(13) Wound

743 141 31
                                    

Wound

"Renjun!"

Renjun menoleh kala ada yang memanggilnya. Namun ia kembali melanjutkan jalannya ketika tahu siapa yang memanggilnya.

"Renjun!!!" Panggil orang tersebut lagi.

Renjun memutar bola matanya malas. Apa sih maunya? Oh ayolah, Renjun lelah. Renjun hanya ingin istirahat.

Masih dengan sikap tidak pedulinya, Renjun melanjutkan jalannya tanpa berniat menggubris panggilan tersebut.

Merasa teracuhkan, orang tersebut lari dan memeluk Renjun sembari merengek, "ih Renjun maaaahhhh! Aku panggilin dari tadi ga noleh noleh! Sebel ih sebellllllllll!!!!"

Renjun menghela nafas panjang, tidak habis pikir dengan kelakuan orang ini. "Ga waras nih orang." Batinnya.

Masih tidak ada respon, orang itu mencium pipi Renjun, membuat Renjun terkejut melihatnya.

"Lo apa apaan sih Her?! Gila ya lo?!" Renjun menghempaskan tangan orang itu-yang ternyata ia adalah Hera-dari pinggangnya dengan kasar.

"Ya habis kamu aku panggilin ga nyaut nyaut sih!" Ucap Hera mem-poutkan bibirnya.

"Najis bangsat."

Hera yang mendengarnya semakin merengek, kakinya ia hentak hentakan, seperti anak kecil yang meminta permen.

"Ih Renjun kok kasarrrr!"

Renjun memutar bola matanya malas, ia berbalik dan berjalan cepat menuju mobilnya. Bisa stres dia lama lama kalau terus berhadapan dengan gadis satu ini.

"Renjun sekarang mainnya nyuekin aku yaaa? Ah ga asik! Ini pasti gara gara si jalang itu! Dia pasti udah ngehasut kamu kan Ren?! Iya kan?!"

Sadar akan siapa yang di maksud Hera, Renjun menghentikan langkahnya. Ia mengepalkan tangannya lalu berbalik dan memukul Hera tiba tiba.

"MULUT LO BAJINGAN!"

Renjun terbawa emosi sekarang. Sementara Hera shock, ia tidak menyangka Renjun memukulnya.

"R-Ren... kkk-kamu mm-mukul a-aku?" Terlihat jelas bahwa mata gadis itu berair, dan mungkin sebentar lagi tangisannya akan pecah.

"MASIH BERANI NANYA LO HAH?! BEGO! GOBLOK LO! DONGO! AH ANJING!" Umpat Renjun tak henti hentinya.

Hera yang melihat itu menunduk takut, tangisannya pecah, ia tidak pernah melihat Renjun yang seperti ini.

"Denger ya Her, gue ga akan pernah rela ngotorin tangan suci gue buat mukul lo, tapi karena lo udah berani bawa bawa Jennie, mau gak mau gue harus relain tangan suci gue." Bisik Renjun pada telinga Hera. Nada bicaranya seperti sedang menahan emosi mati matian.

Sementara Hera semakin menunduk ketakutan.

Renjun berdecak, ia berdiri dari jongkoknya lalu berjalan menuju mobil. Lagi lagi langkahnya terhenti kala mendengar teriakan Hera.

"SI JALANG ITU NGAPAIN KAMU REN SAMPE SAMPE KAMU BERANI KASAR KE AKU?! INI SEMUA GARA GARA CEWEK MURAHAN ITU KAN?! DASAR PELACUR!! HIKS!" Teriak Hera, dicampur dengan isakannya.

Renjun mengepalkan tangannya kembali, ia menarik nafasnya. Mencoba untuk tidak melampiaskan emosinya.

"Her, kalo lo bukan cewek, gue bisa buat lo mati di tempat sekarang juga. Tapi karena lo cewek, gue masih kasih kesempatan lo hidup. Tapi awas aja, kalo lo sampai berani ngehina atau ngusik orang yang gue sayang terutama Jennie, gue pastiin badan lo kepotong." Ucap Renjun dingin. Auranya sangatlah tidak bersahabat.

Hera menelan ludahnya kasar. Ia mengepalkan tangannya, dalam hatinya, ia ingin sekali membunuh Jennie. Hera berfikir, ini semua karena Jennie.

Tidak lama, mobil Renjun melaju melewati Hera yang masih tersungkur lemas di tanah dengan air mata yang mengalir dan pipi yang memar.

Ia memegang pipinya yang terasa nyeri. "CEWEK SIALAN!"

Wound

A/n
Niatnya mau aku ubah alurnya, tapi aku udah terlanjur ngetik sampe end. Gimana dong huweee (';︵;')
Jujur aku sedikit ga pd sama cerita ini :'D

[✓] wound, kjn & hrjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang