(14) Apa Itu Cinta ?

12.9K 1.2K 11
                                    

"Mungkin tidak langsung ku ungkapkan pada mu. Namun ku ungkapkan pada Tuhan ku terlebih dahulu."

Waktu menunjukan pukul delapan malam. Intan dan Ivan baru saja menyelesaikan sholat isya nya secara berjama'ah.

Sekarang mereka berdua tengah duduk bersandar di sofa. Intan mengurai rambutnya, memakai daster. Sedangkan Ivan hanya memakai kaos oblong berwarna hitam dan sarung yang belum di lepas.

"Bagaimana karyawan barunya? Di perusahaan mu ada karyawan baru tidak?" Intan menatap lekat wajah sang suami. Pria itu berpikir sebentar. Dia sama sekali tidak pernah peduli dengan keadaan di kantor karena semua karyawan baru di tangani oleh Najwa dan Lita.

"Aku tidak tahu. Aku nggak pernah memperhatikan ke sekeliling," Ivan menatap tiap lekuk wajah gadis yang terduduk di sampingnya. Gadis itu sedang sibuk menyisir rambutnya yang panjang, namun mendengarkan perkataan sang suami.

"Benarkah? Kamu nggak pernah memperhatikan karyawan baru mu? Bagaimana dengan Carla?"

"Entahlah, aku sudah membuangnya. Ingin sekali ku pecat, namun dia tidak ingin pergi juga dari sana. Dan katanya dia membutuhkan pekerjaan ini untuk menghidupi dirinya, kamu tidak apa kan dia bekerja disana?" Ivan menaikan kedua alis mata tebalnya. Gadis di hadapannya tersenyum manis. Manik kedua manusia itu bertemu satu sama lain.

"Tentu saja. Memangnya kenapa? Selama kamu nggak macem-macem, aku mah nggak papa kok," Intan membuat pria di hadapannya gemas sendiri. Ingin sekali menyergap gadis itu malam ini juga.

"Ada sesuatu di pipimu, mendekatlah," wajah Ivan terlihat benar-benar serius, pria itu malah membuat sang istri panic sendiri. Takut ada apa-apa di wajahnya.

"Memangnya ada apa?" Intan memegangi pipinya, namun kedua tangannya langsung di singkirkan oleh sang suami.

"Ada sebuah bintik, mendekatlah. Jangan di sentuh, itu bisa berbahaya," Ivan membuat sang istri panik. Tentu saja gadis itu langsung mendekatkan diri pada sang suami. Jarak diantara kedua manusia itu benar-benar tipis.

Cup.

Pria itu mencium pipi Intan membuat sang empu terkejut bukan main. Katanya ada sesuatu, ternyata hanyalah alibi. "Sudah, sesuatu itu sudah ku ambil dengan bibirku," Ivan tersenyum manis, menatap lekat wajah istrinya, lalu menyelipkan rambut yang menghalangi wajah cantik milik Intan.

Semburat merah langsung memenuhi wajah Intan. Gadis itu malah malu sendiri karena ulah sang suami yang tiba-tiba.

"Ciaa elah, pakai merona segala, jadi tambah cantik," Ivan mengusap pipi gadis di hadapannya.

Tentu saja wajah gadis itu malah semakin merah merona di buatnya. Mantan Casanova itu memang benar-benar pintar membuat hati wanita meleleh dengan cepatnya.

Intan langsung menjatuhkan dirinya ke dada sang suami. Kepalanya dia telusupkan disana. Dia terlalu malu menatap wajah Ivan. Sang empu malah tersenyum sendiri. Dia memeluk erat tubuh sang istri lalu mencium pucuk kepalanya berkali-kali.

"Sudah-sudah, apa aku tidak boleh mencium bibir mu?" Ivan langsung mengeluarkan tawa jailnya. Gadis yang ada di pelukannya itu malah tambah merona saja.

Kenapa begini. Jantung ku berdebar. Jantung Ivan juga. Ada apa ini, kenapa nyaman sekali rasanya? Intan merasakan dekupan jantung di dada bidang sebelah kiri suaminya itu benar-benar berdekup dengan kencang.

Gadis itu langsung mendudukan posisinya dengan benar. Kali ini dia ingin menatap kedua manik Ivan dengan lama.

Gadis itu diam dengan rona merah masih di wajahnya. Maniknya bertemu dengan manik sang suami. Tidak ada pembicaraan diantara keduanya. Angin AC menyapa wajah kedua insan yang tengah saling pandang itu.

Ukhti Girl Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang