Haiii???
Apa kabar?? Semoga baik ya<3
Gimana Tahun barunya?
Semoga di Tahun sekarang lebih baik lagi dari Tahun sebelumnya. Buka harapan baru, lembaran baru, dan cerita baru.Semoga suka yaaa
•••
Fabian berjalan tergesa di undakan anak tangga. Pelipisnya mengeluarkan keringat. Bibirnya bergetar hebat. Raut wajahnya kentara datar tanpa ekspresi.
Mendengar kabar bahwa Mamanya masuk rumah sakit lagi membuat ia cepat-cepat keluar dari kelasnya. Sekalipun itu masih ada dosen di dalam kelas.
Di persimpangan koridor. Tubuh tegapnya menabrak seseorang. Keheningan melanda mereka berdua. Sampai detik ke lima Fabian baru sadar akan keterdiaman nya.
"Jalan pake mata!" ujarnya begitu tajam pada seorang perempuan yang sedari tadi menatapnya begitu dalam.
Tanpa mau berlama-lama dan membuang waktu lagi. Fabian bergegas pergi dari hadapan perempuan itu.
"Ya ampun ganteng banget," pekik Meera pada Fabian.
•••
Koridor rumah sakit dekat dengan ruangan Mamanya di rawat, Fabian dapat melihat sang Papa yang diam sembari menyandarkan punggungnya di sandaran kursi besi itu.
Langkahnya memelan seiring sampainya di sana. Fabian menghela napas panjang. Netra nya menatap Papanya penuh tanya.
"Kenapa kambuh lagi?"
Papanya mendongak untuk menatap sang anak. Lalu berdiri dari duduknya. "Mama kamu kaget terima barang yang isinya bangkai tikus. Dan yang paling parah, di sana terdapat pisau yang berlumuran darah."
"Mama kamu tentu kaget lihat itu. Makannya penyakit jantungnya kambuh lagi."
Penjelasan dari Papanya membuat rahang yang tadi biasa saja kini mengetat kuat. Giginya bergemeletuk menandakan kekesalan serta amarah bercampur menjadi satu.
Fabian duga, ulah kali ini pasti datang dari musuh bebuyutannya. Yang tak lain dan tak bukan, geng Wolf.
"ARGHH!!!" teriak Fabian dan menyalurkan segala kekesalan dan amarah pada tembok rumah sakit yang tidak ada salahnya.
"Jangan lukai diri kamu sendiri, Fabi!"
"Pa! Nyawa Mama taruhannya."
"Pasti ada orang yang sengaja kirim barang itu. Fabi bakalan cari tahu siapa pelaku sebenarnya.""Terserah kamu. Tapi untuk sekarang, kamu harus fokus pada kesehatan Mama kamu. Mama kamu butuh dukungan dari kita."
Helaan napas Fabian terdengar begitu jelas. Lelaki itu duduk dan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Sesekali rambutnya ia tarik untuk menyalurkan amarahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY KATING MY HUSBAND [SUDAH TERBIT]
FanfictionDON'T PLAGIARISME!!! TYPO BERTEBARAN!! BANYAK KATA-KATA GAK JELAS! BELUM DIREVISI JUGA!! ••• Bagaimana rasanya ketika menikah dengan kating di kampusnya? Bukan hanya sekedar kating biasa saja. Tapi Kakak tingkatnya itu adalah seorang ketua dari geng...