26. Is that your secret?

2.6K 267 0
                                    

Sakura membuka kelopak matanya perlahan, membiasakan cahaya matahari masuk dari jendela yang terbuka. Lalu mengerjab untuk memfokuskan pandangannya, pada wajah Sasuke yang tengah tidur dengan damai menyambutnya. Dan sadar jika matahari sudah hampir di atas kepala.

Berapa lama aku tertidur?

Sakura bangkit, meregangkan tangannya yang kaku dan kebas, karena semalaman bergulat penuh dengan Sasuke. Entah bagaimana rasa lelah dan kantuknya hilang begitu saja, setelah menemukan pria itu mengejarnya dan kembali ke rumah bersama. Dirinya di boyong ke kamar pria itu, menikmati gerimis yang tiba-tiba menyerang Tokyo, sampai denting tetesan air hujan yang turun tak selang lama di balkon membawa melodi sendiri yang mengantarkan rasa tenang dan damai bersama dengan pelukan Sasuke.

Dan tanpa sadar ia merasakan panas di pipinya, Sakura menggeleng cepat-cepat bayangan kegiatan mereka semalam masih terekam jelas di kepalanya. Mendadak ia merasa menjadi wanita yang mesum. Turun dari ranjang, Sakura segera melangkah ke kamar mandi, badannya juga terasa sangat lengket. Setelah selesai ia membuat sarapan, sembari menunggu Sasuke bangun sendiri, karena selama ini ia tidak pernah membangunkan Sasuke dari tidurnya, pria itu juga termasuk orang yang rajin bangun pagi.

Sup tahu dan udang, nasi panas dan satu cangkir kopi dan untuk dirinya seperti biasa susu ibu hamil. Sasuke baru keluar dari kamarnya setelah ia mencuci peralatan masak, pria itu sudah bersih dan wangi tapi tidak memakai pakaian formalnya.

"Kau tidak bekerja hari ini?"

"Matahari sudah sangat tinggi Sakura, sangat terlambat untuk masuk." Jawabnya sedikit ketus, dan Sakura memutar bola matanya antara setuju dan tidak.

"Kalau kau karyawan biasa mungkin sudah di pecat karena terlambat masuk, tapi kau 'kan bosnya, bisa datang kapan saja." Perkataannya di balas dengan dengusan, Sasuke menarik kursi dan duduk dengan tenang menatap makanan di depannya.

"Ya, terserahlah. Aku benar-benar sangat lapar, kenapa kau tidak membangunkan ku?"

Sakura juga duduk di kursinya, siap melayani suaminya. "Aku juga baru bangun, mandi lalu memasak. Kalau begitu cepat makan."

Sasuke tidak membalas lagi, mengambil piringnya dan memasukkan nasi dan lauknya ke dalam mulut, diam dan tenang. Seperti perutnya lah yang paling penting saat ini.

Setelah selesai, Sakura segera membereskan meja sebelum mendatangi Sasuke yang duduk di depan tv, tapi mata pria itu terus mengarah padanya, memperhatikannya dengan senyuman miring di bibirnya. Dan Sakura hampir saja melempar pria itu dengan sendok, karena berhasil membuatnya salah tingkah.

Diliriknya jam di dinding, pukul dua sore, dan aktivitas mereka baru saja selesai makan; sarapan dan makan siang. Setelah ini apa? Sakura berpikir sejenak, sudah tiga bulan ini ia tidak mendapatkan komisi dari pekerjaannya membuat disain atau tugas yang menumpuk. Mendadak ia rindu dengan kegiatannya dulu.

"Kalau sudah selesai, kemarilah." Kata Sasuke menyentak dirinya.

Sakura tersenyum dan mengangguk, mengambil toples berisi biskuit sebelum duduk di samping Sasuke. Pria itu merenggangkan tangannya pada sandaran sofa, membuatnya menahan sejenak nafasnya, aroma parfum segar pegunungan milik Sasuke menguar bagai badai yang datang tiba-tiba.

"Apa yang kau tonton?"

"Hn? Kau tidak tahu film ini?" Pria itu meliriknya, mencuri biskuit dari tangannya dan langsung memakannya.

"Tidak." Jawabnya sembari memukul tangan Sasuke yang mencoba mencuri biskuitnya lagi.

"Astaga, padahal  sebagian wanita di bumi ini tahu film ini, tapi kenapa kau tidak?" Kata Sasuke berdecak.

Better [ Telah TerRevisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang