D.0

35.9K 3.4K 495
                                    

Kisah ini dimulai dari sebuah keluarga kecil telah berbahagia, pasangan suami istri yang memiliki peran besar dalam sebuah panggung hiburan televisi dianugerahi bayi kembar. Dengan jenis kelamin laki-laki semua, sesuai keinginan wanita cantik yang sudah vakum dari dunia aktingnya tersebut.

Choi Siwon, sang suami sebagai seorang produser terkenal yang masih aktif mengumumkan kabar gembira itu. Beruntung saja, para penggemar menerimanya dengan baik. Akan tetapi, Im Yoona - sang istri mengeluarkan kartu privasi untuk tidak mempublikasikan kedua putranya terlebih dahulu. Wanita itu ingin menikmati waktu sebagai seorang Ibu tanpa rasa khawatir ketika putra mereka mendapat atensi khalayak ramai.

"Choi Haechan dan Choi Jaemin. Nama yang bagus, Sayang."

Lekuk pipi pria bermarga Choi muncul, jemari Siwon bermain di bibir masing-masing kedua putranya.

Keanehan pertama yang dirasakan oleh pasangan ayah dan ibu baru itu adalah ketika si bungsu Jaemin tertawa sembari mengangkat tangan mungilnya, si sulung Haechan justru menangis dengan kencang. Pada saat itu, Yoona terdiam merasa aneh karena kejadian tersebut berulang sampai beberapa hari.

Tahun berlalu, si kembar Choi yang sudah bisa duduk dan berjalan meskipun belum lancar mengeluarkan kata demi kata. Sang ibu mulai mengenalkan nama mereka secara perlahan. Berada di ruang bermain mereka, Yoona sedang menemani. Tangan wanita itu menyentuh masing-masing dada kedua putranya, "Yang ini Haechan, kalau adik Jaemin."

"...Chan!" senyum Yoona terukir seraya menganggukkan kepala.

"Nyaa!" suara si bungsu mengalihkan atensi sang ibu, jemari mungilnya bergerak membuka dan mengatup dengan kekehan menggemaskan, "Nyanyaa!"

Yoona menangkup tangan sang buah hati dan menatap manik indah itu, "Jaemin, Sayang... Ikuti Mama, ya?"

Namun, yang ditangkap oleh wanita itu adalah pandangan Jaemin yang tidak tertuju padanya. Kening Yoona berkerut, ia menoleh ke belakang di mana pintu ruangan tertutup kemudian lemari kaca yang penuh mainan. Maniknya mengedar sembari mengusap tengkuknya yang tiba-tiba bergidik.

"Nyanya!"

"Mmauu!" teriak Haechan di sampingnya sembari melempar mobil kecilnya yang tepat mengenai lemari mainan.

Tak berapa lama kemudian, Jaemin pun menangis dan merangkak yang mengarah pada lemari kaca tersebut.

Seakan seseorang berdiri di sana.



Keanehan seperti itu kembali muncul, Yoona memilih untuk mengabaikan hal-hal yang seperti itu karena selama kedua putranya sehat. Kali ini, Siwon yang menyaksikan sendiri bahwa Haechan dan Jaemin memiliki sebuah keistimewaan.

Pada pagi hari, ketika mereka berkumpul di meja makan. Jaemin mengulurkan sendok miliknya ke atas dengan senyum tersungging, "Mam!"

Kedua alis Siwon terangkat, ia menoleh pada sang istri yang sedang membuat kopi untuknya juga tampak tersentak. Padahal tak orang di samping Jaemin kala itu.

Si bungsu mengerucutkan bibir, "Mama, Hyung tidak bica mam," adunya.

Berbeda dari sang adik, Haechan bergeming di tempat duduknya. Manik itu seakan jengah mendengar celotehan sang adik tentang mereka.

"Nana makan sendiri, ya? Harus dihabiskan, Sayang," ucap Yoona dengan lembut.

Kepala si bungsu terangguk dengan senyum yang mengembang, "Hyung juja biyang cepelti itu!"

"Echan kenyang!" sendok itu diletakkan dengan sedikit kasar dan menimbulkan suara yang menggema, si sulung turun dari kursinya kemudian berjalan menuju ke taman belakang yang terhubung dari ruang makan.

Panggilan dari Jaemin tidak membuatnya menoleh, pertanda bahwa si kakak yang lebih awal lahir lima menit itu merajuk. Siwon beranjak dari kursinya seraya memberi tanda pada sang istri bahwa dia yang akan menyusul Haechan.

Duduk di tepi kolam renang, Haechan tampak murung di sana dengan kedua tangan terlipat di depan dada dan bibir mengerucut. Sang ayah bersimpuh di hadapan putranya, lekuk pipinya terbit sembari menatap.

"Echan... Kenapa, Sayang?"

"Echan benci!"

Manik Siwon membulat, ia menangkup wajah putranya yang seakan menahan sebuah amarah di sana.

"Eyy, Sayang. Tidak boleh berbicara seperti itu, Nana sayang pada Echan, loh."

Si sulung menggelengkan kepala pada Ayahnya, "Bukan Nana! Echan cayang Nana," ekspresinya berubah, lengkung bibirnya menjadi ke bawah, "Echan benci Hyung itu!"

Ada jeda sejenak, Siwon menelan salivanya. Sang istri memang sudah menceritakan tingkah kedua putra mereka, rasanya berbeda ketika mendengar langsung dari mulut anak-anak sendiri. Posisinya berubah menjadi ke samping Haechan kemudian memangku si sulung di paha.

"Memang kenapa dengan Hyung itu? Jahat pada Echan?"

Sebuah jawaban dengan menggelengkan kepala membuat Siwon menjadi heran atas letak permasalahannya. Apalagi melihat tingkah Haechan yang tampak tidak menyukai kehadiran sosok yang selalu Jaemin sebut dengan panggilan Hyung. Sudah pasti laki-laki jauh lebih tua yang selalu berada di samping si bungsu.

"Ambil Nana dali Echan! Echan tidak cuka!"

"Oh ya? Nana masih di sini, masih menemani Echan, kan?" pertanyaan tersebut membuat Haechan menundukkan kepala.

Sebagian pertanyaan tersebut benar, Jaemin masih menjadi adik yang menggemaskan dan baik untuknya, selalu berbagi kue bersama, saat tidurpun yang dipeluk adalah dirinya.

"Apa Hyung itu menyakiti Echan?"

Si sulung menggelengkan kepala, kepalanya bersandar pada dada sang ayah kemudian. Sikap ini membuat Siwon lega, mungkin saja Haechan hanya merasa cemburu pada sosok yang tidak terlihat tersebut.

"Ayah..."

Siwon menundukkan kepala, menyilakan surai hitam putranya, "Ya, Sayang?"

"Noona itu kacihan."

Kening pria itu berkerut, tangan Haechan terulur menunjuk pada seberang kolam renang yang terhubung ke taman bunga sang ibu.

"Dia menanis, Ayah."

Tangan mungil si sulung dipegang oleh Siwon kemudian menggendongnya sembari memasuki rumah kembali.

"Iya, nanti Ayah cup-cup. Echan jangan ke sana ya."

"Huum, Echan tatut. Banyak dalah."

Sejak saat itu, Yoona dan Siwon mengetahui bahwa si kembar memiliki indera ke enam. Peka terhadap makhluk yang tak kasat mata dan bahkan bisa berinteraksi dengan mereka.








-
Sekadar warning, akan ada penjelasan wujud makhluk yang tak kasat mata - darah, luka dan apapun itu.
Bagi yang berkenan saja ya, terima kasih💚🙏🏽

Dovana✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang