(10) Wound

827 172 12
                                    

Wound


Sudah terhitung 2 hari Jennie di rawat di rumah sakit. Dan hari ini dokter sudah memperbolehkan Jennie untuk pulang.

"Mbak Jennie harus rajin rajin ganti perbannya ya, jangan terlalu banyak beraktivitas, dan makan makanan yang bergizi." Ucap dokter yang sedang mencabut selang infus Jennie.

"Iya dok."

"Kalau begitu saya permisi dulu ya. Mari mbak, mas." Ucap dokter lalu pergi dari sana.

"Ayo Jen gue anterin pulang." Ucap Renjun. Di gendongnya tas Jennie lalu ia membantu Jennie berjalan.

"Sampai depan komplek saja ya. Aku bisa jalan sendiri ke rumah ku." Ucap Jennie.

"Ga ga. Gila ya lo? Keadaan lo belum sepenuhnya membaik dan lo mau gue anterin lo sampe depan komplek aja? Ga, kali ini gue gamau. Gue bakal anterin lo sampe depan rumah, titik."

"Tapi Ren-

"Nolak gue cium."

Yah, kalo sudah begini, Jennie bisa apa selain pasrah?

Wound

"Rumah lo yang mana Jen?" Tanya Renjun.

"Itu, nomor 15 kanan jalan." Sahut Jennie sembari menunjuk rumah yang besar.

"Oh oke." Renjun menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang rumah tersebut. Ia lalu keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Jennie.

"Sampai sini saja ya Ren. Ini sudah sangat lebih dari cukup. Terimakasih sudah selalu membantuku." Ucap Jennie, ia tersenyum manis.

"E-eh iya." Entah kenapa, jantung Renjun serasa berdetak lima kali lebih cepat ketika melihat senyum manis Jennie.

"Kalo gitu, gue pulang dulu ya Jen." Pamit Renjun yang di jawab anggukan oleh Jennie dan lambaian tangan.


Wound

"Kemana aja 2 hari ini? Kamu tahu tidak saya ini capek kerja? Dan kamu malah pergi bareng cowok? Gila kamu?!" Nyonya Hazel, majikan Jennie bersedekap sembari menatap Jennie tajam.

"M-maaf nyonya. S-saya d-di-

"Halah! Saya tidak terima alasan apapun! Sudah! Sini kamu ikut saya! Kamu harus di beri pelajaran!"

Nyonya Hazel menarik tangan Jennie kasar. Di lemparnya tubuh mungil itu ke dalam gudang, lalu ia pukul badan mungil itu dengan kursi, dan di siramnya kakinya dengan air panas hingga kulit Jennie melepuh. Tidak sampai disitu saja, nyonya Hazel mengambil seember air dingin lalu di siram ke Jennie. Membuat Jennie sedikit menggigil.

"Malam ini, kamu tidur disini. Dan tidak ada yang namanya makan dan minum!"

Brak!
Cekrek!

Nyonya Hazel mengunci gudang tersebut. Menyisakan Jennie dengan badan basah penuh lukanya, dan kakinya yang melepuh.

"Mama..."

Jennie kembali terisak. Ah, andai saja ada Renjun yang mendekapnya. Astaga Jennie! Kamu ini berfikir apa, Renjun itu milik Hera! Bukan milikmu! Kamu hanya sedang beruntung bisa di tolong oleh orang baik seperti Renjun dan Jeno. Lihat saja, pasti mereka akan pergi darinya tidak lama lagi.


Wound



A/n
DUAARRR!!! SUSUPRAISSS!! Aku double up hehe. mau rajin rajin up biar cepet selesainya.

[✓] wound, kjn & hrjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang