By trying too hard, we put ourselves at a greater risk.Happy reading
"Saya sudah mengemas semua barang anda Tuan. Satu jam lagi, pesawat anda akan segera berangkat."
Park Jisung terlihat menghembuskan napas pasrah.
"Daeun, apa dia sudah kembali?"
Dengan cepat Giselle mengangguk.
"Sudah Tuan, Daeun pulang pagi tadi bersama ibunya."
"Baiklah, jika tidak ada ingin kamu katakan lagi, silahkan keluar."
Giselle membungkukkan badannya sebentar, lalu melangkahkan kakinya keluar dari ruangan besar Park Jisung. Saat ia hendak membuka pintu untuk keluar, ia langsung di hadapkan dengan Choi Beomgyu bersama wajah datarnya. Giselle bergeser, mempersilahkan lelaki itu untuk masuk terlebih dahulu, sebelum ia keluar.
"Gue pikir lo udah pulang kemarin-kemarin."
"Gue nunggu lo pulang, biar dapet tumpangan dan nggak usah ngeluarin uang lebih buat ongkos pesawat."
Jawabnya sembari mendudukkan diri di salah satu kursi tepat di depan Park Jisung. Satu tangannya menyahut kertas yang di bawa oleh Jisung, lalu membacanya dengan saksama.
"Kertas apaan nih."
"Kertas kosong yang belum gue tulis apapun."
Seketika Beomgyu langsung memutar matanya malas, dan mengembalikan kertas itu kepada pemiliknya. Ia benar-benar mengira kertas itu adalah diary harian milik temannya tersebut.
"Soal chipset itu, udah lo kasih ke Hyerin?"
Jisung mengangguk.
"Kemarin."
Beomgyu terlihat mengerutkan alisnya.
"Kemarin, kapan? Seharian lo pergi sama Daeun setelah pertemuan sama Mr. Zhang."
"Hanya perlu beberapa gelombang kata untuk gue membuat otaknya Daeun berhenti bekerja untuk beberapa menit."
Ucapnya santai sembari menaikkan kakinya ke atas meja dan melempar-lempar rendam pulpen stylus yang berada di tangannya. Sontak ucapannya barusan langsung membuat Beomgyu melebarkan matanya.
"Hyerin ada di Plaza waktu it—?"
"Right!"
"Gue harap lo nggak melakukan hal yang lebih dari ini."
Beomgyu mulai gelisah saat Jisung mulai kembali menggunakan kemampuannya itu. Mengandalkan kinerja otaknya yang luar biasa, Jisung bisa dengan mudah mengendalikan pikiran orang lain hanya dengan sebuah kalimat. Lebih gila lagi, lelaki itu bisa membunuh tanpa menyentuh.
"Gue hanya melakukannya saat kepepet. Selain dengan cara itu, gue nggak bisa lepas dari Daeun asal lo tau."
"Setelah ini, gue pikir semua nggak akan baik-baik aja." Beomgyu mulai serius dengan ucapannya.
"Gue pikir juga gitu. Setelah Hyerin membuka chipset itu, kita harus lebih waspada."
Beomgyu terdiam, perlahan otaknya mulai bekerja untuk memikirkan apa yang akan di lakukan oleh Park Jisung. Lelaki itu tersentak kala ia mulai menangkap apa maksud Jisung. Ia mulai mendongakkan kepalanya dan menatap Jisung tajam.
"Hye.id, lo bercanda kan dengan rencana lo selanjutnya?"
Jisung langsung mengeluarkan seringaiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] DEFEND LIGHT II | PARK JISUNG
Fanfic❝ [ Apology? I don't think that's enough ] ❞ © raeclya, 2021