Chapter Two

48 2 7
                                    

🥀

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🥀

Pintu dikuak kasar. Lalu terjelupuk Jimin jatuh ke belakang kerana sebelumnya dia bersandar di pintu. Segera dia bangun dan menghadap gadis gangster itu.

Anne menggaru kepala yang tidak gatal. Suasana awkward sangat dibenci olehnya. Namun mulutnya tak mampu mengucap sepatah pun perkataan.

" A-awak student baru ke? " Tanya Jimin sambil menunduk seperti budak lepas curi gula-gula.

" hm " Entah kenapa mulutnya seperti digam.

" Err.. A-awak memang stay dorm ni k-ke? " Tergagap-gagap Jimin bertanya.

" hm " Balasnya lagi.

" T-tak ada bilik lain ke? " Nada sedikit diperlahankan kerana takut ayatnya mengguris hati si gadis.

"... Actually.. Saya dah mintak tapi tu lah... " Anne hanya memandang lantai berwarna putih. 5 minit sudah berlalu tetapi mulut Anne masih tidak mengucapkan apa-apa perkataan. Jimin pula seperti tiada mulut untuk bertanya dan hanya menunggu seperti tunggul. Ibu jari kaki Anne pula menguis-nguis lantai kerana kesunyian melanda.

" tu lah apa.. awak? " setelah penat menunggu Jimin semakin fed up.

" Err.. " Kaki Anne masih menguis lantai.

" Salah saya sebab daftar lambat.. TAPI! " tersentak si Jimin apabila Anne tiba-tiba menjerit.

" K-kita.. Buat perjanjian.. Ha! Perjanjian! " kata Anne. Jimin keliru.

" Perjanjian apa? "

" Perjanjian apa? "

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Perjanjian

* Katil : Susun bantal di tengah-tengah. Siapa yang tidur lebih dari jarak yang sepatutnya, Tidur luar!

T H E   N E R DWhere stories live. Discover now