(16) Bunga kuncup

12.6K 1K 25
                                    

"Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula)."

-QS. An-Nur : 26-

Hari ini adalah akhir pekan. Hari yang benar-benar memuaskan bagi semua orang. Mentari pagi memasuki kamar dua insan yang tengah tertidur sambil berpelukan itu. Sehabis baca al-qur'an subuh tadi, mereka menjatuhkan dirinya di sajadah.

Posisi Ivan telentang dan lengan kanan pria itu di jadikan bantalan kepala sang istri, sedangkan lengan kirinya memeluk tubuh sang istri yang masih mengenakan mukena itu.

Intan mengerjabkan kedua matanya karena tidurnya terganggu dengan sinar yang membus kaca. Burung pagi sudah berkiau dengan merdu. Semilir angina pagi berhembus dengan syahdunya menghasilkan suara yang menenangkan.

"Sayang, bangun," Intan mencoba melepaskan pelukan itu. Gadis itu hanya dapat melihat jakun sang suami. "Ivan, bangun dong, olahraga yuk."

"Mppph," Ivan merengek seraya melepaskan pelukannya. Pria itu menelentangkan tubuhnya, namun kedua bola matanya masih terpejam.

"Kenapa yangk? Udah pagi ya?" Ucapnya dengan suara serak khas pria bangun tidur. Pria itu masih lengkap dengan atribut sholatnya. Intan mengubah posisinya menjadi terduduk, menatap pria yang masih terlelap dengan posisi telentang.

"Udah malam," jawab Intan membuat Ivan membelakan kedua bola matanya. Pria itu langsung mendudukan bokongnya, menyapu seluruh ruangan. Dilihatnya sinar warna orange dan Intan yang tengah terkekeh.

"Kamu minta di cium ya?" Ivan menatap tajam ke arah wanita yang masih terkekeh. Wanita itu mencoba untuk menenangkan dirinya.

"Bercanda ya Allah. Mau dong," ia mendekatkan dirinya, menyentuh-nyentuh pipi kirinya, membuat sang suami terkekeh sendiri.

Cup

Ivan mencium pipi itu. "Oh ya, di kantor ku ada seorang wanita. Pakai niqab. Tapi aku merasa dia mirip sekali dengan mu," Ivan menatap lekat gadis yang terdiam di hadapannya. Pria itu menyelipkan rambut sang istri yang keluar dari mukena.

"Se...serius kamu? Kamu jatuh cinta ya sama dia?" Intan menatap tajam ke arah sang suami yang langsung menggeleng dengan cepat ditambah lagi wajah pria itu polos namun tampan.

"Kamu cinta nggak sama aku?" Intan sepertinya sengaja memancing keadaan supaya sang suami mengungkapkan perasaannnya langsung.

Rumor tentang pernikahan Intan sudah menyebar luas di dunia maya. Banyak sekali manusia yang mencari tentang kebenaran istri sang ceo muda Rizarno group itu.

"Aku cinta sama kamu? Engga," balasnya membuat Intan memutar kedua bola matanya malas. Giliran di depan khalayak berani mengungkapkan. Giliran di depan istrinya tidak berani sama sekali.
"Berarti cinta ku bertepuk sebelah tangan dong?" Intan memasang wajah sedihnya, membuat sang suami menahan kekehannya.

"Tidak. Tapi tenang saja, aku nggak akan selingkuh dengan karyawan baru ku itu kok," Ivan mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya, membentuk huruf V. Pria itu mengulas senyuman lebar hingga gigi nya terlihat jelas

. "Suatu saat kamu akan mengetahui perasaan ku pada mu. Sekarang kita jalani saja dulu semuanya okey?" Perkataan Ivan membuat Intan menganggukan kepalanya. Sebenarnya tidak perlu pengakuan juga Intan sudah tahu.

"Apa karyawan baru mu cantik? Lebih cantik dari ku?" Intan menatap lekat manik sang suami. Pria itu berpikir sejenak. Susah sekali menjabarkannya. Namun dari warna mata sudah beda. Kalau karyawannya lebih pekat.

Ukhti Girl Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang