"Tak suka tak masalah, karna hidup tidak untuk membuat semua orang tunduk."
Enam orang lelaki mulai melakukan latihan dengan sungguh-sungguh tanpa peduli keadaan sekitar yang berisik akibat pekikan gadis-gadis di pinggir lapangan.
Sudah sejak tadi mereka latihan dibawah terik matahari yang panas. Tiap bulir keringat bertetesan -dan itu menjadi tontonan gratis kaum hawa. Ketika Daffa dan Algi mengelap wajahnya dengan baju yang dipakainya, di detik itupun pekikan heboh para gadis mulai terdengar. Perut kotak-kotak yang dimiliki dua orang lelaki itu seakan menghipnotis siapa saja yang melihatnya.
Disisi lain, Danil menatap keduanya iri. Pasalnya, perut yang dimilikinya tak seindah itu. Danil mengusap perutnya sambil menatap Daffa dan Algi dengki.
Algi yang sedang mengipas-ngipas wajahnya pun tersadar. "Ngapain lo liatin gue kek gitu?" tanya Algi mengernyit.
Danil mendekat ke arah Algi. "Lo kalo mau caper,kaga usah di pamerin tuh perut. Mata gue udah kena zina nih," jawab Danil sambil memukul perut Algi menggunakan punggung tangan.
Algi mengaduh sambil tertawa kecil. "Makanya rajin olahraga. Perut lo tuh nggak ada estetik-estetiknya."
"Yang intinya muka gue ada unsur aesthetic-nya," balas Danil sambil mengusap dagunya.
"Ganteng doang, perut gak ada roti sobeknya," cibir Daffa bergabung.
Daffa dan Algi bertos ria. Danil semakin dengki melihat dirinya di nistakan seperti ini. Mereka berdua sibuk mengolok-olok Danil.
"Fokus." Teguran Rifky terdengar,membuat ketiga lelaki itu langsung terkesiap. Daffa segera memperbaiki posisinya.
"Iya bang," jawab Danil sembari berjalan ke tempat semula. Sebelumnya, ia menyikut Algi sambil berbisik. "Fokus lo,fokus. Rifky kalo udah marah, lo aja bisa di tendang ampe planet Mars."
"Sebelum gue nyampe, lo duluan yang udah terdampar di sana," kata Algi terkekeh. Rifky menggeleng-gelengkan kepalanya jengah melihat kedua cowok itu.
Kali ini, mereka berenam berlatih bersama tim volly yang didatangkan langsung oleh pak Adil. Pemain tersebut adalah alumni dari SMA Smaga yang dulunya juga merupakan anggota volly di sini. Jangan ragukan kehebatan mereka, karena pemain tersebut sampai sekarang masih menekuni olahraga ini dan seringkali mengikuti perlombaan sampai ke tingkat nasional.
"Kapan nih mulainya? Panas banget nih matahari." Akil mengusap dahinya yang bercucuran keringat.
"Matahari emang panas bang, kaga ada yang dingin," balas Algi di seberang sana.
"Diem lu bocah!" sembur Akil.
Algi menutup bibirnya rapat-rapat. Akil kalo kesal akan seperti cewe PMS. Bayangkan saja bagaimana.
"Mulai, mulai!" perintah Pak Adil. Ia memantau di pinggir lapangan. Mereka yang berada di dalam lapangan pun bersiap.
Danil di belakang sana sedang bersiap memukul bola. Ia berdiri di luar garis untuk melakukan servis lalu kemudian memukul bola dengan menggunakan teknik servis atas.
Bola tersebut melambung tinggi menuju ke daerah lawan. Bola itu mengarah ke arah Firzi, ia menerima dengan passing bawah dan mengumpannya kepada Awe yang posisinya adalah setter. Awe pun dengan sigap membagi bola dengan teknik passing atas agar Akil yang posisinya sebagai spiker dapat melakukan smash dengan baik.
"Bagian lo,Kil!" kata Awe setengah berteriak.
Mendengar itu, Akil pun berlari menuju arah jatuhnya bola dan melompat ke atas kemudian segera memukul bola sekeras mungkin agar tim Rifky tak dapat menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGIAN [ON GOING]
Teenfikce[Follow dulu sebelum di baca!] "Gue tantang lo battle game bareng gue, by one." Imelda Youlanda. Algian Agatha Pramodya, lelaki berotak gesrek bin tengil tapi jangan salah, Algi adalah seorang Gamers pro yang terkenal di dunia pergame-an. Melawan...