" Astaga ada bebeb Juan! Mampus kyu mampus! Malu kuadrat gue mas Jaee!" Rengek Junkyu.

Dan benar saja, dari pintu mobil yang terbuka tampaklah Junghwan dengan ekspresi paniknya.


" Kak Junkyu!" Serunya lalu segera berlari ke arah Jaemin dan Junkyu.


Renjun ikut keluar dan ikut berlari ke arah Junkyu dan Jaemin.

" Bang! Ini kak Junkyu kenapa?!" Seru Junghwan setibanya di depan Jaemin.

" Mampus." Bisik Junkyu lirih. Ingin rasanya pemuda koala itu menenggelamkan dirinya kembali ke gorong-gorong tadi asal Junghwan nggak ngeliat keadaan memalukannya yang sekarang.


" Jatoh Ju." Jaemin menjawab agak tersendat karna Junkyu mengeratkan pelukannya di leher Jaemin.


" Kak! Kamu gapapa kan?" Tanya Junghwan yang ke lewat panik melihat keadaan pacarnya itu. Kalo orang lain mah ketawa liat penampakan Junkyu yang sekarang mah.

" Gapapa kok Ju. Jatoh doang." Akhirnya Junkyu menjawab pelan.

" Kenapa bisa jatoh Jae?" Tanya Renjun pula. Wajahnya ikut khawatir melihat keadaan adik iparnya itu. Ekhem.

" Mending Junkyunya kita bawa pulang dulu. Kasian. Kakinya keseleo." Ujar Jaemin.

" Biar Juan aja yang gendong bang!" Ujar Junghwan yang udah siap pasang badan.

Tapi Jaemin menggeleng.


" Biar abang aja. Udah terlanjur. Bentar lagi nyampe kan? Ntar seragammu kotor." Jawab Jaemin sembari menunjuk rumah besar Junkyu yang berjarak sekitar 100meter dari tempat mereka berdiri itu dengan dagunya.

" Yaudah ayo bang. Kasian kak Junkyunya." Ujar Junghwan. Jaemin mengangguk lalu melanjutkan jalannya.


" Kokoh antar mobil ke rumah dulu." Ujar Renjun yang di angguki Junghwan.

" Sekalian bilang sama mama kalau Juan ke rumah kak Junkyu ya koh?"

Renjun mengangguk sebelum masuk ke mobilnya.


" Kenapa kamu bisa gini sih? Pantesan ngga bales chat aku lagi." Ujar Junghwan yang kini berjalan di belakang Jaemin sembari mengelus punggung Junkyu.


Junkyu hanya meringis. Terlalu malu untuk menjawab.



TBC..

R A I N | jaemren, Hwankyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang