14. Bahagia atau terluka?

1.7K 236 36
                                    

Terkadang, rasa bahagia dan luka bisa datang secara bersamaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terkadang, rasa bahagia dan luka bisa datang secara bersamaan. Untuk itu, berbahagialan secukupnya, agar saat ada luka karena kecewa. Kamu tak terlalu sakit saat merasakannya.

~ Full Of Secret ~

***

“Masuk, gih, Sakha pasti udah nunggu di dalam. Alfi biar sama Mama aja malam ini,” ujar Sekar saat keduanya sudah sampai di depan kamar hotel.

Acara pernikahan Safa dan Sakha memang sudah selesai sejak satu jam lalu, mereka sempat makan-makan bersama keluarga besar di salah satu restoran. Sebelum akhirnya mereka ke hotel untuk beristirahat, hanya keluarga besar Sakha yang menginap di hotel, termasuk Safa yang ikut menginap di sana. Sedangkan, keluarga Safa pulang ke rumah masing-masing. Karena tidak terlalu jauh juga untuk pulang. Tidak seperti keluarga besar Sakha, yang harus membutuhkan waktu berjam-jam untuk sampai ke Jakarta. Apalagi, acara pernikahan mereka selesai pada pukul 19.00 tadi.

“Iya, Bu,” ucap Safa.

“Jangan panggil Ibu dong, tapi panggil Mama. Sekarang, kan, Safa udah jadi anak Mama.”

“Eh, iya, Mah,” ralat Safa masih canggung.

“Ya, udah, kamu masuk. Mama juga mau ke kamar, mau istirahat.”

“Sebelum ke kamar, apa boleh Safa peluk Mama?” tanya Safa yang membuat Sekar menautkan sebelah alisnya, tapi dua detik kemudian menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Safa pun memeluk Sekar dengan erat, air matanya menetes saat merasakan elusan lembut di kepalanya yang terbalut hijab. Ia sudah menahan untuk tidak menangis sejak acara pernikahannya tadi, tapi sekarang ia sudah tak bisa menahannya lagi. Apalagi, sedari tadi perasaannya campur aduk, antara sedih, kaget, senang, ada juga rasa bersalah. Hanya saja, ia tak bisa mengungkapkannya.

“Kok, kamu malah nangis? Safa kenapa?” tanya Sekar bingung, yang dibalas dengan gelengan kepala Safa.

“Makasih,” ucap Safa dengan bibir yang bergetar.

Sekar melepaskan pelukannya, lalu menatap Safa dengan kebingungan. Ada apa dengan Safa?

“Makasih, udah mau terima, Safa. Padahal, Mama bisa cari calon istri yang lebih baik dari Safa untuk Mas Sakha. Tetapi, Mama malah memilih Safa. Safa merasa nggak pantas untuk Mas Sakha, nggak pantas juga untuk menjadi bagian keluarga kalian,” ujar Safa yang dibalas dengan gelengan Sekar, wanita setengah baya itu tak setuju dengan apa yang diucapkan Safa.

“Kenapa kamu bicara seperti itu? Kata siapa kamu nggak pantas jadi istri Sakha? Kamu nggak boleh bilang kayak gitu, Mama memilih kamu karena memang kamu pantas untuk Sakha. Mama nggak peduli siapa pun kamu, bagaimanapun masa lalu kamu, Mama nggak mempermasalahkan itu. Karena Mama percaya sama kamu Safa, kamu perempuan baik-baik. Untuk itu, Mama memilih kamu,” jelas Sekar sambil menghapus air mata Safa.

Full Of Secret ✓ [TERBIT : LOTUS PUBLISHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang