***
Beberapa minggu sebelum G Dragon menghilang.
Drama yang Lisa dan kekasihnya bintangi ternyata menjadi titik balik dalam hidup mereka. Cerita yang hangat, dengan akting yang luar biasa ternyata mampu menarik simpati banyak orang. Mereka yang awalnya meragukan Lisa, menyepelekan kemampuan aktingnya dan melabelinya parasit dalam hidup G Dragon, mulai melihat gadis itu sebagaimana yang ingin Lisa tunjukan.
Ia aktris yang hebat, pantas saja G Dragon menyukainya– komentar beberapa fans yang kini berubah pikiran atas penilaian mereka sebelumnya. Komentar-komentar itu bermunculan sejak pihak produksi mengunggah video Lisa tengah berlatih untuk adegannya. Dalam videonya, Lisa benar-benar terlihat tengah berusaha.
Lantas beberapa waktu setelah drama itu akhirnya tamat, Jiyong memberitahu Lisa kalau ia akan melakukan kewajibannya– wajib militer. Jiyong mengatakan kalau ia akan melakukan tugasnya itu awal tahun depan dan Lisa tidak keberatan karenanya. Toh mau tidak mau, kewajiban tetaplah kewajiban. Mau tidak mau Jiyong tetap harus pergi ke kamp militer itu.
Sayangnya, bahkan sebelum pria itu harus pergi wajib militer, ia tetaplah sibuk. Ia tinggalkan kekasihnya yang juga sibuk untuk pergi bekerja keluar negeri. Merekam MV-nya di luar negeri lalu menghadiri beberapa acara di sana selama hampir dua minggu. Hari ini pria itu bisa pulang. Sejak pagi, ia tidak bisa berhenti tersenyum sebab hari ini ia akan pulang, sebab besok siang ia bisa bertemu dengan kekasihnya.
"Kau sangat senang?" tegur managernya, sembari mendorong troli koper mereka di bandara, menuju tempat check in tiket.
"Ya, aku sangat merindukan Lisa," gumam Jiyong. "Sudah seminggu dia tidak menghubungiku. Dia kesal karena aku berjanji akan pulang minggu lalu tapi tidak bisa menepati janjiku. Lisa, tidak biasanya kesal begini. Dia menggemaskan sekali saat kesal begini. Besok begitu kita sampai, aku akan langsung menemuinya."
"Kau tidak menghubunginya?"
"Dia mematikan handphonenya atau memblokir nomor teleponku. Kekanakan dan sangat menggemaskan, 'kan?" cerita Jiyong. "Tapi aku sudah menghubungi managernya, dia bilang Lisa baik-baik saja. Hanya tidak ingin bicara denganku. Dia akan berhenti marah kalau aku menemuinya," yakin Jiyong– walau ternyata keyakinannya itu tidak berujung manis.
Singkat cerita, Jiyong mencari Lisa ke rumahnya begitu ia mendarat. Rumah gadis itu ada di Galleria Foret, gedung yang sama dengan rumah lamanya. Lisa memakai seluruh warisan keluarganya untuk membeli unit apartemen di sana jauh sebelum ia mulai berkencan dengan Jiyong. Belum lama Jiyong tinggal di apartemen itu– hanya sekitar dua sampai tiga tahun– lalu pindah demi menghindari gosip kalau mereka tinggal di rumah yang sama sebelum memutuskan untuk menikah. Agensi tidak ingin sepasang kekasih itu terlibat dalam skandal-skandal tidak perlu yang seharusnya bisa di hindari.
Lisa tidak ada di rumahnya saat Jiyong dan managernya datang. Setahu Jiyong– berdasarkan info dari Jisoo– kekasihnya tidak punya jadwal apapun hari ini. Namun Jiyong tidak bisa menghubungi siapapun. Baik Lisa maupun Jisoo tidak ada yang menjawab panggilannya, jadi pria itu memutuskan untuk masuk ke rumah Lisa. Mungkin ia akan menemukan Lisa di sana, atau setidaknya ia akan menemukan petunjuk dimana kekasihnya berada sekarang.
"Oh? Anda datang tuan Kwon?" sapa seorang wanita paruh baya yang hendak membukakan pintu untuk Jiyong– namun pria itu sudah lebih dulu membuka pintu itu sendiri.
"Ya, aku mencari Lisa, kau tahu dimana dia sekarang, bibi?" tanya Jiyong, sedikit terkejut sebab ia tidak menduga akan melihat pelayan rumah Lisa di sana. Setahu Jiyong, pelayan itu hanya datang satu minggu sekali untuk membersihkan rumah Lisa. Biasanya wanita itu datang di hari libur, sebab Jiyong dan Lisa jauh lebih sibuk di hari libur dibanding dengan hari kerja.
"Rumah sakit, anda tidak tahu Tuan Kwon?" tanya sang pelayan, membuat Jiyong langsung membulatkan matanya sebab Jisoo tidak mengatakan apapun mengenai rumah sakit. Jiyong bertanya mengenai alasan Lisa pergi ke rumah sakit, tapi sang bibi tidak tahu menahu alasan majikannya pergi ke sana. Satu-satunya alasan yang terpikir oleh wanita paruh baya itu hanyalah kehamilan. Sebab baru beberapa hari yang lalu ia menemukan beberapa testpack saat sedang membersihkan kamar mandi majikannya.
Jiyong terkejut, begitu terkejut sebab ia sama sekali tidak tahu tentang penyakit apalagi kehamilan kekasihnya. Satu hal yang Jiyong ingat hanya Lisa yang tiba-tiba memintanya untuk kembali lebih cepat tanpa mengatakan alasan apapun. Dengan rasa terkejut yang masih memenuhi dadanya, pria itu berlari, mengemudi dengan terburu-buru lalu tiba di rumah sakit tempat kekasihnya di rawat.
Kwon Jiyong menemukan kamar rawat Lisa setelah ia bertanya pada seorang perawat di meja resepsionis. Pria itu menerobos masuk kemudian melihat Lisa tengah duduk di atas sofa, tengah menunggu managernya berkemas. Mereka akan pulang hari ini. Mereka berencana untuk tiba di rumah sebelum Jiyong datang namun ternyata pria jauh itu lebih cepat.
Kedatangan Jiyong yang sama sekali tidak terduga itu membekukan Lisa. Membuat gadis itu mendadak pening, berputar dalam dunianya sendiri. Sesuatu yang penting akan hancur sebentar lagi– yakin Lisa.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Jiyong, tanpa berbasa-basi, seolah ia tahu apa yang terjadi di sana. "Tinggalkan kami berdua," suruhnya pada manager Lisa, di susul beberapa langkah untuk menghampiri Lisa dan menunjukkan testpack yang ia temukan di kamar gadis itu. Lisa lupa menyingkirkan benda sialan itu.
Jiyong bertanya mengenai alasan Lisa berada di sana, ia berharap Lisa tidak terluka, ia berharap Lisa tidak melukai anaknya– kalau gadis itu benar-benar hamil. Namun semua harap itu sirna begitu sang kekasih membuka mulutnya. "Kita sudah kehilangannya," ucap Lisa tanpa menatap Jiyong. Wanita yang hampir berusia tiga puluh itu menundukkan kepalanya dalam-dalam, menghindari tatapan Jiyong yang kini menusuknya. "Tidak- maksudku, aku tidak menginginkannya. Kita tidak menginginkannya. Aku tidak bisa membiarkannya tumbuh jadi aku-"
Jiyong menarik kekasihnya. Memaksa gadis kurus itu menatapnya. Ia tidak percaya dengan apa yang di dengarnya. Ia tidak ingin mempercayai itu. Berulang kali pria itu meminta Lisa berhenti berbohong, namun sang kekasih tidak mengabulkan permintaannya.
Lisa tidak berbohong. Mahluk hidup di perutnya memang sudah pergi sejak beberapa hari lalu. Lisa tidak berbohong saat ia mengatakan tidak bisa membiarkan bayi itu tumbuh.
Dengan hati yang hancur, Jiyong melepaskan Lisa. Pria itu mungkin bisa memukul kekasihnya kalau ia tidak berusaha keras menahan diri. Emosi yang tidak tertahan membuat Jiyong menendang ranjang rumah sakit di belakangnya. Ia membuat ranjang dengan roda itu terjatuh, membentur lantai dengan suara yang begitu keras– menggantikan bentakannya. Lisa hampir menangis melihat kekasihnya begitu marah.
Ia baru saja memerankan karakter Hong Sia, ia baru saja hidup sebagai seorang anak yang menghancurkan hidup orangtuanya. Lantas, tanpa berpikir panjang, gadis itu melepaskan kandungannya. Ia tidak bisa membiarkan anak dalam perutnya itu menghancurkan karir kekasihnya– atau justru karirnya yang baru saja membaik.
"Aku tidak bisa membiarkannya tumbuh dan jadi perbincangan orang-orang. Diberitakan di infotainment, jadi bahan gunjingan orang-orang, lalu dibenci seluruh negeri-"
"Tutup mulutmu." Jiyong terdengar begitu marah saat pria itu menghampiri Lisa untuk kesekian kalinya.
Di dekat pintu sudah ada Jisoo dengan beberapa perawat yang datang karena suara ranjang tadi, namun tidak satupun dari mereka berani mendekat. Jiyong terlihat bisa menghancurkan apapun saat itu. Pria itu terlalu marah, terlalu mengerikan sampai ia tidak perlu lagi berteriak dan mengamuk. Seluruh tubuhnya sudah mengeluarkan aura marah dan keji sekaligus.
"Siapa kau berani memutuskan itu? Kau melakukannya demi anak itu? Apa kau pernah bertanya dia ingin dilahirkan atau tidak?! Apa kau pernah bertanya padaku- tunggu- kau tidak akan memberitahuku? Kau tidak ingin aku tahu tentang semua ini, begitu?! Kalau begitu kau seharusnya lebih berhati-hati. Kau seharusnya tidak tertangkap basah begini. Kurasa aku tidak bisa melihat wajahmu lagi."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
A Place I Can't Find
FanfictionK-Drama "Missing: The Other Side" fanfic version. Kemana kamu pergi? Kenapa tidak ada kabar apapun darimu? Dengan hati yang sesak, aku mencoba meneleponmu. Tak lagi terhitung, berapa banyak yang ku tulis kemarin. Walau tulisanku terlihat jelek, ak...