Star can't shine without darkness.Happy reading
Shanghai, After 48 Hours.
"I-ini kacau—!"
Hyerin menatap bingung sekaligus terkejut dengan kekacauan yang ada di depan matanya. Mereka baru saja tiba, Huang Hyerin dan Park Jisung, tiba di tempat yang sama dengan keadaan yang lebih parah.
Ruangan itu berantakan, dengan pintu yang sudah dirusak, ada beberapa ceceran darah di dekat pintu masuk, atau peluru nyasar memecahkan jendela hingga tak berbentuk lagi. Dalam sekali lihat, dapat disimpulkan jika baru saja terjadi perang dalam ruangan.
Tak berbeda dengan Hyerin, Jisung juga sama terkejutnya. Lelaki itu baru saja terjenggit saat kakinya tak sengaja menginjak sesuatu. Dia mundur selangkah, menamatkan pandangannya pada benda itu sebelum akhirnya meraihnya dengan tangan kosong saat dirasa benda itu tak berbahaya.
"Apa itu?" tanya Hyerin yang ikut teralih pada benda itu.
"Ini besi."
Hyerin memutar matanya malas. "Aku tau itu besi. Tapi itu besi apa—maksudku apa dari komponen tertentu?"
Jisung terdiam, matanya masih mengamati benda itu sambil sesekali membaliknya.
"Aku tidak yakin dengan dugaanku."
"Menurutmu itu apa? Bahaya nggak?"
Jisung menggeleng.
"Besi jenis ini hanya digunakan untuk pembuatan Cyborg, dan masih ilegal. Tentang bahaya atau tidaknya, itu tergantung. Tergantung dari perintah Tuannya bagaimana Cyborg itu berkerja."
Hyerin tercekat, matanya membelalak saat bilah-bilah kemungkinan mulai membanjiri pikirannya. Alih-alih meminta penjelasan lebih dari Jisung, gadis itu memilih menelusuri ruangan ini lebih lanjut. Berusaha menemukan sesuatu yang bisa menguatkan kecurigaannya. Sampai ia diberhentikan oleh Jisung yang lebih dulu berucap.
"Semoga apa yang kau pikirkan tidak betulan terjadi. Tapi tentang Cyborg yang menyerang Neo Cyber, aku lebih setuju dengan itu. Kau lihat disana?"
Hyerin mengikuti arah yang Jisung tunjukan.
"Robohan tembok berlapis baja itu seukuran manusia, lalu manusia mana yang memiliki kekuatan sebesar lima ekor gajah dewasa?"
"Aku yakin kita ada di masa depan sekarang tapi—?"
"48 jam setelah kita pergi."
"Nggak di Dunia Paralel kan?"
Jisung menggeleng.
"Apa maksudmu Cyborg itu menyerang Neo Cyber dua hari setelah demo itu?!" Hyerin hampir memekik, menyadari sesuatu yang gawat.
Jisung mengangguk, lalu mengambil langkah lebih dahulu keluar dari ruangan itu. Diikuti Hyerin di belakangnya. Mereka menyusuri lantai 12 yang keadaannya tak jauh berbeda dengan ruangan tadi, bahkan jauh lebih parah.
Brakk!!
Brakk!!
Seketika Hyerin dan Jisung langsung saling melempar pandang.
"Kamu bawa senjata?" tanya Jisung.
Hyerin menggeleng dengan putus asa, "nggak sempat ambil senjata. Aku cuma punya pisau lipat kecil." Hyerin merogoh saku blazernya, mengeluarkan pisau lipat kecil yang dibungkus rapi dalam kantung hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] DEFEND LIGHT II | PARK JISUNG
Fanfic❝ [ Apology? I don't think that's enough ] ❞ © raeclya, 2021