Sedekat Nadi
Ketika mendengar seruan, kau berlari!
Menghentikan segala rutinitasmu.
Beranjak lalu memenuhi panggilan Sang Pecipta.Menunggu waktu yang tepat, lalu menunggu seruan kedua.
Berdiri tegak, merapatkan barisan, lalu memulainya.
Menyelesaikan semua gerakan yang mendamaikan.Itu semua rentetan, pekerjaan yang runut, sesuai kaidah.
Tahukah kau bahwa seruan pertama dan kedua adalah cerminan kehidupan?
Keduanya begitu dekat, sangatlah dekat, sedekat nadi untuk nyawa.Sadarkah kau bahwa saat lahir berbekal keduanya?
Saat lahir bekal pendengaran pertamamu adalah Adzan dan Iqomah.
Sadarkah kau bahwa nanti, bekal terakhirmu adalah hal yang serupa?
Bekal di liang lahatmu juga Adzan dan Iqomah.Begitulah kehidupan.
Begitu singkat, begitu cepat, begitu dekat.
Sedekat Adzan dan Iqomah, begitulah kisah hidupmu.Bondowoso, 10 Oktober 2020
Na_LinaKurniawati
KAMU SEDANG MEMBACA
Untaian Berkisah ✔
PoetryMerangkai kata, merajut sajak, membingkai kenang. Begitulah kisahku, tanpamu! Apakah hanya itu? Tidak! Kisah dan kenang yang beda pun turut terbingkai. Ada dan tiadanya dirimu sama saja. Karena kuyakin, kau tak pernah ke mana. Menetaplah selama...