(16) Wound

710 141 10
                                    

Wound

Brak!

"JENNIE MANA?!" Tanya Renjun sembari menggebrak salah satu meja kelas 11 IPS 1.

Semenjak kejadian barusan, semua orang menjadi takut pada Renjun. Tadi saja saat Renjun berjalan di koridor banyak siswi dan siswa yang menjauh darinya.

Takut di smackdown.

Anak anak di kelas 11 IPS 1 itu menggeleng. Membuat Renjun menendang meja yang ada di depannya.

Ia lalu beranjak dari sana dan menuju taman belakang. Tak menemukan keberadaan Jennie disana, Renjun beralih ke perpustakaan. Hasilnya sama, nihil.

Renjun menjambak rambutnya frustasi. "ARGH SIALAN!!"

Di tendangnya tong sampah di sampingnya hingga tong sampah itu terlempar hingga ±2 meter dari tempatnya berdiri.

Hingga ia ingat satu tempat yang belum ia cek, rooftop.

Renjun segera berbalik badan dan menuju tangga yang mengarah ke rooftop.

Wound

Brak!

Renjun mendobrak pintu roftoop. Dan pemandangan yang ia lihat adalah Jennie yang sedang di tendang oleh Hera berkali kali.

Hera yang mendengar suara dobrakan itu lantas menoleh. Dan betapa kagetnya dia kala melihat Renjun berdiri disana. Buru buru ia menghentikan aksinya.

"JENNIE!!" Renjun berlari menghampiri Jennie. Di peluknya badan Jennie yang penuh luka dengan lembut.

Jennie tersenyum miris, "k-kenapa kk-kamu dd-da-datangh Ren... p-padahal a-ak-aku b-bersyukur kk-kalau ak-aku dd-di bun-uh H-Her-a hhh hhh..." ucap Jennie susah payah.

"GA!! LO GABOLEH MATI!! GABOLEH!! SELAMA ADA GUE LO GABOLEH MATI!!"

Renjun menelfon Jeno, menyuruh ia agar segera datang ke rooftop. Dan tidak lama setelahnya, Jeno datang dengan tergesa gesa.

"Lo urusin Jennie. Bawa dia kerumah sakit. Gue mau urusin Hera dulu." Ucap Renjun dingin. Terlihat jelas di wajahnya bahwa ia sedang amat sangat emosi.

"T-tapi Ren-

"Gausah bantah, Jeno Alandra." Ucap Renjun. Sementara Jeno hanya pasrah, sahabatnya ini sedang marah besar. Jika ia mencegahnya, maka ia yang akan kena imbasnya.

Jeno menggendong Jennie ala bridal lalu beranjak pergi dari roftoop.

"Jangan di pukul Ren, Hera itu cewek." Nasihat Jeno sebelum ia menghilang dari balik pintu roftoop.

"Gue gak janji No, setelah apa yang dilakuin si bajingan itu ke Jennie, gue gabisa kalo ga mukul dia. Bahkan mungkin lebih parah." Gumamnya pelan.

Setelah kepergian Jeno dan Jennie, Renjun mengedarkan pandangannya keseluruh roftoop. Sialan ternyata gadis itu sudah lari tanpa sepengetahuan Renjun.

Renjun beranjak dari roftoop dengan tergesa gesa. Nafasnya memburu. Dan jangan lupakan tatapan tajamnya yang siap membunuh kapanpun apabila ada yang mengusiknya.

Wound

ku suka up part yg pendek, emwah :3

[✓] wound, kjn & hrjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang