Kadang kita tidak pernah tau betapa berkesan sebuah momen sampai suatu ketika momen itu menjadi kenangan.Happy reading
"Aku belum bisa percaya, Dejun. Agaknya rada nggak mungkin kalau Jisung bisa ingat secepat itu."
"Ini nggak cepat, Hyerin. Banyak proses yang kalian lewati sampai bisa bertemu sedekat ini."
"Tapi tetep aja—"
"Kalian berselisih besar sebelum akhirnya bisa bertemu dan mengobrol dengan nyaman sepeti tadi pagi. Bukankah itu takdir?"
Hyerin menghela napas pasrah, lantas bangkit untuk sekedar berdiri sembari menatap jalanan Kota dengan gelisah.
Tadi pagi, setelah bertemu dengan Jisung, Hyerin langsung memutuskan untuk mencari Xiaojun. Menjadikan lelaki itu kedua yang tau Jisung telah mengingat dirinya. Hyerin butuh seseorang untuk mendengarkan ceritanya, kegelisahannya tentang perubahan Jisung untuk dirinya. Tidak peduli dengan saran apa yang akan Xiaojun berikan, ia masih menolak percaya.
"Ingatannya sebelum ini—?" tanya Xiaojun terputus saat dengan cepat Hyerin menjawabnya.
"Jisung masih mengingat kelakuannya sebelum ini."
"Lantas apa yang dia katakan?"
Hyerin terdiam, menoleh kearah Xiaojun sebentar, lalu kembali ke posisinya semula. "Dia meminta kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya. Dia akan membuktikan, dia benar-benar berubah." Ujarnya dengan lesu, dengan nada yang perlahan menurun.
"Berikan dia kesempatan itu. Aku yakin dia tidak akan berani mengecewakanmu, karena dia tau persis bagaimana dirimu."
"Sudah ku berikan."
Mendengar itu, Xiaojun lantas mengulum sebuah senyuman, dan seketika lenyap ketika Hyerin kembali melanjutkan kalimatnya.
"Tapi tetap saja, aku belum percaya sepenuhnya kepadanya."
Helaan napas keluar dari bibir lelaki itu. Ia melakukan peregangan ringan, sebelum bangkit dan meraih cup kopi yang sudah mendingin dari meja, dan melangkahkan kakinya mendekati gadis itu.
"Tidak usah pedulikan tentang seberapa besar tingkat kepercayaanmu padanya. Kepercayaan itu akan terisi seiring berjalannya waktu, dan langsung akan bocor dengan satu kesalahan. Ingat itu."
Hyerin menoleh kearah lelaki yang lebih tinggi darinya itu, menatapnya dengan tatapan datar walaupun ia sedang berpikir keras. Bergelut dengan batinnya sendiri yang tengah bergejolak. Jisung, lelaki itu benar-benar sangat berpengaruh untuk dirinya, terutama perasaannya.
"Lalu tentang Jisung, apakah aku harus mengatakannya pada yang lain?" tanyanya mengalihkan pembicaraan, karena Hyerin tidak suka terus dinasehati.
"Sepertinya kamu harus membicarakannya dengan Byun Baekhyun. Pria itu harus segera tau tentang hal ini. Sebelum ia terus berdiam diri demi mengumpulkan tenaga untuk membuka Arzet."
Huang Hyerin terlihat enggan saat mendengar nama Byun Baekhyun. Kemudian ia mendesah lesu, "aku harus menemui pria itu?"
Xiaojun mengangguk sembari tertawa, ingin meledek Hyerin yang sepertinya sangat enggan bertemu dengan Baekhyun. Mungkin gadis itu masih terbawa masa lalu.
"Iya, lalu mau bagaimana? Tidak akan juga kalau kamu harus menemui Lee Jeno dulu untuk membicarakannya pada Baekhyun. Sama saja kamu akan bercerita dua kali."
Hyerin menghembuskan napas keras yang terdengar lebih seperti dengkusan. Dengan cepat ia berbalik, menyambar blazernya yang kemudian melesat keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] DEFEND LIGHT II | PARK JISUNG
Fanfic❝ [ Apology? I don't think that's enough ] ❞ © raeclya, 2021