Sakura mengerjab membuka kelopak matanya perlahan, kala di rasa nyeri nyerang sekujur tubuhnya, terutama di bagian privasinya. Menemukan dirinya berbaring miring menghadap sesosok yang tak asing lagi baginya. Uchiha Sasuke, untuk pertama kalinya ia tidur bersamanya, pertama kalinya membuka dunia dengan pemandangan wajah itu, dengan jarak sedekat ini. Sasuke punya garis rahang yang tegas, pipinya tirus menyesuaikan tulang. Alis tebal dan bulu mata yang panjang, Sakura tau jika yang di miliki pria itu semua bernuansa gelap, seperti bola mata yang tersimpan di balik kelopak itu.
Ia menggeram rendah, memperbaiki posisi tidurnya, semalam waktu yang singkat baginya, tapi begitu panjang rasanya. Semuanya terjadi begitu cepat, tapi tertahan lama di ingatannya. Dilihatnya sekali lagi pria itu, memastikan jika dia belum terjaga, takut jika dirinya yang mengganggu tidur nyeyaknya. Di luar masih gelas, belum terlihat garis-garis matahari akan terbit. Ia tidak tau jam berapa sekarang, tapi sudah merasa cukup dengan tidurnya.
Sakura menarik nafas, menegakan tubuhnya ia harus bersiap untuk pagi ini. Tetap melakukan apa yang harus ia kerjakan, terlepas dari sebagian dirinya yang telah berubah. Sasuke mungkin menyadarinya sejak awal, keengganannya untuk membuka diri. Dunia yang ia bangun sendiri di sini tanpa ada yang boleh melewatinya. Tapi sepertinya ia lelah sendiri, karena dorongan yang tak kasat mata malah menginginkan dirinya untuk selalu didekat Sasuke, pria itu harus selalu ada di jangkauan mata. Semakin ia mengelak keinginan itu, semakin dirinya yang tersiksa. Siksa yang tak membekas di kulitnya, tapi membekas perih di batin dan hatinya.
Yang pada akhirnya ia menyerah sendiri akan dirinya, setelah Sasuke mengungkap sesuatu yang juga ingin ia katakan. Seolah Sasuke bisa membaca pikirannya dan dia juga bisa merasakannya. Tapi ia kembali mendadak ragu di tengah keputusasaan. Sasuke adalah pria tiran yang mengubah hidupnya dalam semalam. Ia tidak bisa membiarkan pria itu lebih memporak-porandakan hidupnya. Sakura mencari kegiatan lain untuk mengalihkan pikiran atau setidaknya ada teman yang bisa ia ajak bicara, tapi Matsuri ada di luar kota kunjungan kerja, ada di sana sampai seminggu. Sakura tidak bisa menentukan sendiri, dia benar-benar butuh teman bicara.
Lalu teringat dengan Yamanaka Ino, yang berjanji akan mengobrol lagi dengannya di lain waktu. Wanita yang baru ia kenal, tapi rasanya mereka sudah berteman lama. Sakura merasakan ketenangan saat berhadapan dengannya, tidak canggung meski faktanya baru empat kali mereka bertemu tanpa di sengaja. Ino ceria dan energik hampir mirip Matsuri.
Mereka bertemu di kafe dekat dengan apartemen. Karena Ino juga tinggal tidak jauh dari sana. Hanya bicara masalah wanita dan rumah tangga, tapi ia merasakan kelegaan, semua pikiran yang mengusik seperti menguap begitu saja. Atau sampai Ino mulai mendesah karena kesibukan Sai, suaminya. Dia ingin selalu di sisi Sai setiap saat, mendengar suaranya dan memeluknya kala tidur, Sakura mendengarkan dengan baik. Dan sedikit terkejut karena apa yang Ino rasakan ia pun merasakannya.
Sakura hanya bisa tersenyum, menanggapi cerita Ino. Tanpa sadar ia malah meringis mendengarnya. Ino bisa mengatasi hormon kehamilannya dengan baik. Sakura juga tau dan Ino kembali memperjelas, bahwa wanita hamil memang cenderung ingin lebih dekat dengan prianya. Inilah yang membuatnya gelisah dan takut untuk mengambil keputusan. Sasuke mungkin bisa mendapatkan kesempatan untuk menyentuhnya dan ia bisa terlepas dari dorongan hormon yang kuat ini. Tapi setelahnya apa yang akan ia dapat?
Sakura beranjak dari bak mandi, mengambil handuk dan membalutkannya di tubuh polosnya. Sekarang terasa lebih baik, tidak ada nyeri, tidak ada sisa keringat kering yang lengket di tubuhnya. Di bukanya lemari pakaian, menatapnya sejenak, mencari-cari apa yang harus ia pakai hari ini. Sebagian baju miliknya kini tidak bisa lagi menutupi perutnya. Kalau pakai jaket atau sweater malah akan terlihat aneh. Ini musim panas dan ia malah memakai pakaian tebal. Bisa jadi tidak nyaman siang nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Better [ Telah TerRevisi ]
FanficKejadian malam itu tak pernah sekalipun Sakura lupakan, walau ia benar-benar ingin melupakannya, karena membawa keburukan bagi kelangsungan hidupnya. Pada Sasuke yang patah hati dan berkeinginan apapun untuk kembali hidup, tapi kesalahan malam itu m...