Ada yang berubah, ada yang bertahan. Karena zaman tak bisa dilawan. Yang pasti kepercayaan harus diperjuangkan. — Chairil AnwarHappy reading
"Ehemm."
Jisung yang sedang menyandarkan punggungnya pada dinding lorong praktis menoleh saat suara deheman dari Lee Jeno terdengar cukup keras dan menggema. Kegiatannya memandangi kuku jarinya seketika berhenti ketika Jeno mulai berdiri di hadapannya. Kemudian Jisung mengalihkan pandangannya, menatap Jeno sesaat dengan tatapan tak minat.
"Serangan macam apa itu tadi?" tanya Jeno.
"Serangan Sistem Inti. Aeropacific yang melakukannya." Jawabnya dengan air muka datar.
"Bukankah Aeropacific adalah milikmu?"
"Kim Doyoung yang mengambil alih, sekarang."
"Untuk apa?" Lee Jeno masih bertanya dengan nada santai. Padahal jelas ia sangat terkejut dengan penuturan Jisung barusan. Jeno itu pandai dalam mengendalikan ekspresinya.
Jisung sempat memutar matanya sebelum menjawab. "Menyerang Neo Cyber, apalagi?"
"Bukankah kau juga bergabung dengan mereka?"
"Aku tidak bergabung dengan mereka."
Kemudian Jeno tersenyum remeh, "padahal jelas kau bersama mereka dalam serangan tempo hari lalu."
"Sekarang aku tidak bergabung bersama mereka!" Nada bicara Jisung mulai meninggi. Menahan kesal dengan Jeno yang terus memancing amarahnya.
"Lantas kau ada dipihak siapa?"
"Huang Hyerin."
Detik itu juga Lee Jeno langsung terkekeh, mentertawai ucapan Jisung yang menurutnya lucu. Atas dasar apa Jisung berani mengatakan itu. Padahal kemarin, lelaki itu baru saja hampir membunuh Hyerin. Dan lihatlah sekarang?
"Aku pikir tidak ada yang lucu dengan ucapanku, Lee Jeno." Tekan Jisung.
"Apa kepalamu baru saja terbentur sesuatu hingga membuatmu seperti ini?"
"Tidak."
"Atau—"
"Aku telah masuk kedalam Arzet."
Bibir Jeno seketika terkatup rapat, matanya melotot kearah Jisung dengan tubuh yang membeku. "A-apa?!" ucapnya ditengah keterkejutannya.
"Jisung dalam dunia paralel itu telah membawaku masuk ke Arzet. Dan menjelaskan semuanya sebelum kalian datang." Jelas Jisung yang sepertinya tak minat untuk menjelaskan. Mengabaikan Jeno yang sangat menuntut penjelasan panjang darinya.
"Jadi sekarang kau—?"
"Iya. Erin, Bunda—dan masa laluku. Aku mengingatnya." Potong Jisung cepat.
Namun saat setelahnya kening Jeno berkerut dan ekspresinya berubah. Benar-benar seperti orang bodoh. "Kau benar-benar Jisung kan? Bukan cuma seseorang yang mirip?" Dan bisa-bisanya Lee Jeno mengeluarkan pertanyaan seperti itu.
"Kau mau ku bakar dalam dinding pelindung seperti waktu itu?!"
Alih-alih marah, Jeno malah tersenyum senang. Kemudian ia merangkul Jisung, memiting kepalanya hingga anak itu mengaduh kesakitan. "Lepas!!"
"Selamat datang, Jisung. Setelah ini lo harus jadi babu gue karena lo udah buat gue hampir mati pada serangan terakhir lo."
"Tidak ada yang bisa memperbudakku, kau sekalipun."

KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] DEFEND LIGHT II | PARK JISUNG
Fiksi Penggemar❝ [ Sorry? I don't think that's enough ] ❞ © raeclya, 2021