18. Safe and Sound.

2.2K 265 5
                                    

Sakura menuntun dirinya untuk jatuh terduduk di atas lantai, dinginnya langsung menyambut. Tapi tak menghentikannya untuk memeluk dirinya sendiri. Menenggelamkan kepalanya pada lutut, lalu menangis sepuasnya. Mengeluarkan segala rasa sesak dan kesedihan yang selama ini ia pendam sendiri. Menapaki kesalahan yang berujung penyesalan.

Ciuman itu bukan yang pertama. Ciuman malam itu lah yang mengawali, tapi entah bagaimana rasa kedua berbeda, dan entah bagaimana akal sehatnya menguap begitu saja di dalam kukungan Sasuke. Bagaimana ia tidak berdaya untuk bergerak, tubuhnya lemas dan aroma Sasuke seperti obat dari sarafnya yang luluh lantak. Keinginan untuk menghirupnya dalam-dalam, ingin merangkulnya ke dalam dekapannya, menepis semua jarak yang ada. Semua perasaan yang aneh dan tak terduga ini. Tapi mendadak, seperti berlari di pinggir pantai menapaki jejak deburan ombak yang mengundang, sampai lupa jika ada luka di kakinya.

Sakura lupa, bahwa hidupnya tidak lagi normal karena pria itu. Semuanya berubah dalam sekejap. Tapi kenapa ia malah terpesona dengannya, ingin selalu melihatnya walau sekejap, ingin mendengar suaranya agar tidurnya tenang, ingin berada di sisinya agar ia merasa aman. Dan pada keinginannya lainnya yang di luar pikirannya. Jarak yang ia bentangkan hancur sudah.

Sengaja menghindar dari kontak apapun dengan pria itu adalah cara yang Sakura ambil. Berangkat ke kampus lebih pagi, pulang lebih cepat, dan menyiapkan apa yang ia butuhkan saat mengerjakan tugas, mencari lebih banyak kegiatan di luar. Berharap semua yang ia rasakan bisa menghilang begitu saja, Tapi, malam ini ia di hancurkan lagi oleh pria itu, yang mana tidak membuatku merasa sakit hati.

Sakura menggeleng mengusap jejak air mata yang mengering, sudah terlalu lelah dan banyak air matanya yang terbuang sia-sia. Memutar kran, menampung air di tangannya, lalu mengusapkannya ke wajah. Dinginnya air langsung membuat hatinya sedikit lebih tenang. Lebih jernih untuk berpikir lagi dan menyingkirkan sesak di dadanya.

Pikirannya kembali melayang pada Sasuke. Ia marah dan benci, semua emosi buruknya ia keluarkan. Seharian ini ia habiskan untuk menggambar dan melukis, bolak-balik tapi tidak menemukan kepuasan yang ia cari. Sampai ide muncul untuk merombak kamarnya yang membosankan. Saat itulah Sasuke datang dan mengacaukan perasaannya, mati-matian ia tahan agar tidak meliriknya, tidak memperlihatkan rasa cemasnya. Sampai berkali-kali tarik-hembus udara di sekitarnya.

Wajahnya kembali pucat, bibirnya kering dan perutnya sedikit terasa nyeri. Sakura menyemburkan nafas.

Sakura teringat kalimat Ino saat mereka kembali bertemu di pusat perbelanjaan, menebus waktu makan siang yang lalu. Ino juga tengah hamil anak pertama, semua yang di jabarkan di internet atau dokter tentang keluhan saat hamil memang di rasakan. Dari mual sampai yang di sebut ngidam. Apa yang selama ini yang ia rasakan bagian dari ngidam? Ino juga mengatakan, dia melakukan sesuatu di luar kebiasaan, suasana hati yang labil dan berubah-ubah tiap saat.

Tapi Sakura sibuk dengan kuliahnya dan pekerjaannya, tidak terlalu memperhatikan apa yang tengah ia alami. Pantas saja dokter menceramahinya, untuk lebih memperhatikan diri, memikirkan juga janin yang dikandungnya. Sakura merasa ini semua hanya ilusi belaka dalam hidupnya, permainan yang tak kasat mata. Dan sekarang ia baru benar-benar menyadarinya. Ia ada di fase kehidupan di saat ada makhluk lain yang ingin hidup.

Satu jam mungkin ia habiskan untuk merenungkan diri di kamar mandi, saat keluar ia masih menemukan kamarnya yang seperti kapal pecah. Cat tumpah di lantai, setengah kering. Koran-koran tidak lagi ada ditempatnya entah bagaimana. Tapi lukisannya masih utuh. Segera ia bereskan, apa saja yang bisa di lipat, memasukkan kaleng cat yang tersisa ke kardusnya, dan yang terakhir menggulung hasil lukisannya akan ia lanjutkan nanti saat hatinya lebih tenang lagi. Dan ia jadi teringat, di luar kamar ini juga ia buat berantakan. Sakura ingin membereskannya,tapi yang ia lihat hanya kerapaian seperti semula. Kemana kertas-kertas yang ia tinggalkan? Apa Sasuke yang membereskannya?

Better [ Telah TerRevisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang