Untuk (Kamu) yang Pernah Singgah
Teruntuk kamu, rasa yang pernah aku pupuk.
Menunggu sekian purnama, lalu memberanikan diri.
Mencoba peruntungan untuk meraihmu, sekali lagi.Dari selisih yang ada, aku berharap setengah rasa.
Setengah saja, dari yang dulu tak pernah ada.
Namun, bodohnya aku karena harap itu kosong.Teruntuk kamu yang pernah singgah lalu menetap.
Teruntuk hatimu yang tak pernah terbuka.
Teruntuk yang teristimewa meski tak menganggapinya.Kedua kali aku datang, lalu pulang dengan hampa yang sama.
Kedua kali aku kembali, tetapi sunyi yang menemani.Anggapanku semua selesai ..., sebab ini peluang terakhir.
Aku tak sepenuhnya menghilangkanmu,
hanya saja aku mundur perlahan.
Mundur teratur lalu terkubur bersama riak ombak berdebur.Aku marah! Aku mengalah!
Aku berkilah! Aku menyerah!
Aku pasrah!
Dan aku, lelah ....Bondowoso, 04 Oktober 2020
Na_LinaKurniawati
KAMU SEDANG MEMBACA
Untaian Berkisah ✔
PoetryMerangkai kata, merajut sajak, membingkai kenang. Begitulah kisahku, tanpamu! Apakah hanya itu? Tidak! Kisah dan kenang yang beda pun turut terbingkai. Ada dan tiadanya dirimu sama saja. Karena kuyakin, kau tak pernah ke mana. Menetaplah selama...