6: TANTANGAN

170 26 1
                                    

"Sar, otw lobby, cepetan," Algi menepuk bahu Caesar lalu duduk disampingnya.

Suasana kelas 12 IPS 1 saat ini tengah ramai. Kelas sebelah juga ikut nimbrung disini. Algi yang posisinya di kelilingi oleh teman-temannya merasa gerah juga. Tapi, tak apa, resiko anak ganteng memang seperti itu.

Ini sudah menjadi rutinitas mereka setiap datang ke sekolah, apalagi kalo bukan mabar. Di sekolah mabar, di warung Bumi mabar, di rumah pun mereka selalu mabar.

Akhir-akhir ini memang mereka selalu menghabiskan waktu untuk bermain game. Bukan karena apa, mereka sedang menanti event game terbesar di dunia. Di event itulah mereka akan bersaing dengan pemain pro lainnya. Hadiahnya juga tak main-main. Makanya, Algi beserta anak-anak di clan Brutal Team sangat menanti ajang tersebut.

Caesar yang baru saja akan menekan tanda mulai dalam game tersebut harus mengurungkan niatnya. "Sar, gak ingat lo hari ini hari apa?!" tanya Lisa yang sedang memegang sapu layaknya ibu-ibu yang sedang memarahi anaknya karna bermain hujan-hujanan.

"Hari selasa. Napa? Lo mau nyuruh gue ke rumah tante lo lagi?" tanya Caesar kesal.

Caesar ingat betul. Waktu hari selasa minggu lalu, si Lisa dengan kurang ajarnya mempermainkan dirinya. Bisa-bisanya ia menyuruh Caesar ke rumah tantenya untuk mengambil ikan. Caesar sebenarnya ingin menolak, tetapi ponsel kesayangannya sedang berada di tangan lelaki pecinta Blackpink itu.

Ancamannya pun tak main-main. Katanya, jika ia tak mau mengambil ikan di rumah tantenya, game yang ada di HPnya akan dihapus beserta kontak para gadis-gadis yang susah payah ia kumpulkan. Dengan berat hati, Caesar mengiyakan saja. Dan saat itulah, Ponselnya kini terkunci rapat serapat-rapatnya.

"Gakk. No, No, No,No!" tolak Caesar dengan gelengan kepala. Ia mengambil ponselnya yang menganggur di atas meja dan berniat memainkannya.

"Sekate-kate lo. Gua tendang lo ya lama-lama," nyolot Lisa. "Hari ini lo piket. Mau gua laporin ke Bu Sukma?" lanjutnya.

"Kang lapor lo,wuuuuu," teriak Caesar lalu melempar gulungan kertas ke Lisa.

Algi dan yang lainnya tertawa menikmati pemandangan ini. Reren yang menyaksikan hanya bisa tertawa terpingkal-pingkal di kursinya.

"Sar, piket sana. Mau gua laporin?" ujar Rifky yang sedang menatapnya datar.

"Kang lapor ke 2," gumam Caesar sambil beranjak dari kursinya. Rifky menghembuskan nafasnya pelan saat mendengarnya.

"Yaudah, mana sapu?"tanya Caesar pada Lisa.

"Mana saya tau. Saya kan ikan," ledek Lisa sambil berlari keluar kelas. Caesar yang tersinggung langsung mengejar lelaki gila itu.

Aksi mereka tak luput dari penglihatan teman-temannya yang lain. Daffa, Reren, dan Algi yang tertawa terbahak-bahak karna hiburan pagi itu pun geleng-geleng kepala.

"Gi, ada yang nyariin lo kemarin," ucap Rifky dingin.

Algi menatap Rifky yang tengah serius menatapnya.Ia spontan menghentikan tawanya,"Siapa?," tanya Algi menaikkan sebelah alisnya.

"Melda," jawab Rifky dengan raut yang sama, "Lo apain dia?," tanya Rifky kembali.

"Gak. Gua nggak ngapa-ngapain dia kok,".

"Terus,ngapain dia nyariin lo?"

"Mana gua tau," balas Algi acuh. Ada yang aneh dari Rifky. Algi menyadari itu.

"Dia nunggu—" ucapan Rifky terputus karna suara nyaring dari pintu yang dibuka paksa.

Mereka semua menoleh kearah pintu tersebut dan menemukan pelakunya. Algi menatap gadis disana yang sedang berapi-api menatapnya.

ALGIAN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang