Bentang Biru Penghanyut Kalbu
Hamparan biru membentang lalu menantang.
Aroma laut menusuk kemudian menghilang.
Mengaburkan embusan angin darat nan hangat.
Mencoba sekali, dua kali, tiga kali, ternyata tetap asin.
Jangan pernah berharap kau bisa menambah asin laut dengan garam.
Jangan harap menawarkan asin laun dengan menambah air.
Sebab sia-sia adalah ketika kau berusaha merubah dengan hal yang sama.
Sebab percuma adalah ketika kau ingin mengganti dengan hal yang serupa.
Sebab tak mungkin adalah saat kau ingin, tapi nyatanya tak ada dukungan.Biarkanlah dia begitu.
Tetap biru, tenang, dan menghanyutkan.
Biarkanlah dia begitu.
Menjadi bentang biru kesayangan,
Bentang biru penghanyut kalbuku.
Bondowoso, 24 Oktober 2020
Na_LinaKurniawati
KAMU SEDANG MEMBACA
Untaian Berkisah ✔
PoetryMerangkai kata, merajut sajak, membingkai kenang. Begitulah kisahku, tanpamu! Apakah hanya itu? Tidak! Kisah dan kenang yang beda pun turut terbingkai. Ada dan tiadanya dirimu sama saja. Karena kuyakin, kau tak pernah ke mana. Menetaplah selama...