1

1.9K 165 11
                                    

***

Satu tahun sebelum G Dragon menghilang.

Hong Sia berlari secepat yang ia bisa. Beberapa meter di depannya ada Go Jasung, berdiri mematung menatap gadis yang tengah berusaha keras untuk mengejar waktu. Bel sekolah sudah lama berbunyi, namun tetap saja ada beberapa anak yang terlambat datang pagi ini. Hong Sia dan Go Jasung salah satunya. Kalau sudah terlambat begini, berusaha pun percuma– pikir Go Jasung. Ia penasaran kenapa Sia masih saja berusaha keras, padahal sudah jelas kalau mereka akan dihukum pagi ini– karena terlambat datang ke sekolah.

"Cut!" seru seorang pria, menghentikan semua keributan anak-anak berseragam yang ingin melewati gerbang depan sekolah mereka. "Lisa! suara nafasmu terlalu mengganggu. Sia memang terlambat, tapi suara terengah-engah yang kau buat itu terlalu berlebihan. Anak sekolah mana yang mendesah setelah berlari? Ulang sekali lagi. Aktor Hwang, terimakasih atas kerja kerasmu. Aku suka tatapanmu barusan, pertahankan itu," oceh pria tadi– si sutradara.

"Terimakasih, sutradara Yook," balas Hwang Inyeob– si aktor yang memerankan karakter Go Jasung dalam drama mereka kali ini. "Fighting," bisiknya kemudian, kali ini pada lawan mainnya– Hong Sia alias Kim Lisa.

Butuh waktu dua jam untuk merekam adegan itu– yang artinya Lisa harus berlari selama hampir dua jam dan Inyeob pun harus berdiri menatapnya selama itu juga. Mereka harus terus mengulang adegan yang sama karena satu alasan, sutradara Yook Sungjae tidak menyukai cara Lisa berlari dan kelelahan.

Ini bukan syuting pertama Lisa. Ini juga bukan kali pertama gadis itu bekerja dengan sutradara Yook. Tapi ini kali pertama Lisa bekerja setelah ia dan agensinya mengkonfirmasi hubungan asmaranya dengan G Dragon. Padahal sudah satu tahun sejak berita itu di konfirmasi, namun pandangan orang-orang tentangnya tidak berubah. Kim Lisa tidak pantas untuk G Dragon.

Hampir semua penikmat berita gosip merasa kalau aktris yang debut dalam sebuah adegan ranjang itu tidak cukup baik untuk jadi kekasih bintang hip hop terkenal. Kasarnya, hampir tidak ada yang mendukung hubungan mereka. Sebenarnya urusan kencan bukan masalah bagi sutradara Yook. Semua manusia berhak untuk saling mencintai. Yang jadi masalah baginya adalah perintah atasan untuk memasukan Lisa dan G Dragon dalam satu frame drama. Walau mereka tidak akan muncul dalam sebuah adegan yang sama, rasa khawatir tetap memenuhi dada seluruh staff dalam drama itu.

"G Dragon sudah datang," ucap seorang staff setelah sutradara Yook mempersilahkan Kim Lisa juga Hwang Inyeob untuk beristirahat.

"Secepat ini? Jadwal syutingnya masih dua jam lagi," komentar sutradara Yook yang setelahnya bergegas bangun untuk menghampiri sang bintang yang akan memerankan karakter tuan Go– ayah Go Jasung.

Mereka berbasa-basi sementara Lisa berjalan ke van-nya untuk beristirahat. G Dragon alias Jiyong bilang ia datang lebih awal karena ingin melihat proses syutingnya, tapi semua orang juga tahu kalau pria itu hanya datang untuk melihat kekasihnya. Mungkin Jiyong akan terlihat santai saat seseorang memarahi kekasihnya, tapi siapa yang berani memarahi gadis yang dicintai sang bintang itu? Tidak ada yang sudi mengambil resiko pensiun dini hanya karena mengusik ketenangan si superstar kaya raya itu.

"Aku sangat menyukai karya-karyamu sutradara Yook, pastikan semua adegannya sempurna. Aku dan investor lain pasti akan mendukungmu," yakin Jiyong, seolah tengah mengatakan kalau ia mengetahui apa yang baru saja terjadi– sutradara Yook mengomeli kekasihnya hanya karena suara terengah-engah. "Kalau begitu, aku akan memperbaiki suasana hati nona Kim sebelum dia harus berlari lagi untuk adegan berikutnya. Syutingnya setelah kalian merekam adeganku kan?"

Yook Sungjae mengiyakannya, lantas mereka berpisah. Sutradara Yook pergi menemui staff-staffnya, kembali bekerja, sementara Jiyong berjalan menghampiri kekasihnya di dalam vannya.

"Hai Sia," sapa Jiyong begitu ia membuka van sang kekasih tanpa mengetuk lebih dulu. Kekasihnya sedang minum bir ketika Jiyong muncul, membuka pintu lalu masuk dan duduk di sebelahnya– di kursi penumpang bagian tengah, tepat di belakang kursi pengemudi.

"Oh? Ahjussi? Kurasa anda salah van, van putramu ada di belakang," ucap Lisa, memperlakukan kekasihnya seolah pria itu adalah ayah dari teman sekolahnya– seperti karakter mereka dalam drama.

"Bagaimana mungkin aku salah van kalau aku memanggilmu? Tentu aku tahu ini van Sia, bukan van Jasung," balas Jiyong, membuat Lisa berusaha menatap keningnya sendiri, menggerakkan bola matanya seolah ia sedang berfikir.

"Ah... Benar juga," gumam gadis itu. "Lalu kenapa ahjussi menemuiku? Ingin minta maaf karena putramu mengganggu adikku?"

Jiyong tertawa mendengar Lisa. Ia menyukai pembicaraan itu. Ia suka sekali melihat kekasih dua puluh sembilan tahunnya itu mengenakan seragam sekolah. Ia senang setiap kali Lisa menanggapi candaannya.

"Tidak," jawab Jiyong. "Aku sengaja datang untuk menemui Sia," tuturnya sembari mengarahkan tangan nakalnya ke paha gadis berseragam itu. "Dimana managermu? Kapan dia akan kembali?"

Kim Jisoo– manager Lisa– sedang pergi ke apotek sekarang. Lisa memintanya pergi sebab ia rasa kakinya butuh beberapa salep setelah dipaksa berlari seharian. Sementara staffnya yang lain– penata busana dan riasnya– ia minta untuk meninggalkannya sendirian di mobil. Agar ia bisa tidur sebentar.

"Kenapa? Ahjussi tidak ingin dia kembali dalam waktu dekat ini? Apa yang akan ahjussi lakukan kalau dia tidak kembali?" tanya Lisa, melirik tangan kekasihnya yang kini mengusap-usap kulit pahanya. Darah wanita dua puluh sembilan tahun itu berdesir, hampir mendidih hanya karena cerita yang dibangun kekasih tiga puluh tahunnya.

Pria itu tidak menjawab. Ia hanya meraih tangan kekasihnya. Sedikit menariknya untuk kemudian mengajak wanita itu naik ke pangkuannya. Di kursi van yang tidak seberapa besar itu, mereka duduk bersama, saling menatap untuk beberapa detik lalu mulai melumat bibir satu sama lain setelah bunyi klik dari kunci mobil itu. Jiyong mengunci dari dalam pintu mobil di sebelahnya dengan kunci yang ia temukan saat menggerayangi rok sekolah kekasihnya.

"Ahjussi, kau tidak boleh melakukan ini pada teman putramu," ucap Lisa, tepat begitu tautan bibir mereka terlepas. Dengan bibirnya yang basah gadis itu cemberut, tapi sama sekali tidak berencana untuk turun dari pangkuan prianya.

"Oh ya?"

Jiyong melingkarkan tangannya di pinggang ramping kekasihnya. Tidak ia biarkan gadis yang duduk menyamping di atas kakinya itu pergi darinya. Sebelah tangannya kemudian merapikan rok gadis itu, merapikan juga kerah kemeja Lisa yang sedikit miring setelah gadis itu melepaskan dasi juga kancing teratasnya– sebelum Jiyong datang.

"Kemana dasimu?" tanya Jiyong, namun tanpa menunggu jawaban kekasihnya, pria itu kembali berucap– "aku... jadi sangat bergairah setiap kali melihatmu memakai seragam ini, sayang," katanya, tanpa mengalihkan matanya dari pangkal leher sampai ke dada wanita itu.

***
Semoga aku bisa seminar proposal tanggal 2 November tahun ini ya 😭😭😭

A Place I Can't FindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang