10. Let's Make a Mistake!

191 50 7
                                    


The one you think is evil, could be the one who cares about you the most.


Happy reading


"Bisa kita berbicara sebentar? Ada yang ingin ku sampaikan."

Hyerin terlihat ragu, bagaimana cara ia bisa menolak ajakan teman lamanya tersebut karena setengah jam lagi ia harus menjemput Nara.

"Maaf tapi, setengah jam lagi aku harus menjemput keponakanku."

"Ah sayang sekali, kalau begitu kita bisa mengobrol lain waktu." Doyoung merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah kartu nama. "Ini kartu namaku, kamu bisa menghubunginya kapan saja."

Hyerin menerima kartu itu, mengamatinya lama. "Baiklah, ngomong-ngomong kamu disini sampai kapan? Bukannya kamu tinggal di Incheon?"

Kim Doyoung mengangguk, "iya aku masih tinggal disana. Aku menetap disini untuk sebulan kedepan."

"Oke, baiklah. Kalau ada waktu aku kita bisa ketemu lagi."

Kim Doyoung lagi-lagi mengangguk, "apakah keponakanmu bersekolah disana?" Lelaki itu menunjuk gedung Playground yang berada disebelah selatan mereka.

"Iya, dia bersekolah disana."

"Sekarang sudah masuk jam pulang, lebih baik kamu cepat menjemput keponakanmu agar dia tidak menunggu lama."

Huang Hyerin sedikit melirik jam tangannya. Benar, setengah jam sudah berlalu yang artinya Nara sudah keluar dari kelasnya.

"Aku pergi dulu, Kak."

"Hati-hati, salam untuk kakakmu."

Gadis itu hanya menunjukkan jempolnya sebelum kaca mobilnya sepenuhnya tertutup.

Kim Doyoung, teman—ah bukan, dia adalah kakak kelasnya dulu saat sekolah menengah. Dia cukup dekat dengan Jisung dan akhirnya juga dekat dengan dirinya.

Lelaki itu cukup tertutup. Hampir mirip dengan Jisung, hanya saja lelaki itu lebih dingin dan kaku. Setelah peristiwa penyatuan Oxy dan Frost di belakang bukit itu sampai waktu tadi, Hyerin sama sekali belum bertemu dengan Doyoung.

Lalu, Hyerin cukup heran bagaimana beberapa temannya di sekolah menengah bisa berada di Shanghai padahal mereka bukan asli sini.

Kembalinya Lee Jeno kemarin saja sudah membuatnya pusing, belum lagi dengan teman-temannya yang lain. Ah, bahkan ia belum menyelidiki siapa Park Jisung.

—————

"Giselle, tentang kematian Zhang Ryu kemarin kau sudah mengurusnya?"

Giselle mengangguk, lalu tersenyum. "Sudah, Tuan. Bahkan mereka tidak menyelidiki kematiannya lebih lanjut."

"Bagus, aku hanya ingin memastikan saja. Kamu boleh kembali ke ruanganmu."

"Baiklah, Tuan. Saya permisi."

Giselle membungkukkan badannya sebelum melangkahkan kakinya untuk keluar dan kembali ke ruangannya.

Setelah Giselle keluar, Park Jisung langsung kembali bergelut dengan pikirannya. Kematian Zhang Ryu sudah cukup lama, namun, tak ada tanda-tanda respon yang diberikan oleh Xiao Dejun. Xiao Dejun sama sekali tak menghubungi polisi atau sekedar mengirim tim forensik untuk menyelidiki tempat jasad Zhang Ryu ditemukan.

Apa Zhang Ryu adalah pancingan apa nyawa wanita itu selamat setelah masuk ke Aeropacific? Kalau iya, gue sedang dalam masalah besar!

Dengan cepat Jisung langsung bangkit dan berlari keluar dari ruangannya. Tujuannya sekarang adalah Beomgyu, Choi Beomgyu.

[✔️] DEFEND LIGHT II | PARK JISUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang