Part 11

1.7K 344 14
                                    






" Junghwan?"

Junghwan yang tengah berbaring di kasurnya itu menoleh ke arah pintu dan mendapati kakaknya telah berada disana.


" Masuk aja koh."

Renjun segera masuk dan menaiki kasur Junghwan dan memeluk tubuh raksasa adiknya itu.

" Kokoh heran. Kenapa kamu selalu bau bayi seperti ini." Ujar Renjun sembari mengendus kulit lembab sehabis mandi adiknya itu membuat Junghwan risih.

" Kokoh kebiasaan banget, geli tau gak." Ujar Junghwan berusaha menjauhkan kepala Renjun dari lehernya. Tapi sang kakak malah lebih mengeratkan pelukannya dari tubuh Junghwan. Galak-galak gini, Renjun sayang banget sama adiknya.

" Gimana latihannya? Capek? Pelatihnya masih marah-marah ga jelas?" Tanya Renjun memancing pembicaraan. Adiknya itu memang baru pulang latihan, dan biasanya, tanpa Renjun minta Junghwan akan selalu menceritakan bagaimana latihannya selama ini. Dan cerita tentang kehebatan Jaemin lah yang paling dominan di ceritanya Junghwan.

Mendengar pertanyaan Renjun, wajah Junghwan mendadak sedih ketika menatapnya. Renjun menegakkan kepalanya menatap wajah sedih Junghwan.

" Kenapa? Ada apa? Pelatih memarahimu?" Tanya Renjun menatap mata Junghwan. Junghwan menggeleng lemah.

" Bukan gitu koh."

" Trus?"

Junghwan menarik kepala Renjun untuk kembali bersandar di bahunya lalu menghela nafas pelan.

" Kayaknya bang Jaemin ga akan latihan bareng kami lagi mulai minggu depan koh." Lirih Junghwan. Renjun langsung mendongak menatap wajah Junghwan.

" Kenapa? Jaemin bikin kesalahan? Atau gimana?"

Junghwan kembali menggeleng.

" Gatau juga apa ini termasuk kesalahan apa bukan. Tapi bang Jaemin berhasil ngalahin pelatih lagi, pelatih ampe keseleo koh. Saat kami bawa pelatih ke klinik kodim, pelatih bilang kalau bang Jaemin udah ga bisa latihan lagi. Dia udah berhasil ngalahin pelatih, pelatih bilang udah ga ada gunanya lagi bang Jaemin terus disana kecuali kalau dia mau menjadi salah satu pelatih kami."

" Trus Jaemin jawab apa? Dia nerima?" Tanya Renjun penasaran.

Junghwan kembali menggeleng.

" Bang Jaemin enggak nerima koh. Juan ga bisa lagi dong latihan bareng bang Jaemin." Lirih Junghwan dengan wajah sedihnya. Renjun mengulurkan tangannya untuk mengelus pelan rambut pendek adiknya itu penuh kasih sayang.

" Kan rumah kita gajauh dari rumah Jaemin Ju. Kamu masih bisa ketemu Jaemin tiap hari. Apalagi dia tiap hari lewat depan rumah kita."

Junghwan menatap Renjun yang mendongak menatapnya.

" Yang Juan sedihin itu, Juan ga bisa lagi liat kehebatan Bang Jaemin. Dia beda banget kalo lagi latihan koh. Wajahnya langsung berubah tanpa ekspresi dan bakalan ngomong saat ngasih intruksi doang koh. Keren banget bang Jaemin." Ujar Junghwan lagi.

Renjun mengangguk.

" Ya mesti gimana lagi Ju. jaemin udah mencapai batas maksimumnya. Pelatihmu juga gatau lagi mau ngajarin dia teknik yang mana, karna semua teknik udah di kuasain sama dia. Kan kamu sendiri yang bilang gitu."

Junghwan mengangguk lesu membuat Renjun tertawa pelan.

" Kokoh traktir deh. Mau keluar nggak?" Tanya Renjun membuat Junghwan sumringah.

R A I N | jaemren, Hwankyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang