"Kepada Sang Bunga, kuucapkan selamat jalan dan terimakasih. Jejakmu masih akan terus berada disini dan tak pernah terhapus." — PJS
Happy reading
"Kim Daeun, kau sudah membunuhnya?" tanya Jaemin, saat Doyoung memberikan beberapa senjata lengkap dengan pelurunya. Ada rasa sangat penasaran yang lelaki itu sembunyikan saat menunggu jawaban dari Doyoung.
Doyoung mengangguk satu kali, "sudah, Tuan. Aku juga sudah menyuruh seseorang untuk mengurus jasadnya."
"Dengan apa kau membunuhnya?"
"Aku menaburkan racun dosis tinggi dalam kopi yang kuberikan padanya. Lalu dia mati beberapa menit setelah menegaknya."
"Bagus, teruskan pekerjaanmu. Aku harus kembali keatas. Aku harus mengurus Park Jisung." Jaemin berbicara dengan begitu tegas. Jauh berbeda dengan Na Jaemin yang dikenal banyak orang. Seorang yang cerewet dan sering tertawa.
Doyoung membungkukkan badannya saat Jaemin berlalu meninggalkannya sebagai rasa hormat. Kemudian ia segera beranjak, mengikuti intruksi dari Jaemin ketika mereka berdikusi beberapa hari lalu sebelum Lurious diluncurkan.
Kedua laki-laki itu yakin, rencana puncak mereka ini bisa meruntuhkan Neo Cyber karena para petingginya sedang terpecah belah. Mereka belum menyadari, bahwa salah satu diantara mereka ada seorang penghianat gila.
Benar, Na Jaemin adalah dalang dari semua penyerangan yang terjadi di Neo Cyber. Pemimpin diatas semua pemimpin. Dia yang memimpin Kim Doyoung pada semua serangannya. Mengadu domba Lee Jeno dan Park Jisung yang berakhir gagal, atau semua serangan gila yang tak henti-hentinya lelaki itu berikan.
"Na Jaemin! Kau mau kemana?"
Suara yang terdengar menginterupsi itu seketika membuat langkah Jaemin menuju lift terhenti. Lelaki itu menoleh, mendapati Park Jisung berdiri di ujung lorong dengan tangan kiri menyentuh bagian perut.
"Bukan urusanmu."
Balasnya begitu ketus, melengos dengan cepat saat pintu lift itu terbuka tak lama setelahnya.
"Berhenti atau peluruku akan menembus kepalamu?"
Tubuh Jaemin terpaku, matanya sempat melirik Jisung yang sedang menodongkan pistol kearahnya dari jarak jauh. Kemudian Jaemin melangkah mundur satu langkah, membiarkan pintu lift yang sudah terbuka itu kembali menutup.
Melihat Jaemin yang berdiri tanpa melakukan perlawanan disana, Jisung mulai melangkahkan kakinya mendekati Jaemin.
"Kau pikir aku tidak tau rencana busukmu, Tuan Na?" Jisung berdesis, menatap Jaemin sinis tanpa penurunkan pistolnya.
"Sejak kapan?"
"Sejak— !!"
Belum selesai Jisung menyelesaikan kalimatnya, satu tembakan tak terduga lebih dulu melesat kearahnya.
Dorr!!
Yap! Tembakan itu meleset karena Jisung menghindar dengan baik.
"Refleks yang bagus, Park Jisung." Ucap Jaemin yang terkesan menyindir. Jaemin memutar posisinya, mengarahkan pistol yang baru saja diberikan Doyoung tadi kearah Jisung, mengikuti arah gerak lelaki jakung itu. Mereka saling todong.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] DEFEND LIGHT II | PARK JISUNG
Fanfic❝ [ Apology? I don't think that's enough ] ❞ © raeclya, 2021