5

822 152 6
                                    

***

Hilangnya G Dragon tentu jadi sebuah masalah besar. Seorang pria yang super terkenal dengan banyak penggemar tiba-tiba saja menghilang seolah ia tidak pernah dilahirkan sebelumnya. Sama sekali tidak ada petunjuk dimana pria itu sekarang. Satu-satunya petunjuk yang mereka temukan hanya segenang air sabun bercampur darah di bathtub rumahnya. Tidak ada tanda-tanda seseorang yang menerobos masuk, tidak ada tanda-tanda perampokan, tidak ada tanda-tanda perlawanan.

Bahkan setelah enam bulan penyelidikan, kepolisian masih saja kekurangan petunjuk. Satu-satunya yang mereka dapatkan selama masa pencarian ini hanyalah desakan juga hinaan dari publik– bagaimana cara kerja aparat pemerintah? Kenapa mereka masih belum juga menemukan G Dragon? Setiap hari ada saja sekelompok fans yang mendesak di depan kantor polisi, berteriak meminta polisi bergegas menemukan pria kesayangan mereka.

Belum lagi komentar-komentar dari fans internasional, yang luar biasa bersedih sebab tidak bisa banyak membantu. Mereka tidak bisa melakukan apapun selain memberi dukungan agar sang idola lekas ditemukan dalam keadaan baik-baik saja. Namun sebagian besar dari mereka menyerah setelah kehilangan itu memasuki bulan kedua belas.

Sejak sebelas bulan lalu, stasiun TV tidak lagi menyiarkan tentang pencarian Jiyong. Namun semua fanbase masih rutin melaporkan pada publik mengenai status pencarian mereka. Satu bulan setelah Jiyong menghilang, semua orang masih berjuang keras. Tapi kerja keras itu tidak berlangsung lama, semua orang punya kesibukan lain selain mencari sang bintang yang hilang di langit malam.

Bagaimana pun, semua yang hidup harus bertahan– karenanya agensi pun membantu tiap member Big Bang untuk fokus pada karir mereka masing-masing. Satu persatu dari empat member itu merilis album solo mereka, muncul dalam film juga beberapa drama pendek. Hanya acara bincang-bincang yang mereka hindari. Sebab terlalu sulit untuk membicarakan Jiyong ditengah-tengah kehilangan itu.

Polisi memang masih mencari, masih berusaha menemukan Jiyong bahkan walaupun pria itu muncul dalam keadaan tidak lagi bernafas. Namun publik sudah kehilangan minat pada pencarian itu. Hanya beberapa fans, yang masih percaya kalau Jiyong masih hidup dan Lisa ada bersama mereka.

Awalnya semua di bulan ketujuh semua fans menyerah. Sudah tidak ada lagi harapan Jiyong akan ditemukan hidup-hidup. Golden time mereka sudah lama berlalu. Namun saat itu Lisa muncul, berdiri di bawah sinar matahari, di depan gedung apartemen Jiyong dan menyebarkan selebaran di sana. Ia meminta siapapun yang lewat di depannya untuk bantu mencari sang kekasih yang telah lama hilang. "Aku sudah mengundurkan diri dari agensi dan memutuskan untuk membantu polisi mencarinya," tuturnya saat ia diwawancarai waktu itu.

Ada berbagai reaksi waktu itu. Salah satunya; sebagian orang menyebut Lisa sebagai pencari sensasi. Gadis yang sepi job setelah kehilangan kekasihnya itu sengaja mencari perhatian dengan berpura-pura peduli pada kekasihnya. Nanti, setelah ia di undang ke acara-acara ragam, ia juga akan berhenti sendiri– tebak publik. Namun nyata tidak. Bahkan sampai saat ini– satu tahun, tujuh bulan– Lisa tidak pernah muncul di acara ragam. Gadis itu bersedia di wawancarai saat sedang menyebarkan selebaran, namun ia tidak ingin membuang waktunya untuk datang ke acara ragam. Dengan mobilnya, Lisa berkeliling selama satu tahun lamanya, mencari Jiyong juga meminta bantuan pada orang-orang yang ditemuinya.

Harusnya Lisa muncul di acara TV, meminta bantuan orang-orang dari sana. Itu tentu akan lebih mudah, dibanding berdiri di bawah panas. Tapi apa daya? Publik tidak selamanya peduli akan hilangnya G Dragon. Pria itu hanya satu dari ratusan bintang yang setiap harinya muncul di TV. Lisa tidak bisa terus-terusan mengharap bantuan dari stasiun TV.

"Eonni, kami harus pergi ke tempat les," ucap seorang gadis dengan seragam sekolahnya. Mewakili ia dan teman-temannya. Gadis itu menghampiri Lisa, mengulurkan setumpuk selebaran di tangannya, menunggu wanita yang ia panggil menerima selebaran itu. "Besok aku akan datang lagi," ucapnya setelah Lisa menerima selebaran itu.

Lisa tidak pernah meminta anak-anak atau fans-fans itu untuk membantu. Namun setiap kali ia berpindah tempat, ada saja fans Jiyong atau fansnya yang sengaja berhenti untuk membantu Lisa menyebarkan selebaran-selebaran. Bahkan ketika di bawah foto Lisa masih ada komentar seperti "berhentilah mencarinya, dia sudah mati dan aku sudah bosan," tetap masih ada fans yang ingin membantu Lisa.

"Kau tidak perlu datang kalau terlalu lelah, biar aku saja yang-"

"Tidak," balasnya. "Aku dan VIP lainnya masih ingin membantu. Besok kami akan datang lagi," tegas gadis itu memutuskan. Ya, dengan di bantu beberapa fans Jiyong, Lisa masih menyebarkan selebaran untuk mencari Jiyong– bahkan setelah dua tahun pria itu menghilang. Bahkan setelah publik tidak lagi tertarik dengan keberadaan Jiyong sekarang.

"Kalau begitu pergilah ke tempat lesmu dengan taksi, aku yang bayar," ucap Lisa, tanpa basa-basi langsung menyetop taksi di depannya dan membiarkan empat gadis yang membantunya itu pergi ke tempat les mereka. Lisa bahkan tidak yakin besok ia akan kembali ke tempat itu, tapi anak-anak tadi berjanji akan datang lagi ke sana besok.

Tidak lama berselang, setelah kepergian taksi yang membawa anak-anak itu, sebuah taksi lain berhenti di depannya. Kali ini taksi hitam yang berhenti, taksi yang tarifnya lebih mahal dibanding jenis taksi lain. Lisa tidak begitu memperhatikan taksi itu, sebab ia baru saja melihat saldo tabungannya. Tabungannya sudah lama habis, tapi gadis bodoh itu masih saja mentraktir orang-orang yang ikut membantunya– tidak tahu diri.

"Lisa-ya," tegur seorang wanita paruh baya. Menyadarkan Lisa dari bayangan tentang barang apa lagi yang harus ia jual. Ia hampir tidak punya apapun lagi selain rumah dan mobilnya. Ia bahkan tidak punya pekerjaan lagi.

"Eomma," balas Lisa, sedikit terkejut karena melihat nyonya Kwon– alias ibu Jiyong– di depannya. "Kenapa eomma kesini tanpa menghubungiku lebih dulu? Kalau eomma menelepon, aku akan- astaga maaf aku berkeringat," celotehnya sembari menahan diri agar tidak memeluk wanita paruh baya itu.

Nyonya Kwon tidak peduli. Bau keringat atau pun bau matahari, ia tetap merengkuh Lisa ke dalam pelukannya. Gadis yatim piatu itu, kini tengah menghancurkan dirinya sendiri– pikir nyonya Kwon. Rasa bersalah memenuhi relung hati sang ibu. Hanya demi putranya, seorang gadis berbakat menghancurkan hidupnya sendiri. Hanya demi mencari pria yang belum tentu masih hidup, gadis cantik itu merelakan kecantikannya, merelakan pakaian-pakaian mahalnya, merelakan riasan-riasannya, merelakan karir juga masa depannya. Rasa bersalah saja tidak cukup untuk menggambarkan bagaimana hancurnya hati nyonya Kwon.

Kemudian di cafe, Lisa dan nyonya Kwon duduk berhadapan di sebuah kursi di sudut ruangan. Mereka sudah berada jauh dari keramaian, namun Lisa merasa tidak nyaman. Pasalnya, ia merasa sangat buruk dengan pakaiannya. Kalau ia tahu, nyonya Kwon akan datang, ia tidak akan memakai pakaiannya sekarang– celana jeans panjang dengan kaos biru lengan panjang yang kotor karena debu dan keringat. Rambutnya yang panjang ia ikat rendah, tidak terlalu kuat dan sedikit berantakan. Helai rambut yang dulu selalu harum kini terlihat begitu menyedihkan, berminyak dan kasar.

Setelah berbasa-basi tentang kabar, nyonya Kwon menjelaskan alasannya datang. Ia ingin Lisa berhenti. "Sudah lebih dari satu tahun kau melakukan ini. Kau bisa berhenti sekarang, sayang. Tentu saja aku tidak bisa merelakan Jiyong begitu saja. Aku dan suamiku akan tetap mencari putra kami. Aku hanya tidak ingin kau menghancurkan hidupmu-"

"Aku tidak bisa hidup kalau tidak melakukan ini," potong Lisa. Bodoh memang, ia bisa hidup bahagia, mencari pria lain atau melakukan hal menyenangkan lainnya. Lisa berkemampuan untuk itu, tapi ia tidak ingin melakukannya. Ia tidak ingin menyerah. "Sebelum ia menghilang, aku melakukan kesalahan besar padanya. Aku ingin menjelaskan semuanya padanya. Aku ingin mendapatkan maafnya. Bahkan walaupun aku berusaha, aku tidak bisa berhenti sekarang. Aku harus melakukan sesuatu untuknya."

"Lihat dirimu sekarang, sayang," balas nyonya Kwon. "Aku yakin Jiyong pun tidak akan senang melihatmu seperti ini. Anak nakal itu pasti akan mengomel kalau melihatmu hidup seperti ini, dia akan menyalahkanku, menyalahkan ayahnya, menyalahkan kakaknya, menyalahkan dirinya sendiri kalau kau jadi seperti ini karenanya. Jiyong baru akan bahagia kalau gadis yang dicintainya juga begitu."

"Kalau begitu, dia harusnya muncul sekarang. Aku tidak bisa bahagia kalau dia tidak disini," tegas Lisa, masih bersikeras pada keputusannya.

***

A Place I Can't FindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang