25. The Real Traitor

157 36 5
                                    


"Saat kau menuduh orang yang salah." — H


Happy reading!


"TUTUP PINTUNYA!!"

Grepp!!

Setelah pintu anti peluru itu tertutup, Jeno langsung bergegas menghampiri Xiaojun. Lelaki mengecek kondisi Xiaojun, sebelum akhirnya memutuskan untuk membawa tubuh Xiaojun ke Instalasi Darurat. 

Sedikit tidak mungkin memang kalau gedung ini memiliki Rumah Sakit di dalamnya. Namun ketidakmungkinan itu benar-benar terjadi dalam Neo Cyber.

"Dejun dia masih hidup kan?!" tanya Hyerin dengan begitu panik saat Jeno melewatinya hendak menyusul Xiaojun yang lebih dulu dibawa oleh Staff.

Jeno mengangguk, "dia baik-baik aja. Pelurunya nggak sampai menembus kepalanya." Lalu tanpa menunggu respon Hyerin lebih jauh, Jeno memutuskan untuk meninggalkan gadis itu karena keadaan Xiaojun yang tidak memungkinkan untuk ditunda.

"Erin, kamu sudah bertemu Byun Baekhyun?" tanya Jisung yang praktis membuat Hyerin menoleh dan gini bergeser ke sisinya.

"B-belum sempat. Ayo ke Instalasi dulu. Keadaan kamu sama gawatnya kayak Dejun."

"Aku baik-baik saja."

"Baik-baik aja dari mananya."

"Cepat temui Byun Baekhyun. Aku bisa mengobati luka ku nanti—"

"Bisa-bisanya kamu mikirin Baekhyun sedangkan keadaan kamu aja separah ini sekarang. Mau ya, egois bentar aja buat mikirin keadaan kamu sendiri dan ga peduliin orang lain?" Gadis itu mulai kesal, menghadapi kekeras kepalaan laki-laki yang kini masih berusaha menahan sakit di bagian ulu hatinya itu.

"Nyawanya sekarang sedang di perhitungkan, Erin."

"Katamu, kalau dia nggak mati sama Cyborg itu, dia juga akan mati dengan hal yang lain kan?"

"Tapi setidaknya kita bisa sedikit memperpanjang masa hidupnya."

Hyerin berdecak, lalu memutar matanya malas. "Iya oke! Setelah ini aku temuin Baekhyun. Setelah aku nganter kamu ke Instalasi."

"Tidak perlu ke Instalasi. Antar saja aku ke ruanganmu. Aku bisa mengobati sendiri."


—————


"Apa Park Jisung mati?"

Perempuan itu beranjak, melempar senapan yang ujungnya masih mengepulkan asap itu dengan keras dan membuat debuman. Ia menghempas tubuhnya, menyandarkan punggungnya sambil mengalahkan wajah menahan kesal.

"Tembakanku meleset."

Helaan napas kecewa seketika terhembus dari bibir Kim Doyoung. Ia mengusap wajahnya gusar, sampai ia kembali bertanya untuk meyakinkan dirinya.

"Apa maksudmu laki-laki itu masih hidup?"

Kim Daeun mengangguk.

"Ada yang salah dengan senapan itu. Aku sudah mengarahkan bidikkanku ke arah Jisung. Namun lihat! Peluru sialan itu malah salah arah."

"Salah arah atau kau yang memang tidak ingin membunuh Park Jisung?" Kim Doyoung memicing curiga.

"Jika kau ragu padaku, harusnya kau tidak mengajakku bekerja sama dari awal, Tuan Kim Doyoung."

[✔️] DEFEND LIGHT II | PARK JISUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang