Wound
"Ren, lo nanti jadi latihan basket kan?" Tanya Jeno pada Renjun yang sedang melahap baksonya.
"Jadi." Jawab pria itu singkat.
Jeno mendengus pelan, ia selalu kesal ketika temannya Renjun itu membalas perkataannya singkat. Ia seperti di 'abaikan' dan ia tidak suka itu.
Sekilas matanya melihat ada keramaian di luar kantin.
"Ren! Ren!" Panggil Jeno sembari menepuk bahu pemuda di sebelahnya.
"Apasih anjing?! Perasaan gue ga pernah tenang kalo makan sama lo." Jawabnya sedikit tidak santai.
"Liat luar kantin bego! Ada yang gelud tuh!" Ucap Jeno sembari memalingkan wajah Renjun.
"Biarin, ga peduli." Jawabnya acuh, lalu kembali fokus pada baksonya yang tinggal sedikit.
"Ah lo mah bego!" Cibir Jeno. Ia pun berdiri lalu berjalan menuju luar kantin, tak lupa ia menyeret Renjun untuk ikut bersamanya.
Saat sampai di luar kantin, yang Jeno dan Renjun lihat adalah tiga siswi yang sedang membully satu siswi nerd.
"WOI NGAPAIN KALIAN HAH?!"
"E-eh Jeno, e-engga kok. Aku ga ngapa ngapain, hehe." Sahut salah satu dari ketiga siswi itu dengan gugup. Panggil saja dia Hera.
"Terus kenapa tadi gue liat lo mukul mukul ni cewek?" Tanya Jeno.
"H-hah? Eng-engga kok No, ak-aku tadi cuma b-bercanda, iya bercanda. Hehe."
"Bercanda lo kelewatan, njing." Sahut Renjun datar.
"E-em a-aku ke kelas dulu y-yah. D-dahh Jeno, Renjun!" Pamit Hera pada Jeno dan Renjun. Tak lupa ia menyuruh teman temannya mengikutinya.
"Lo gapapa?" Tanya Jeno pada siswi yang dipukuli tadi.
Jeno melihat ke bet nama nya, "Rubyara Jennie", nama yang indah.
Jennie hanya menggeleng kecil.
"Beneran? Ini lo lebam semua, gue anterin ke UKS ya?"
Lagi lagi Jennie hanya menggeleng kecil sebagai jawaban.
Jeno menghela nafas frustasi. "Ni cewek bisu atau budeg?! Ngeselin banget asli!" Batinnya.
Jennie bangkit, ia menunduk lalu berlari menjauh dari Jeno dan Renjun.
"What the fuck?! Udah di bantuin, main nyelonong pergi gitu aja. Seenggaknya bilang makasih kek. Ck, songong bener jadi perawan." Cibir Jeno kesal.
"Kayak kenal." Gumam Renjun pelan. Ia tampak berfikir.
"Apa Ren?" Tanya Jeno.
"Ga. Udah ayo masuk ke kelas." Sahut Renjun sembari berjalan mendahului Jeno.
Jeno lagi lagi mencibir. Ia lalu berjalan menyusul Renjun. Namun baru beberapa langkah, ia berhenti, seperti mengingat ingat sesuatu.
"ANJIR!! WOI RENJUN BAKSO LO BELOM LO BAYAR BANGSAT!! BALIK GA LO NJING?!"
Wound
A/n
Untuk peran antagonisnya itu murni aku karang sendiri ya, hehe. Kalian bebas mau mau bayangin siapa buat peran antagonis.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] wound, kjn & hrj
Random[ COMPLETED ] Ini adalah sepenggal kisah tentang Rubyara Jennie, gadis dengan seribu luka dihidupnya. ©purplebluef