(8) Antara Cinta dan Kagum

14.4K 1.4K 52
                                    

"Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengampuni mu dan mengampuni dosa-dosa mu."

QS. Ali 'Imran : 31

"Siapa pria yang bersama mu tadi?" Ivan menatap lekat gadis yang tengah di hadapannya. Kedua manusia itu tengah melaksanakan makan malam bersama. Intan mengambil beberapa lauk yang ada di atas meja makan, para pelayan menunggu di belakang, karena mereka hanya ingin berdua disini. Ivan yang memintanya.

Intan menatap lekat pria di hadapannya. Gadis berkerudung instan itu lagsung mengulum senyuman manisnya. "Kenapa kamu mau tahu? Kan ini sama sekali tidak berkaitan dengan mu?" Gadis itu meletakan piringnya tepat di hadapan sang suami.

"Aku hanya penasaran, apa dia pacar mu Woah ternyata kau pacaran juga? Kukira kau wanita baik-baik dan masih suci," Ivan meletakan kedua tangannya, menyilang di dada. Pria itu mengeluarkan senyuman smirk dari sudut bibirnya.

"Tidak, dia teman kampus ku. Kalau masalah suci, aku memang belum pernah di sentuh pria selain kau Ivan. Jadi jangan membahas kesucian tentang diriku," Intan membuat Ivan terdiam. Tatapan pria itu langsung melunak di buatnya.

"Hm, maaf," pria itu menundukan pandangannya. Tentu saja kata maaf pertama yang terucap dari mulut Ivan langsung membuat sang istri tersenyum juga.

Sepertinya dia sama sekali tidak tahu bahwa aku akan menjadi salah satu pegawainya. Baiklah, ini adalah waktunya aku mengawasi gerak-gerik suami ku selama di kantor.

Intan sudah menyusun sebuah scenario di dalam otak cerdasnya. Pria itu menatap lekat sang suami yang tengah menundukan kepalanya.

"Iyaa, cepat habisakan makanan mu," Intan memasukan makanannya kedalam mututnya sendiri, di ikuti oleh Ivan. Entah mengapa pria itu benar-benar taat pada sang istri jika di suruh ini dan itu. Namun kalau di perintah oleh orang lain, dia malah murka dan menunjukan sifat dinginnya, termasuk pada Carla.

"Jadi, dia siapa? Sepertinya dia menyukaimu," Ivan menatap lekat gadis di hadapannya. Gadis itu masih asyik dengan makanannya sendiri.

"Habiskan dulu makanannya baru bicara,"

"Tapi..."

"Habiskan Ivan," Intan menatap lekat manik suami yang mendadak diam mendengar suara istrinya sudah dengan oktaf sedikit naik.

"Baiklah," pria itu melanjutkan makannya dengan cepat supaya cepat juga tuntasnya dan bisa bertanya banyak tentang pria yang ada di dalam benaknya sedari tadi.

"Jangan cepat-cepat, nanti keselek bahaya," gadis itu menatap lekat sang suami. Pria di hadapannya membalas tatapanya dan menganggukan kepalanya. Ia memperlambat tempo makannya, mengikuti perintah dari sang istri.

"Sudah," pria itu sudah menyelesaikan makanannya, lalu menyeruput minumnya supaya kerongkongannya tidak terasa kering.

Intan juga sudah selesai menyelesaikan makanannya. Gadis itu menyeruput segelas air mineral, lalu menatap lekat pria yang ada di hadapannya.

"Jadi, siapa dia? Teman dekat mu?" Ivan bertanya dengan amat hat-hati.

"Iya, tapi tidak terlalu dekat, hanya sekedarnya saja," Ucapan yang membuat Ivan bernafas lega. Pria itu langsung menarik nafasnya. "Kenapa memangnya?"

"Tak apa. Ku pikir dia adalah salah satu kekasih mu." Pria itu menaikan kedua bahunya membuat gadis yang berada di hadapannya terkekeh kecil.

"Mana ada."

"Bisa saja kan?" Ivan menaikan kedua alis matanya. Gadis di hadapannya ini hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan senyuman.

"Aku bukanlah kamu Ivan," perkataan yang langsung menusuk uluh hati sang suami. Pria itu terdiam mendengar perkataan dari sang istri.

Ukhti Girl Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang