23. Tak sengaja terbongkar

2K 257 29
                                    

Dengan pandangan kosong, Safa mengupas bawang merah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan pandangan kosong, Safa mengupas bawang merah. Sudah dua hari semenjak kemarahan Sakha padanya, ia tak memiliki semangat untuk melakukan apa pun. Apalagi, Sakha benar-benar mendiamkannya, sikapnya lebih dingin dari sebelumnya. Bahkan, Sakha tak memakan masakan yang ia buat. Tidak seperti sebelumnya, meski Sakha bersikap dingin padanya. Namun, lelaki itu masih mau memakan masakannya. Tetapi, untuk dua hari ini, Sakha tidak menyentuhnya sama sekali.

Ia tak tahu harus bagaimana agar Sakha tak bersikap dingin lagi padanya, minimal Sakha tak mendiamkannya lagi. Ia ingin memperbaiki hubungannya dengan Sakha, tapi lelaki itu terlalu kecewa padanya. Hingga dirinya begitu sulit untuk termaafkan.

Tingnong ... tingnong ...

Suara bel itu, membuatnya tersadar dari lamunannya. Ia meletakkan pisau dan bawang merah, sebelum akhirnya ia berjalan menuju pintu. Melihat siapa yang bertamu siang ini, karena jika Sakha pulang tidak mungkin memencet bel.

Saat pintu terbuka, ia melihat seorang wanita berjilbab syar’i tersenyum hangat padanya. Senyum Safa ikut mengembang, lalu mencium punggung tangan wanita yang telah menjadi Ibu mertuanya itu. Siapa lagi jika bukan Sekar.

“Masuk, Mah,” ajak Safa setelah menyalami Sekar.

Sekar mengangguk dan ikut masuk, hingga saat di ruang TV ia melihat Alfi yang duduk sambil nonton serial kartun kesukaannya. “Alfi, Oma datang,” ucapnya sambil menghampiri Alfi dan duduk di sebelahnya. Sedangkan Safa kembali ke dapur untuk membuatkan minum untuk Sekar.

“Oma,” ujar Alfi senang melihat kedatangannya.

“Oma kangen banget sama, Alfi. Oh, ya, ini Oma bawain mainan baru buat Alfi,” katanya sambil memberikan paper bag berisi mainan yang baru dibelinya.

“Mainan, buat Alfi?”

“Iya, buat Alfi.” Dengan senang hati, Alfi mengambil mainan pemberian Sekar.
“Bilang apa sama Oma, Alfi?” tanya Safa saat sudah kembali ke ruang TV sambil membawa minuman dan camilan untuk Sekar.

“Makasih, Oma.”

Sekar tersenyum mendengarnya, lalu menganggukkan kepalanya sambil mengelus kepala Alfi dengan sayang. “Oh, ya, kamu lagi apa barusan sebelum Mama datang, sayang?” tanyanya pada Safa.

“Safa mau masak, Mah,” jawabnya.

“Oh, mau antar makan siang buat Sakha lagi, ya?” tebak Sekar, yang hanya dibalas dengan senyuman Safa. Ia tak tahu jika ia mengantarkan makan siang untuk Sakha, apakah lelaki itu mau memakannya? Sedangkan, sudah dua hari ini Sakha menolak makanannya.

Full Of Secret ✓ [TERBIT : LOTUS PUBLISHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang