12: ALGI ATAU MELDA?

106 23 2
                                        

Haii selamat datang di cerita Algian❤.

Disini awal dimulainya konflik cerita Algian yah. Makanya, kalian harus selalu baca setiap part Algian supaya feelnya dapet. Oh ya, jangan lupa ajak teman, keluarga, atau lain-lainnya buat baca cerita ini yah karna aku selalu ngasih kejutan di tiap partnya.

Yuk, jangan lupa vote cerita Algian sebelum dibaca yah🔥. Btw, part ini sebagai permintaan maaf aku karna lama banget nextnya wkwkw.

Silahkan dibaca...

"Its you,its always you".

Saat ini, para mostwanted SMA Smaga tengah berkumpul bersama. Nampak rooftop tersebut di isi oleh canda tawa lelaki yang berhumor receh. Terkecuali Rifky tentunya.

Lelaki dengan wajah tembok itu hanya menanggapi candaan kawannya dengan senyum tipis saja,tidak seperti Algi yang terbahak-bahak sambil sesekali menabok keras lengan Caesar.

Untungnya hari ini SMA Smaga sedang full jamkos karena para guru sedang rapat di bawah sana.

Jangan tanyakan mengapa mereka ada di sini, tentu saja untuk menonton Algi dan Melda. Tadinya, Algi ingin berdua saja dengan Melda, tetapi menurutnya sangat tidak epic kalo berdua, nanti yang satunya adalah setan,makanya ia memanggil teman-temannya yang lain.

Sembari menunggu kedatangan gadis galak itu, mereka di fokuskan dengan celotehan Danil yang sedari tadi membuat kelima lelaki itu tertawa tanpa henti.

"Minta di hajar tuh anak, bisa-bisanya tuh bibir hinggap di pipi gue," kesal Danil dengan tangan yang masih sibuk menggosok-gosok pipinya. Kulitnya yang agak putih membuat pipinya terlihat memerah karna ia menggosoknya dengan kasar.

Tawa yang tadinya mereda kembali terdengar dengan keras. Reren yang sudah tergeletak di lantai rooftop tertawa terpingkal-pingkal sama seperti Algi dan Caesar yang juga sibuk menyeka air mata yang keluar dari sudut matanya karna ketawa.

"Gimana rasanya dicium bidadari Nil?" tanya Daffa terkekeh.

Danil mendelik. "Andai bidadarinya cewe ya bakalan gue ajak nikah, lah yang ini?! Serasa jadi homo gue anjir," gerutu Danil kesal.

Perkataan Danil mampu membuat para kawannya terkikik. Benar-benar selera humor yang receh.

Ucapan Reren mampu membuat semua lelaki itu mengalihkan atensinya. "Mana sih tuh cewe," ucap Reren celengak celenguk.

Algi mengedikkan bahunya. "Takut kali," ucap Algi kelewat tenang.

"Hmm, mulai lagi bangsatnya," kata Caesar pelan sembari melirik Algi.

Tanpa di duga, sebuah uang kertas yang sudah berbentuk bola itu mendarat indah di kening Algi.

Algi menutup matanya refleks dan melihat uang tersebut yang telah jatuh menggelinding di bawah kakinya.

"Sialan," umpat Algi tajam.

Matanya lalu menatap sosok gadis yang juga sedang menatapnya dingin. Gadis itu lalu bersedekap dada dengan alis sebelah yang terangkat.

"Utang gue," balas Melda singkat.

Algi kemudian mengambil uang berwarna biru itu lalu meletakkannya di meja.

"Sikap sopan lo nggak di tanam waktu lo masih kecil?" ujar Algi datar. Lelaki itu kesal setengah mati. Bisakah gadis di hadapannya ini memberinya dengan baik-baik saja?.

Melda membalas tatapan itu tak kalah datar. "Ngapain gue sopan ama lelaki kayak lo,"

Bagaimana Melda tak geram jika Algi semalam mengirimkan pesan tidak berfaedah untuknya.

ALGIAN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang