8.LATIHAN BARENG

138 25 0
                                    

Nungguin yaa😜

Jangan lupa tinggalin jejak yahhhh. Kalian dapat salam nih ama neng Melmel ama Bang Gigi.

Nih, silahkan dibacaa✨💜

Ada yang memang hanya ditakdirkan saling mengenal,tapi bukan untuk saling memiliki. Seperti halnya aku dan kamu.

Angin pagi terasa sejuk ketika menerpa kulit. Rambut panjangnya yang tergerai seketika beterbangan kala terkena hembusan lembut angin. Jalanan saat ini masih dibilang sepi. Hanya ada beberapa pejalan kaki yang melintas. Suasana pagi ini sama seperti keadaan hatinya.

Seorang gadis sedang berjalan seorang diri. Ia mengenakan kaos polos berlengan pendek dengan cardigan berwarna coklat di luarnya. Ia juga memakai celana training,membuat kesan imut melekat pada dirinya. Tak lupa pula headset yang bertengger indah di kepalanya.

Saat ini, Melda sedang berjalan menuju supermarket. Jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahnya jadi, ia hanya berjalan kaki. Sesekali ia menarik nafas panjang sambil menikmati oksigen segar yang memasuki paru-paru.

Sesampainya di depan supermarket, ia segera memasuki tempat itu kemudian mencari beberapa barang pesanan ibunya.

Setelah itu, ia membawa barang tersebut ke kasir untuk dibayar. Tak ingin berlama-lama, ia lalu keluar dari sana berniat untuk pulang.

Melda menenteng kantong belanjaannya di tangan kiri kemudian mengambil benda pipih di saku cardigannya. Ia menatap lekat benda pipih itu.

"Bisa menang nggak yah?" gumam Melda pelan.

"Kalo menurut gue sih, nggak" celetuk seseorang di sampingnya. Melda sontak menoleh kesamping dan dapat menangkap sosok lelaki berperawakan tinggi sedang duduk di atas motor sport hitamnya seraya mengikuti langkah gadis itu. Melda sibuk bergelut dengan fikirannya sehingga tak menyadari keberadaan lelaki tersebut.

Jujur, Melda sangat membenci wajah menyebalkan itu. Ia segera membuang padangannya dan mempercepat jalannya meninggalkan Algi sendirian dibelakang sana.

Melihat dirinya ditinggalkan, Algi lalu mempercepat laju motornya sampai tiba di samping Melda.Dia berusaha menyamai kecepatan motornya dengan langkah kaki Melda.Melda yang sudah kesal,menatap Algi dengan sorot muka datar tanpa berniat berhenti.

"Gimana? Udah siap kalah,kan?" tanya Algi  menatap Melda dengan mulut yang sibuk mengulum permen lolipop.

Melda menaruh headsetnya di leher. "Kalo lo? Udah siap kan,keluar dari clan bodoh lo itu?" ucap Melda menekan kata "Bodoh" sambil tersenyum remeh.

Algi terkekeh. Ia lalu memegang tusuk lolipop kemudian mengeluarkan permen itu dari mulutnya. "Gue kasih pilihan deh," tunjuk Algi. "Lo batalin aja tantangan ini,dan lo,nggak bakal gue permaluin," kata Algi menatap Melda yang sedari tadi menatap lurus kedepan.

"Lo pikir gue bakal batalin semudah itu?". Ia lalu menghentikan langkahnya dan menoleh menatap Algi yang refleks mengerem motornya. "Tidak, tuan Algi yang terhormat," sambung Melda.

Algi berdecih. "Ngebet banget pengen handphone baru," gumam Algi menatap ke sisi lain.

Melda yang mendengarnya tiba-tiba mengerutkan dahinya. "Lo ngomong apa tadi? Ngebet pengen handphone?". Melda terkekeh. "Lo yang salah. Lo juga yang nggak bertanggung jawab. Banci kan lo!?" marah Melda. "Oh, jangan-jangan lo takut yah dengan tantangan gue,makanya lo pengen batalin?"sambungnya.

ALGIAN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang