Dunia Paralel adalah sebuah dunia yang berjalan sejajar dengan dunia realita. Di samping kehidupan yang kita kenal dan kita jalani sekarang, ada satu atau lebih kehidupan lain yang juga berjalan secara bersamaan dalam dunia paralel.
"Rumah bukan hanya sekedar tempat, tapi itu juga sebuah perasaan."
Happy reading
"Ah, sepertinya kita harus cepat-cepat membuka Arzet." Sahut Lee Jeno yang diikuti dengan ia menatap Byun Baekhyun. "Tuan Byun—?" lalu panggilnya pada pria itu.
Baekhyun mengangguk, "tangkap dia dan setelah itu akan ku bukakan Arzet."
Sorot mata kebingungan sekaligus penuh tanya sontak terlempar pada kedua lelaki itu, Byun Baekhyun dan Lee Jeno. Mereka masih mencoba mengerti walau sama sekali tak paham dengan apa yang kedua lelaki itu ucapkan. Mereka hanya mengangguk, berharap ini semua bisa berakhir dan Lee Jeno akan segera menjelaskan pada mereka.
Beberapa menit berlalu, keheningan mulai menyelimuti mereka di tengah bukit belakang sekolah yang sama sekali tak berbeda. Beberapa orang itu berjalan penuh kehati-hatian membelah belantara yang kian menggelap.
"Apakah kau masih memiliki kemampuanmu itu, Tuan Byun?" Tanya Hyerin tiba-tiba, dan sontak membuat semua teman-temannya menoleh ke arahnya.
Byun Baekhyun mengerutkan keningnya sebelum ia sadar dan kemudian tersenyum. "Hypnosis? Aku masih bisa diandalkan dalam hal itu."
Helaan napas datang dari Huang Hyerin. Gadis itu menatap Baekhyun lega, setelah itu ia mulai mengucapkan beberapa kalimat lirih namun masih bisa di dengar oleh teman-temannya dan Byun Baekhyun.
"Gue yakin kalian paham sama apa yang gue pikirin sekarang." Hyerin beralih menatap Jaemin dan Xiaojun bergantian. "Strategi abal-abal yang sempet kita buat di Cafe waktu itu, kayaknya berguna buat sekarang."
"Maksud lo, membuat tipuan portal Dunia Paralel tapi yang sebenarnya adalah portal ke Dunia Arzet?" Tanya Na Jaemin. Diikuti dengan Xiaojun yang ikut mengangguk kemudian menatap Hyerin menuntut jawaban.
"Right! Itu Second Planning. First Planning-nya cari Jisung sekarang sebelum manusia itu berbuat yang nggak seharusnya," —Hyerin.
Beberapa saat kemudian gadis itu terdiam. Keningnya berkerut saat otaknya berpikir keras kemana Jisung pergi sekarang. Keningnya mulai mengendur, saat matanya mulai melirik sebuah jalan gelap di sampingnya.
—————
"Huhuhuhu~"
Park Jisung bersenandung santai saat kakinya mulai melangkah menuju Taman Kota tempatnya berada sekarang. Ia menatap sekelilingnya dengan tatapan datar. Menatap hiruk-pikuk kota ini, menarik napas dalam-dalam, menghirup udara sejuk dari tempat yang sebentar lagi akan menjadi panas karena pertempuran.
Matanya menangkap sepasang kekasih yang sedang menikmati sebuah permen kapas di bangku ujung taman. Salah satu sudut bibirnya seketika terangkat untuk tersenyum sinis.
"Huang Hyerin dan pacarnya... Park Jisung? Ah, dipikir-pikir laki-laki itu mirip banget sama gue, pantes aja." Gumamnya sembari beralih tempat untuk mencari tempat yang sempurna untuk ia melaksanakan rencananya.
Tangannya perlahan terulur mengarahkan Pistol miliknya ke arah pasangan itu.
"Dimulai dari laki-lakinya dulu kayaknya seru."
Jisung mengarahkan senjatanya ke arah Park Jisung. Ia menutup satu matanya, membidik agar tepat sasaran. Jarinya mulai menarik pelatuknya namun dengan segera seorang langsung menghentikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] DEFEND LIGHT II | PARK JISUNG
Fiksi Penggemar❝ [ Apology? I don't think that's enough ] ❞ © raeclya, 2021