"Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi hidayah (taufik) kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
QS Faathir : 8
"Ivan, kenapa kau datang ke wisuda ku? Sementara pekerjaan mu saja lebih penting," Intan menatap lekat pria yang berada di belakang kemudi. Pria itu tersenyum tipis mendengarnya, kalau memberikan jawaban yang sebenarnya pasti benar-benar memalukan.
Karena aku tak mau melihatmu berduaan dengan si Yusuf itu, simple bukan? Ivan ingin sekali menjawab seperti itu, namun hanya di batinnya saja yang terucap.
"Aku kasihan padamu karena tidak ada siapa-siapa. Bagimana kalau kau menangis tadi disana? Bukankah itu memalukan?" Ivan menatap sekilas kearah gadis yang duduk tepat di kursi sampingnya.
Gadis itu membenarkan perkataan sang suami. Ia mengamggukan kepalanya mengerti.
Ternyata aku terlalu berharap banyak padanya. Memang benar ya, jangan terlalu berharap pada manusia, pasti akan menyakitkan. Intan menatap lekat sang suami, lalu menyandarkan kepalanya pada kursi mobil.
"Bagaimana dengan Carla?" Ivan langsung terdiam mengenai itu. Pasti Carla tengah merajuk sekarang karena dirinya tiba-tiba di tinggal sendirian di kantornya.
"Dia di kantor, sedang bekerja," jawaban singkat jelas dan padat. Ya, Carla memang bekerja disana. Wanita itu baru-baru ini bekerja sebagai asisten pribadinya Ivan. Itu juga Carla sendiri yang memaksanya karena wanita itu tidak punya pekerjaan selama ini.
"Oh, ya sudahlah. Apa kau masih berkencan dengannya?" Intan menatap lekat wajah pria yang tengah focus menyetir mobil. Pria itu menganggukan kepalanya dengan cepat. Pandangannya tidak bisa teralih dari depan.
"Kau akan putus dengannya?" Sambungnya membuat Ivan terdiam. Dia sendiri saja tidak tau bagaimana perasaannya pada sang istri. Tapi sekarang dia juga sedikit risih kalau harus berdekatan dengan Carla.
"Aku tidak tahu," Ivan menepikan mobilnya yang membuat sang istri kebingungan sendiri. Pria itu menatap lekat gadis yang ada di sampingnya.
"Bisakah kau membuatku jatuh cinta pada mu? Bisa kah kau membuat ku jatuh cinta pada islam lagi?" Ivan membuat Intan tergerak.
Gadis itu malah kebingungan sendiri. "Aku dulu seorang yang taat, tapi semenjak papah ku meninggal, hidupku menjadi seperti ini. Jadi, apakah kau bisa membuatku jatuh cinta padamu, dan jatuh cinta pada islam untuk yang kedua kalinya?"
Intan terdiam mencerna perkataan yang keluar dari mulut suaminya itu. "Kalau kamu mau jatuh cinta sama Allah, sama islam, sama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Kamu harus putus dengan Carla, karena sesungguhnya pacaran itu berzina, dan Allah tidak menyukai hal itu," Intan menatap lekat sang suami. Pria itu terdiam, menatap dalam manik sang istri.
Entah diantara senang atau tidak senang mendapat istri modelan Intan.
"Bagaimana dengan mu? Apakah kau bisa membuatku jatuh cinta pada mu? Aku hanya ingin menikah satu kali saja, dan itu hanya dengan mu. Aku ingin mencintaimu tapi aku tidak tahu caranya," Ivan terdiam, lalu menundukan pandangannya. Kepalanya masih menghadap ke arah Intan.
Gadis itu tersenyum, lalu membuka cadarnya. "Lihat aku," Ivan mengambil wajah sang suami dengan kedua tangannya.
Gadis itu mengelus pipi Ivan dengan jari manisnya. "Kau tampan sekali," tambahnya malah membuat Ivan salah tingkah sendiri.
Semburat merah langsung muncul di pipi pria itu. Maniknya dan manik sang istri bertemu. Dia merasakan tangan halus Intan menelusuri wajahnya.
Cup
KAMU SEDANG MEMBACA
Ukhti Girl Love Story
Romance[ T E R B I T ] Cerita ini aku tulis waktu SMP. Tulisan nya gak terlalu bagus. Maklumin ya. Versi Wattpad dan cetak, berbeda ya. (Versi novel lebih rapi PUEBI nya, dan gak bingung.) -Author. Intan, adalah gadis bercadar bahkan suka memakai niqab, d...